30 April 2008

Bangsa Miskin Tapi Sombong

KALAU negara Indonesia dibandingkan dengan negara-negara maju di Eropa, tentulah tidak adil. Bedanya jauh banget!. Tapi bolehlah jika dibandingkan dengan negara-negara dunia ketiga yang hampir sama melaratnya. Kita ambil satu contoh, misalnya dengan Sri Lanka yang tergolong miskin, tetapi tidak sombong.
Di atas kertas, negara kita lebih unggul dalam sumber daya alam, sumber daya manusia maupun pendapatan perkapitanya. Tapi jangan salah, dikutip dari New York Times, PBB pada tahun 80-an pernah menampilkan ukuran perkembangan suatu negara berdasarkan tiga indeks, yakni pandai baca tulis, panjang umur dan tingkat kematian bayi. Ternyata Sri Lanka sukses menempatkan dirinya di posisi lima setelah Belanda, Amerika Serikat, Thailand dan Kuba. Ada hal positif yang patut ditiru dari Sri Lanka, adalah soal kebijakan pemerintahnya dalam membuat program sosial bagi rakyatnya. Walaupun menjadi salah satu negara yang tergolong termiskin di dunia, tetapi mampu memberikan beberapa pelayanan gratis bagi rakyatnya. Misalnya pendidikan gratis, pengobatan gratis, ransum beras gratis, transportasi disubsidi dan tidak terlalu memberatkan rakyatnya dengan tetek bengek macam pajak. Yang lebih mengagumkan lagi, para elit politiknya tidak terus sibuk bergunjing politik yang hanya membingungkan rakyat. Mungkin, kita hanya bisa menyimpulkan, bahwa kesejahteraan tidak melulu diukur dari tingginya pendapatan perkapita suatu bangsa. Survey Merryl Linch, Juli 2007 memang menyebutkan, bahwa pertumbuhan aset orang kaya Indonesia tertinggi di Asia Pasifik. Total kekayaan individu dengan aset lebih dari US$ 1 Juta mencapai US$ 60 Milyar. Tapi yang termasuk dalam kelompok ini hanyalah para konglomerat.
Lalu, apa dan siapa yang salah di Indonesia yang katanya gemah ripah loh jinawi ini sehingga selalu berada di urutan atas negara termiskin di dunia? Sutan Takdir Alisyahbana pernah berkata, “Jangan pernah membutkikan suatu kesalahan, tetapi coba buktikan bagaimana kesalahan itu bisa dihindari”. ***

Tidak ada komentar: