30 April 2008

"Drunken Master"

DALAM lingkungan kita, dikenal banyak tukang. Ada tukang bangunan, tukang service, tukang besi, tukang kawin, tukang-tukang lainnya hingga tukang mabok. Tukang bangunan ahli dalam hal arsitektur, tukang service jago memperbaiki barang-barang rusak, tukang kawin doyan cari bini baru dan tukang mabok, sudah pasti kerjanya minum miras sampai teler.
Dikaitkan dengan dunia kriminalitas, polisi menyebutkan tak sedikit kasus kekerasan dan pelanggaran hukum dilakukan oleh pelaku karena dalam pengaruh alkohol dari minuman keras yang ditenggaknya. Ironisnya, meskipun aparat hukum terus memberangus miras, tapi yang kena plasah hanya produsen yang berskala kecil. Sementara itu, produsen yang berskala besar, sepertinya masih anteng-anteng saja. Tanya mengapa?
Bicara tetang pemabuk,
Sutardji Colzoum Bachri dalam kumpulan puisi “Doa dan Idul Fitri”, menorehkan sajak yang sangat bagus, lugas, apa adanya dan blak-blakan. Bunyinya: “Dalam termangu, aku masih menyebut nama-Mu. Biar susah sungguh, mengingat Kau penuh seluruh. O, lihat Tuhan, kini si bekas pemabuk ini ngebut di jalan lurus. Jangan Kau depakkan aku lagi ke trotoir”. Untuk tambahan, orang bijak berkata: “Tak ada gunanya seorang pemabuk mencemaskan hari esok, sebab untuk mereka sebenarnya sudah tak ada lagi hari esok”.(***)

1 komentar:

birulangit mengatakan...

hm...bukannya "Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh," itu...terusannya: "cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi"

dan itu puisinya Chairil Anwar (doa..)