29 Oktober 2008

"Tuhan" (Yang) Lain

KETIKA azan Maghrib dan Isya berkumandang, kita enggan untuk beranjak dari depan televisi karena tak mau ketinggalan acara sinetron, dengan dalih masih ada waktu. Demikian pula pada azan-azan lain, kita tak langsung beranjak dengan berbagai dalih yang salah.
Tanpa sadar pula, kita menyuruh anak-anak untuk segera tidur dengan alasan supaya besok tidak telat berangkat ke sekolah, atau kita tidak terlambat pergi ke tempat kerja. Semestinya, kita cepat tidur supaya kita tidak telat sembahyang Subuh. Kita mengajarkan kepada anak-anak untuk menabung, tetapi kita jarang sekali mengajari untuk bersedekah. Ketika isteri terlambat masak, wajah kita sewot dan ngedumel. Ketika anak-anak telat pulang sekolah, kita juga marah. Tetapi kita tidak marah ketika isteri dan anak-anak terlambat shalat. Kita sering khawatir kalo tidak menyisihkan uang untuk cicilan kredit, tetapi kita tak bertanya apakah zakat fitrah dan zakat mall sudah dibayar atau belum.
Tanpa sadar pula, Tuhan telah ternomorduakan dan tergantikan oleh “Tuhan-Tuhan” yang lain. Padahal, Allah SWT tidak akan pernah tertandinigi oleh apa pun juga. Mari kita usir “Tuhan-Tuhan” yang lain itu dari kehidupan kita.(***)