18 November 2008

Tuhan Maha Melihat

PADA Suatu hari Umar bin Khatab, amirul Mu’minin yang terkenal gagah perkasa, melihat seorang gembala miskin berpakaian compang-camping sedang menggembalakan kambing yang sangat banyak milik majikannya. Umar kemudian mendekat, “Nak, boleh kah aku membeli kambingmu satu ekor saja?” tanyanya.
Si anak gembala menjawab, bahwa kambing-kambing itu bukan miliknya. Tapi milik majikannya dan tidak boleh dijualnya. Tapi Umar membujuknya lagi, “Kambing itu sangat banyak dan majikanmu pasti tidak tahu jumlahnya. Apakah dia suka memeriksa jumlahnya?” Si gembala menjawab, “Majikanku tidak pernah tahu berapa jumlah kambingnya. Dia tak pernah memeriksa dan menghitungnya.”
Umar kembali membujuk, “Kalau bergitu, jual lah kepadaku satu ekor saja. Ini uangnya bisa untuk membeli baju dan roti. Apalagi saat ini hanya ada kita berdua dan tidak ada orang lain yang melihatnya,” ujarnya.
Namun, si anak gembala itu tidak terbujuk dan menampik sodoran uang tersebut. Dengan tegar dia menjawab, “Memang benar tak ada orang lain di sini. Hanya ada kita berdua. Tetapi ada Allah SWT Yang Maha Tahu dan menyaksikan segala sesuatunya,” tegasnya.
Mendengar jawaban itu, Umar langsung mendekap anak gembala itu sambil menangis penuh kasih sayang.(***)

A I R

SERIBUAN ilmuan pada tahun 2006 lalu telah mempresentasikan kesimpulan dari sebuah diskusi yang membahas masalah air di negara Belgia. Mereka resah tentang ketersediaan air untuk manusia di masa depan.
Earth Policy Instiutute menyebutkan, bahwa harga air di beberapa negara di dunia saat ini terus meningkat. Hal ini dipicu oleh tingginya kebutuhan masyarakat terhadap air yang tidak berbanding lurus dengan ketersediaan yang ada. Sebagai contoh di Amerika Serikat (USA) harga air rata-rata naik sebesar 27 %, di Inggris naik 32 %, Australia naik 45 %, Afrika Selatan naik 50 %, di Kanada naik 58 % dan di Tunisia air yang digunakan untuk irigasi naik 4 kali lipat selama 10 tahun terakhir. Bagaimana di Indonesia?
Di negara yang katanya gemah ripah loh jiinawi ini, kebutuhan akan air juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Contoh sederhana adalah terus meningkatnya permintaan masyarakat untuk dilayani oleh juragan air perusahaan pelayanan air minum. Masih untung, Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak laut, danau dan sungai-sungai besar yang airnya bisa dimanfaatkan untuk dikonsumsi oleh masyarakat.(***)

Bijaksana ala Al Ghazali

MATEMATIKA langit banyak sekali mengajarkan logika terbalik. Dari nilai-nilai kearifan lokal (Jawa) misalnya ada ungkapan; wani ngalah luhur wekasane, orang yang berani mengalah akan terhormat di belakang hari.
Kalau menurut matematika bumi, mengalah sama saja dengan kalah, berarti lemah . Tetapi menurut matematika langit, mengalah adalah kekuatan,karena hanya orang kuat yang bisa mengalah. Mengalah berbeda dengan kalah, orang yang bisa mengalah biasanya menang dibelakang, orang yang menang-menangan biasanya akhirnya malah kalah. Nah nilai-nilai kearifan universal banyak sekali dijumpai, di ayatkitab suci, hadits maupun maqalah atau kata-kata mutiara.
Berikut ini contohnya: “Barang siapa (pemimpin) yang rendah hati, ia akan diangkat martabatnya oleh Tuhan, dan barang siapa (pemimpin) sombong, ia akan dijatuhkan Tuhan”.Kemudian: “Cintailah kekasihmu sederhana saja, siapa tahu di belakang hari ia justeru menjadi orang yang paling kau benci, dan bencilah musuhmu sederhana saja, siapa tahu di belakang hari ia justeru menjadi orang yang paling kau cintai”.(Al Ghazali)