20 April 2009

Dokter vs Tukang Jahit

DALAM kehidupan ini terkadang penuh dengan kejutan, bahkan misteri. Hal-hal tak terduga sering kali terjadi di alam kehidupan sekitar kita. Seperti gambaran yang akan dikisahkan di bawah ini.
Alkisah ada seorang kaya, sebut saja Pak Anto (mirip dengan nama panggilan saya), bukan nama sebenarnya, bertahun-tahun mengeluhkan kesehatannya. Yakni berkaitan dengan telinganya yang sering berdenging, matanya berdenyut-denyut dan kepalanya pusing. Beberapa dokter terkenal sudah dia kunjungi untuk minta penyelesaian atas penyakit yang dideritanya itu. Dokter pertama menyarankannya supaya dia melakukan implantasi saluran pengering cairan di kupingnya. Walaupun dia mengikuti saran itu, tapi kondisinya tak juga berubah. Dokter kedua, menyarankan agar melakukan operasi rekonstruksi struktur tulang hidung. Hasilnya nihil juga. Tapi dasarnya orang berduit, dia tak pernah menyerah dan terus memburu dokter-dokter terkenal dan mahal bayarannya. Selanjutnya dia mendatangi dokter ketiga. Di luar dugaannya, dia malah divonis oleh dokter itu, bahwa usianya tak bakal lama lagi. Sisa hidupnya tinggal menunggu sekitar setahu lagi. Dokter itu berkata tak mampu berbuat apa-apa terhadap penyakit Pak Anto ini. Saat itu pula, hidupnya menjadi tak bergairah. Semangat hidupnya terpengaruh oleh vonis dokter ketiga itu.
Setengah pasrah, dia ingin menikmati sisa hidupya yang tinggal tak lama lagi itu dengan sebaik-baiknya. Dia keliling dunia dengan menyewa kapal pesiar beserta istri dan sanak saudara serta kolega bisnisnya. Untuk persiapan keliling dunia, dia memesan sebanyak 15 buah setelan jas dan pakaian terbaik pada seorang penjahit terkenal di kotanya. Sesuai dengan prosedur standar, pak Anto harus pergi ke tukang jahit untuk mengukur badan. Meskipun dia males karena direcokin sama penyakitnya itu, dia tetap pergi menemui tukang jahit tersebut. Si penjahit bilang kalau ukuran lengan 35 dan ukuran leher 18. Pak Anto protes soal ukuran leher tersebut, karena biasanya 16.
“Pasti anda salah ukur, karena biasanya saya menggunakan ukuran 16,” katanya.
Si penjahit bersikukuh ukuran Pak Anto adalah 18. Dia berkata, “Saya sulit membayangkan jika bapak menggunakan ukuran 16. Sebab, jika kerah baju kekecilan maka akan menyebabkan aliran oksigen dari otak menjadi tersumbat. Akibatnya telinga akan berdenging, kepala pusing dan mata tertekan keluar seperti mau copot”.
“Hahh..?!” Pak Anto terperangah. (***)

Tidak ada komentar: