21 Mei 2009

Onani, Masturbasi dan Dengkul Kopong

“Dalam menyelam ke dasar kenikmatan, kita lebih banyak memperoleh kerikil ketimbang mutiara”. (Honore de Balzac)

TERLEPAS dari kontroversi soal baik buruknya melakukan onani atau masturbasi, dilihat dari sisi kesehatan adalah gejala normal. Bahkan jikalaupun dilakukan dalam jangka waktu tertentu tidak akan menimbulkan afek negative apa-apa, kecuali menimbulkan pengaruh psikologis, termasuk mendapatkan kenikmatan sejenak.
Masturbasi berasal dari bahasa latin “Masturbari” yang memiliki arti mencemari diri sendiri. Sedangkan, untuk istilan onani diambil dari nama tokoh dalam Alkitab Perjanjian Lama, Onan, adalah putra Yuheda (Kitab Kejadian:38:8-10). Bermula ketika Yuheda menyusur Onan untuk menikah (melakukan hubungan seks) dengan isteri almarhum kakanya, dan Onan ternyata mematuhinya. Namun, setiap melakukan hubungan intim, Onan selalu membuang spermanya di luar dengan alasan tidak ingin menghamili istri kakanya itu. Sehingga menimbulkan amarah Tuhan. Karena itulah, dalam agama apa pun juga, kegiatan masturbasi dan onani selalu mendapat hujatan. Intinya adalah, kenikmatan yang dihujat.
Mungkin kedegilan Onan itu bisa dianggap sebagai tindakan pencegahan kehamilan dengan cara yang paling primitive sebelum diketemukannya kondom. Sehingga sejarah Onan ini selanjutnya diabadikan oleh umum untuk menyebut semua jenis perbuatan yang merangsang diri sendiri demi mendapatkan kepuasan atau orgasme. Walaupun apa yang dilakukan oleh Onan ribuan tahun silam itu tidaklah sama dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang yang suka onani sekarang ini. Sehingga sudah tak ada kesempatan bagi Onan untuk melakukan protes atas penggunaan namanya itu.
Selanjutnya, mengenai mitos yang menyebutkan mastrubasi bisa mengakibatkan dengkul runcing atau kopong, menurut Guntoro Utamadi dari PKBI Pusat, hal itu tak bisa dibuktikan kebenarannya.(**)

Tidak ada komentar: