05 November 2009

Buaya vs Cicak=Tikus Tertawa

“Binatang tak dapat menggunakan lidahnya untuk berbicara. Tapi tak berarti binatang tak memiliki jiwa”.(Frederich Bligh Bond)

ADA-ada saja orang media menggambarkan perseteruan antara Polri dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang diibaratkan seperti “pertempuran” antara Buaya versus Cicak. Tapi apa pun istilah untuk itu, sehebat apapun implikasi yang ditimbulkannya, saya hanyalah orang kecil yang tak berani untuk ikut campur. Bukan kapasitas saya.
Lebih baik, saya berbicara tentang Buaya dalam arti sesungguhnya. Buaya (bukan buaya darat), adalah salah satu binatang peninggalan purbakala yang masih tersisa. Tubuhnya kasar dan menyeramkan. Apa saja disantapnya. Karena konon Buaya tidak memiliki lidah, sehingga tidak bisa merasakan nikmatnya mangsa yang dimakannya. Mulai dari binatang besar hingga binatang kecil, termasuk bangkai pun disikatnya. Menurut cerita-cerita dongeng masa kecil tentang binatang (Fabel), tidak pernah didongengkan tentang Buaya vs Cicak. Tapi kalau Buaya vs Kancil si binatang cerdik, sudah sering didengar. Tetapi dongeng tentang Buaya vs Cicak, baru di penghujung tahun 2009 ini mendengarnya di negara ini, Indonesia.
Saya memang tidak sempat wawancara langsung dengan para Buaya yang ganas, seram bin menakutkan. Namun seandainya mereka diberi pertanyaan memilih mana antara menyantap Tikus dengan Cicak? Kemungkinan besar Buaya akan menjawab memilih memangsa yang lebih besar. Yakni tikus, jika tujuannya adalah untuk mengenyangkan perut. Tapi kalau memiliki tujuan yang lain, misalnya merasa tersaingi karena tubuhnya agak-agak mirip? Entahlah, saya belum mendapatkan pers rilis tertulis dari Buaya. Atau mungkin ada alasan lain, karena sudah tidak ada lagi tikus sehingga Buaya melirik Cicak untuk jadi santapan? Entahlan, saya juga tidak tahu, karena Buaya belum pernah menggelar jumpa pers. Lalu, benarkan tikus-tikus sudah pada musnah di negeri ini sehingga Cicak yang jadi sasaran Buaya?
Nah, berarti keberadaan Cicak saat ini terancam karena sedang bermusuhan dengan Buaya. Tak berlebihan jika binatang yang biasanya nempel di dinding ini terusik jiwanya. Masa-masa indah berburu serangga kecil dengan lidah sebagai senjatanya, bakal tak lagi dinikmati Cicak jika Buaya masih saja mengincarnya.
Dibanding Buaya, Cicak memiliki tubuh kecil yang memiliki kelebihan nempel di permukaan yang licin. Dibanding Buaya, makanan Cicak tidak gede. Cukup serangga-serangga kecil. Perutnya gak muat. Rasanya mustahil Cicak makan Buaya. Tetapi masuk akan jika Buaya makan Cicak. Perseteruan antara Buaya dengan Cicak ini, mungkin membuat Tikus tertawa terbahak-bahak. “Hik..hik..hik..” tawa tikus lirih, karena takut ketahuan sedang ngetawain Buaya vs Cicak.(**)

Tidak ada komentar: