03 Juni 2010

Anak Gadisku

“Anak-anak membutuhkan kekuatan untuk bersandar, memerlukan dada untuk tempat menangis, dan memerlukan contoh untuk tempat belajar”.(Anonim)

EDISI kali ini, saya ingin bercerita tentang kisah nyata seorang pria berusia matang yang bisnis dan karier politiknya sukses. Duitnya banyak, mobilnya menterang, kekayaannya melimpah, dan makmur. Sepintas kehidupannya terlihat sempurna tak kurang satu apa pun.
Tapi siapa nyana jika kehidupan rumah tangganya tak jelas. Isterinya sibuk arisan ke sana kemari, gila dengan perhiasan dan hobi banget belanja di mall dengan teman-temannya yang tak jelas pula. Dia punya seorang anak yang baru gede, cantik, ranum seperti bunga yang baru mekar, tapi jarang ketemu di rumah.
Pada suatu hari, sepulang dari kantor pria ini langsung menuju ke sebuah mall yang sudah menjadi kebiasannya. Dia memesan makanan dan minuman dan dibawanya ke sebuah meja yang masih kosong. Di meja lain, dua cewek berpakaian putih abu-abu asyik bercengkrama dan sesekali menerima telpon dan bermain SMS. Beberapa kali, kedua cewek ini saling berbisik dan melemparkan pandangan genit ke arah pria ini, seperti sedang mencari perhatian. Dalam benak pria ini, kedua cewek itu pasti “bisa dipakai”. Pria ini tersenyum ke arah dua cewek itu dan disambut hangat. Bahkan, setelah menangkap isyarat-isyarat tertentu, kedua cewek SMA ini bergabung ke meja pria ini.
Terjadilah obrolan antara ketiganya hingga tertuju pada topic yang mengarah kepada ajakan untuk berkencan. Kedua cewek ini mau berkencan, tapi dengan tariff tinggi. Bagi pria ini, uang tidak menjadi persoalan, hanya saja kedua cewek ini siap berkencan atau diboking, namun dengan persyaratan.
“Kami siap berkencan dan melayani Om, tapi syaratnya kami harus pulang ke rumah sebelum tengah malam dan tidak melakukan hubungan layaknya suami isteri. Kami ingin tetap perawan hingga menikah kelah,” kata kedua gadis SMA itu.
“Kalau Om pengen full service, kami punya temen cewek yang bisa dipakai. Orangnya cantik dan seksi. Kalau Om berminat, kami bisa mengurusnya,” lanjut kedua gadis itu sambil menyodorkan sebuah foto di dalam telpon genggamnya.
Sejanak, pria itu memperhatikan foto gadis dalam HP itu. Sepertinya wajah itu sangat tidak asing baginya. Dia terkejut dan langsung terdiam, termangu dan dunia rasanya akan runtuh, kiamat. Ternyata, foto dalam HP itu adalah anaknya gadisnya. Tak ada kalimat yang keluar dari bibirnya. Dia beranjak dari kursinya dan pergi begitu saja meninggalkan kedua gadis itu.(Dari Kisah Nyata)

Tidak ada komentar: