07 Agustus 2010

Binatang Punya Malu



“Binatang adalah teman yang menyenangkan. Dia tidak pernah mengeluh, dan tidak pernah pula mencela”.(George Elliot)

SEORANG
Suffi bernama Mustafa Mahmoud bercerita dalam bukunya berjudul “Melihat Allah”, bahwa banyak kejadian di dunia ini yang pantas dijadikan sebagai pelajaran oleh manusia. Dia mencontohkan tentang kisah peristiwa menggemparkan di Cairo, Mesir beberapa puluh tahun silam.
Kisah itu bermula ketika seorang pemain sirkus harus tewas seusai pertunjukan karena diterkam oleh Macan peliharaannya sendiri. Sebelum menghembusakan nafas terakhirnya, dia sempat berpesan kepada anaknya agar macan itu tidak dibunuh. Konon, pesan terakhir itu dipenuhi oleh sang anak dan memilih mengirim si Raja Rimba itu ke sebuah kebun binatang di kota yang sama. Di tempat barunya, Macan itu menjadi seekor binatang yang pendiam, pemurung dan tak bergairah sama sekali. Meski disediakan daging segar dan betina paling cantik dari bangsanya, tetap saja dia tak bergairah untuk menikmatinya. Dia benar-benar seperti mengalami gangguan jiwa hingga akhirnya ditemukan sudah mati dalam keadaan mengenaskan. Ekornya terbelah, keempat cakarnya hancur putus dimakan olehnya sendiri. Seolah-olah cakar itu lah yang selalu mengingatkan pada dirinya tentang perbuatan jahat yang kemudian paling dia sesali dan sangat memalukan karena telah membunuh tuannya sendiri yang selama ini menjaganya, menghidupinya dan menyayanginya sejak kecil.
Selain contoh di atas, jenis binatang lain yang dikenal memiliki rasa malu adalah Unta. Konon, sebelum melakukan hubungan intim, binatang khas gurun pasir ini terlebih dulu akan mengelilingi daerah sekitar untuk memastikan tidak ada sepasang mata yang memperhatikannya. Karenanya, Unta dijuluki “Raksasa Pemalu”.
Demikian pula dengan Kucing. Setelah selesai membuang hajat, binatang peliharaan ini tidak akan buru-buru beranjak pergi. Tetapi terlebih dahulu dia akan menimbun kotorannya dengan pasir atau tanah beberapa kali hingga tidak menimbulkan bau.(***)

Tidak ada komentar: