07 Agustus 2010

Ketika Obama Stop Merokok


“Orang bijaksana lebih banyak belajar dari orang bodoh, ketimbang orang bodoh yang belajar dari orang bijaksana”. (Cato)

SEDIKIT yang tahu, bahwa pada mulanya Barrack Obama, Presiden Amerika Serikat yang ke-44, penghuni gedung putih berkulit hitam pertama itu, adalah seorang perokok berat. Kini, dia sudah tak lagi merokok.
Bermula pada tahun 2006 ketika dia memutuskan keinginannya untuk menjadi presiden. Keinginannya itu disampaikannya kepada sang istri, Michelle LaVaughn Robinson Obama. Diluar dugaan, ternyata Obama mendapat dukungan dari istrinya, bahkan sang istri rela berhenti dari pekerjaannya sebagai Wakil Direktur Komunikasi dan Humas Rumah Sakit Chicago dengan gaji tahunan US$ 276.618 setara dengan Rp 3,1 Milyar. Di atas gaji Obama sebagai senator yang hanya US$ 157.082 per tahun atau setara dengan Rp 1,7 Milyar.
Tapi, dukungan sang istri kepada Obama ternyata tak gratis. Dia bersedia memberikan dukungan jika Obama berhenti kebiasaan jeleknya: merokok. Kesepakatan itu menjadi energi positif bagi Obama. Hasilnya, Obama tak hanya berhasil dalam Konvensi, dia bahkan berhasil menjadi orang nomor satu di negara adikuasa itu. Peribahasa menyebutkan, walaupun seseorang telah matang dan bijaksana, dia tetap membutuhkan nasihat. Lalu benarkah Obama berhenti merokok pasca terpilih sebagai presiden?
Beberapa stafnya konon pernah melihat Obama merokok lagi. Dimungkinkan karena banyaknya pekerjaan dan persoalan yang harus ditangani oleh presiden yang pernah menjadi “Anak Menteng” Jakarta ini. Belum diketahui pula, apa tanggapan sang isteri ketika mengetahui suaminya merokok lagi. Yang pasti, meskipun Michelle dikenal sebagai wanita keras bak batu cadas, namun mungkin ada kata maaf bagi Obama. Karena kini Obama bukan hanya sekedar suaminya, tetapi juga Presiden AS yang sebagian besar warganya adalah perkokok. Tulisan ini sengaja saya turunkan pada edisi ini, karena pada tanggal 31 Mei kemarin, seluruh dunia memperingati Hari Tembakau Sedunia. Ada anekdot, bahwa seorang perokok tidak akan pernah tua, karena kebanyakan dari mereka mati muda.(***)

Tidak ada komentar: