07 Agustus 2010

Mutilasi

“Perilaku seseorang adalah terjemahan dari jalan pikirannya”.(John Locke)

KEJAHATAN potong-memotong tubuh korbannya, menjadi kabar besar tahun 2008 dengan terungkapnya kasus pembunuhan berantai dengan pelaku Ryan si Penjagal dari Jombang. Di tahun 2010, kasus serupa kembali gempar dengan pelaku Babe, yang memutilasi sedikitnya 7 anak-anak jalanan yang ditampungnya setelah sempat disodominya.
Dalam dunia pewayangan, mutilasi pernah terjadi dam diilustrasikan dengan jelas. Dalam kisah klasik Perang Ramayana karya Empu Walmiki yang menceritakan tentang peperangan antara Rama dengan Kumbakarna si Senopati Alengka, telah menggambarkan tentang mutilasi. Bermula kerika Kumbakarna sedang mengamuk membasmi pasukan kera pimpinan Sugriwa dan Hanoman. Tak ingin pasukannya binasa, Sang Rama pun turun tangan. Dengan panah saktinya, Rama berhasil memenggal kedua tangan Kumbakarna. Namun walaupun hanya dengan kaki, keperkasaan Kumbakarna seperti tak terhentikan dan banyak pasukan kera yang tewas diinjak-injak.
Rama kemudian membidik busur panah saktinya ke arah kedua kaki raksasa angkara murka itu dan putus seketika. Tapi, Kumbakarna benar-benar sakti mandraguna. Dia tak kehilangan nyali dan mengguling-gulingkan tubuh besarnya untuk melindas pasukan kera yang sudah kocar-kacir. Banyak kera yang tewas penyet akibat tergencet. Amarah Rama tak tertahankan. Panahnya kembali melesat mengarah kepala Kumbakarna yang langsung tewas dengan kondisi tubuh hampir tak berbentuk lagi. Tubuh Kumbakarna dimutilasi alias dipotong-potong oleh Rama dengan panahnya.
Bukan hanya itu, pada bagian lain kisah Ramayana ketika Rama bertempur dengan Raksana Rahwana, mutilasi juga terjadi. Dikisahkan, beberapa kali Rama memotong-motong tubuh Rahwana dengan pusaka saktinya. Tetapi tubuh yang sudah putung-putung itu kembali menyatu. Pasalnya, Rahwana memiliki kesaktian bernama Aji Pancasona.
Kemudian, kalau Anda pergi ke pasar, akan melihat pedagang daging memotong-motong bagian tubuh ayam daging, sapi, kambing, babi, kerbau hingga menjadi beberapa bagian. Entah ada atau tidak hubungannya dengan sejarah mutilasi, namun para pedagang daging di pasar juga termasuk pelaku mutilasi.(**)

Tidak ada komentar: