07 Agustus 2010

Sponsor


“Kebangkrutan paling buruk dalam hidup ini adalah kehilangan semangat hidup”.(Gerard de Nerval)


SAYA akan berkisah tentang hal yang mencengangkan, tentunya yang ada kaitannya dengan judul tulisan ini, Sponsor.
Logan Cambell atlet Taekwondo Selandia Baru pemegang sabuk hitam yang pernah bertanding di Kelas Bulu Olimpiade Beijing 2008, adalah pemegang gelar Korea Open 2008. Kisah bermula ketika ternyata keberangkatannya ke Beijing dan ke Korea Open, tidak dibiayai oleh Negeri Kiwi ini. Tapi ditanggung Max, ayahnya dan menghabiskan duit US$ 150 ribu atau sekitar Rp 987 juta. Untuk menghadapi Olimpiade London 2012 mendatang, dia harus berpikir keras mendapatkan dana guna biaya keberangkatannya. Sebab, meski prestasinya moncer, tak membuatnya mudah mendapatkan sponsor, kantongnya tetap tipis. Campbell kemudian mendirikan usaha rumah bordil bersama rekannya Hugo Philips, seorang sarjana akuntansi. Usahanya mulus, karena prostitusi bisnis legal di Selandia Baru.
Atlet Selandia Baru lain yang bernasib sepertinya adalah dua atlet wanita, yakni perenang Toni Jeffs, dan pembalap sepeda Nicole Tasker. Pada Olimpiade Barcelona 1992, Toni Jeffs tampil disponsori Brian Le Gross, pemilik club tarian telanjang The White House. Namun nasib pilu dialami Nicole Tasker yang harus menari bugil di hadapan dan pangkuan pengunjung klub malam di Auckland demi bisa berangkat ke Olimpiade Sydney 2000. Kebanyakan, nasib atlet Selandia Baru memang sulit dapatkan sponsor.
Kisah lain dialami Mohini Bardwaj, atlet senam Amerika Serikat. Dia bisa berangkat ke Olimpiade Athena 2004 dan meraih medali perak di kelas artistik, disponsori oleh artis seksi Pamela Anderson yang tiba-tiba menyodorkan uang US$ 20 ribu kepadanya.
Atlet Irak bernama Fasial, harus menjual mobil Ferari 328 GTS 1989 milikya demi mengikuti kejuaran dunia ski pada Maret 2009. Dia ingin menjadi atlet Irak pertama yang berlaga di olimpiade musim dingin, nomor slalom ski, olahraga ganjil untuk orang Irak. Mujur, untuk olimpiade musim dingin di Vancouver, Kanada 2010, Pemerintah Irak bersedia membiayai atlet urutan 28 dunia ini.
Kisah lain, 5 gadis atlet biathlon (gabungan menembak dan ski lintas alam), harus menahan dingin mengikuti sesi pemotretan kalender 2009 tanpa busana. Hasil penjualan kalender ini untuk biaya tambahan berangkat ke Olimpiade Musim Dingin 2010.Mereka sebenarnya meniru atlet ski lintas alam Kanada yang melakukan hal serupa sebelumnya di tahun 2000-an. Bagaimana dengan atlet Indonesia?(***)

Tidak ada komentar: