07 Agustus 2010

Tragedi Bangsa Midas


“Siapakah orang yang kaya? Dia adalah yang merasa puas!. Siapakah dia itu? Tidak seorang pun”. (Benjamin Franklin)

DALAM buku karya Dr. Komaruddin Hidayat berjudul “Tragedi Raja Midas” diceritakan tentang seorang raja yang bernama Midas. Dia adalah seorang figure terkenal dalam legenda Yunani Kuno. Seperti apa dia?
Raja Midas digambarkan sebagai sosok yang rakus, sangat bangga dengan kekuasaan, gila jabatan dan sudah pasti adalah gila harta dengan tiada hentinya menumpuk kekayaan yang sudah melimpah ruah. Dia tak peduli harus mengorbankan kepentingan rakyatnya, yang penting dia bisa bergelimangan harta benda. Meskipun tabiatnya yang rakus itu kian menjadi-jadi, namun rakyatnya tak ada yang berkutik. Sebagian besar rakyat membencinya. Tapi tak ada yang berani memberontak atau melawan terang-terangan. Paling banter, rakyat hanya berani berkasak-kusuk ria di warung-warung kopi atau bermain sindiran.
Namun, pada suatu hari, rakyat bersuka cita setelah mendengar Raja Midas menjadi gila karena permaisurinya mati dan berubah menjadi patung emas. Penyebabnya, raja yang tidak pernah puas harya kekayaannya itu sehelumnya pernah melakukan semedhi untuk bertemu Dewa Kekayaan (bukan Dewa 19). Dia minta agar tangannya dianugerahi kekuatan magic sehingga benda apapun yang disentuhnya bisa berubah menjadi emas. Permohonan Raja Midas itu ternyata dikabulkan oleh Dewa. Dengan kesaktian magic-nya, Raja Midas pun mulai menyentuh setiap benda yang ada di sekitarnya dengan mengucapkan mantera-mantera yang diterimanya dari Dewa. Sehingga, mulai dari istana hingga benda-benda yang ada di dalamnya seluruhnya berubah menjadi emas, termasuk pagar dan pohon-pohon di sekitarnya. Kekayaannya kian tak tertandingi di seantero negeri, bahkan negeri lain.
Tragedi bermula ketika setelah puas dengan hasil dari kesaktian tangannya, Raja Midas merasa sangat haus, dahaga dan lapar. Dia kebingungan, karena setiap makanan dan minuman yang disentuhnya berubah menjadi emas. Dia berteriak dan memanggil anak dan isterinya yang kebetulan sedang berlibur ke istana lain di luar kota. Begitu permaisuri datang, segera dipeluknya sambil menangis layaknya anak kecil. Bisa ditebak, permaisurinya pun menjelma menjadi emas. Sejak saat itu, Raja Midas menjadi gila dan mendapat cemoohan dari rakyatnya sendiri…
Itu lah Raja Midas. Mungkin di sekitar kita, para pemimpin kita, para pejabat kita bahkan kita sendiri, bahkan bisa semua orang masuk dalam kelompok Raja Midas. Yang haus dan gila akan kekayaan, kekuasaan, status social, status ekonomi serta gila-gila yang lain yang bisa mengarah kepada munculnya praktek korupsi. Jangan sampai kita menjadi Bangsa Midas.(***)

Tidak ada komentar: