07 Agustus 2010

Facebook


“Kebebasan adalah hak untuk melakukan apa saja, sepanjang diizinkan oleh undang-undang”.(Charles Baron de Montesquieu)

TERLEPAS dari perdebatan yang hanya mengabis-habiskan energi soal halal dan haramnya Facebook, ternyata Facebook ini bisa menjerat buronan polisi. Begini ceritanya…
Carmel Corbo dan Gordon Poyser warga Canbera Australia meminjam uang sebesar $A 150 kepada MKM Capital untuk membeli rumah. Saat jatuh tempo, pasangan ini tak mampu membayar, dan memilih untuk kabur. Menurut prosedur hukum di negara itu, jiak tersangka tak hadir dalam persidangan, pengadilan akan menerbitkan surat gugatan. Surat ini harus disampaikan penggugat kepada tersangka. Biasanya bisa dikirim via jasa pos atau kurir. Tapi karena pasangan ini tak diketahui dimana rimbanya, maka penggugat alami kesulitan mengirim dukumen ini. Akhirnya, pengacara MKM Capital mengumumkan pencarian keduanya di koran Canbera Times. Tapi keduanya tak berhasil diketemukan, seperti layaknya raib ditelan bumi. Padahal, sebenarnya keduanya tak benar-benar ngumpet. Dalam ketidakjelasan alamatnya, ternyata keduanya masih aktif di Facebook. Pengacara MKM Capital, berhasil memantaunya melalui daftar teman dan aktivitas keduanya di situs jaringan social ini. Lembaga pembiayaan ini pun memohon kepada Mahkamah Agung Australia untuk menetapkan Facebook sebagai media yang sah untuk menyampaikan dokumen gugatan. Desember 2008, MA Australia mengabulkan permohonan itu, dan Australia menjadi negara pertama di dunia yang mengakui Facebook sebagai media legal di pengadilan.
Kisah lainnya, Facebook juga berurusan dengan hukum di Toronto, Canada. Bermula ketika Stephanie Rengel, 14 tahun, dibunuh oleh dua rekannya yang berusia 15 tahun dan 17 tahun di malam tahun baru 2009. Undang-Undang Kriminal Remaja (The Youth Criminal Justice Act) negara itu melarang menyiarkan nama korban atau pelaku yang masih di bawah umur, alias masih kurang dari 18 tahun. Kecuali jika orang tua korban mengizinkan demi keperluan pelacakan. Maka ketika pembunuhnya tertangkap, kepolisian Toronto menggelar konfrensi pers dan meminta media tak menyebutkan namanya. Mereka yang melanggar beresiko dikirim ke penjara. Tak dicantumkan di media massa, informasi itu justru muncul panjang lebar di Facebook. Teman-teman Stephanie membuat groups, kelompok virtual di Facebook, untuk mengenang almarhumah. Bukan hanya nama, foto Stephanie dan pembunuhnya malah dipajang besar-besar. Corey Hafezi, pengelola groups itu tak menyadari telah melanggar larangan sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Kriminbal Remaja. Alain Charette, juru bicara Departemen Hukum, menyatakan larangan publikasi di media itu juga berlaku untuk internet, termasuk Facebook. Kelompok maya ini pun dibreidel demi hukum, walaupun informasi yang ditayangkan sudah terlanjur menyebar luas.
Selanjutnya, Edward Richardson berang bukan kepalang terhadap isterinya, Sarah, yang mengubah statusnya di situs Facebook dari married menjadi single. Warga Staffordshire Inggris itu menelpon isterinya, tapi tak dijawab. Pria berusia 41 tahun itu kemudian menyambangi rumah mertuanya dan menikam isterinya hingga tewas mengenaskan.
Facebook memang tak bisa dianggap main-main. Setelah lima tahun berkiprah, kekuatan Facebook menyebarkan informasinya mulai dirasakan “mengancam” berbagai pihak. Pemerintah Maroko berhasil mencokok Fouad Mourtada, seorang insinyur berusia 26 tahun yang “iseng-iseng” membuat akun Pangeran Moulay Rachid, adik Raja Mohammed VI. Mourtada ditangkap pada Maret 2008 dengan tuduhan kejahatan pemalsuan identitas. Pemerintah Maroko menyatakan satu-satunya sumber informasi keluarga kerajaan adalah Maghreb Arabe Presse, kantor berita resmi negara itu, bukan situas web. Kemudian Pemerintah Iran dan Suriah misalnya, sampai harus memblokir situs ini. Iran yang juga menututp akses YouTube dan MySpace, khawatir Facebook menjadi saran penggalangan kekuatan oposisi. Sedangkan Suriah tak ingin situs ini jadi sarana pengkritik pemerintahan, termasuk khawatir pengaruh Yahudi Israel menyusup masuk lewat Facebook.(***)

Artis “Ganti Baju”


“Jika Anda ingin tahu siapakah sebenarnya dia, maka angkatlah dia sebagai penguasa”. (Pepatah Yugoslavia)

TAK lama lagi, wajah parlemen kita di pusat, bakal lebih berwarna. Karena sejumlah artis termasuk pelawak yang terpilih dalam pemilihan umum legislative 2009 lalu, bakal segera “ganti baju”. Disebut berganti baju, karena mereka sebelumnya adalah insane itertaiment yang tugasnya menghibur rakyat. Kini mereka akan bertugas membahas sejumlah peraturan dan perundang-undangan untuk Negara Indonesia tercinta ini.
Jika pada tahun 2004 lalu hanya ada 5 orang dari sekitar 25 caleg kalangan artis, maka pada tahun ini jumlahnya bertambah menjadi 15 orang dari 70-an caleg artis. Sebanyak 15 orang artis yang dipastikan melenggang ke Senayan itu jika dihitung presentasenya mencapai sekitar 2,6 % dari 560 kursi yang tersedia di DPR.
Artis yang berganti baju itu adalah pelawak Eko “Patrio” Purnomo dan Primus Yustisio yang diusung oleh Partai Amanant Nasional (PAN). Sementara itu caleg artis dari Partai Demokrat (PD) yang lolos ke Senayan berjumlah tujuh orang. Mereka adalah Vena Malinda, Tere Pardede, Adjie Massaid dan isterinya Angelina Sondakh, Inggrid Kansil, Nurul Qomar, dan Ruhut Sitompul. Caleg artis yang diusung Partai Golkar yang juga melenggang ke Senayan sebanyak tiga orang, yakni Nurul Arifin, Tantowi Yahya, dan Teti Kadi. Selanjutnya, PDI Perjuangan hanya mampu mengusung dua orang caleg artisnya ke Senayan, yaitu Rieke Dyah Pitaloka dan pelawak Dedi “Miing Bagito” Gumelar. Dari Partai Gerindra hanya ada satu orang, yaitu Rachel Maryam.
Secara kualitas, apakah mereka bakal mampu menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat? Jawabannya, ada pada masa lima tahun ke depan untuk membuktikannya. Jika kontribusi mereka sangat kecil bagi rakyat, lebih baik di pemilu legislative mendatang tak perlu memilih caleg artis. Yang perlu diingat, mereka melenggang ke Senayan karena bukan sekedar mewakili partainya pengusungnya.(**)

Orang Kaya Baik Hati

“Menjadi orang miskin adalah masalah. Tetapi menjadi orang kaya, tidak selalu menjadi jalan keluarnya”.(Ir Anton L Wartawan)

TIDAK sedikit orang kaya yang baik hati, namun banyak pula orang kaya yang jahat hati yang tidak peduli dengan situasi dan kondisi di sekelilingnya.
Era filantropi (orang-orang kaya dermawan), dimulai pada era Andrew Carnegie si Raja Baja Dunia, setelah dia menulis buku berjudul “The Gospel of Wealth” yang berisi ajakan bagi orang-orang kaya untuk berbagi keberuntungan di sisa hidupnya. Dia sendiri menyumbangkan seluruh kekayaannya pada tahun 1889 sebesar US$ 350 juta. Kini senilai US$ 3 Milyar, yang digunakan untuk membangun sebuah perpustakaan di seluruh Amerika Serikat.
Apa yang dilakukan oleh Carnegie, ternyata membawa inspirasi bagi orang kaya yang lain. Terbukti pada tahun 1907 bankir kenamaan, Russel Sage, wafat dan jandanya, Olivia, mendirikan yayasan besar dan modern pertama di Amerika untuk mendanai proyek perbaikan sosial di negara itu. Tahun 1913, orang kaya lain bernama John D. Rockfeller mendirikan Yayasan Rockfeller dan menghibahkan dana sebesar US$ 540 juta di sepanjang hidupnya. Hebatnya lagi, anaknya yang bernama John D. Rockfeller Jr juga menyumbang dana dalam jumlah sama.
Pada tahun 1947, ketika Raja Mobil Henry Ford wafat dan menghibahkan sebagian kekayaanya ke Yayasan Ford miliknya, dan pada tahun 2005 Ford juga menyumbang lagi sebesar US$ 830 juta. Tahun 1997, Ted Turner pendiri dan pemilik CNN (Cable News Network) pernah menyumbang dana sebesar US$ 1 juta ke PBB yang akhirnya mampu menggugah filantropis baru di AS jadi penderma. Bahkan pada tahun 1999, Bill Gates (bos microsoft) dan Isterinya Melinda Gates menghibahkan sebagian kekayaannya sebesar US$ 16,5 Milyar untuk membangun sebuah organisasi baru filantopi yang kini telah menjadi yayasan terbesar di AS. Sumbangan pertama Gates adalah duit sebesar US$ 750 juta untuk mendanai pembuatan vaksin bagi anak miskin. Yang terbaru Juni tahun 2006, Warren Buffet (bos jaringan tv kabel), siap melepas sebagian kekayaannya sebesar US$ 36 juta untuk yayasan keluarga dengan catatan setelah dirinya wafat. Tentunya, masih ada juga filantopis lain yang rela menyisihkan kekayaannya untuk membantu orang lain. Andaikan saja orang-orang kaya di negeri ini memiliki jiwa social yang tinggi seperti mereka, tentunya akan banyak orang miskin di Indonesia bakal terbantu.(***)

Seandainya Tuhan Sibuk


“Saya tidak peduli pendapat orang tentang Tuhan. Apa pun itu, Tuhan telah berbuat begitu baik padaku”. (Godfrey Winn)

PERNAHKAH kita membayangkan bila pada saat berdoa dan memanggil-manggil asma Tuhan, kemudian mendengar kalimat ini: "Terima kasih, Anda telah menghubungi Tuhan. Tekan 1 untuk meminta, tekan 2 untuk mengucap syukur, tekan 3 untuk mengeluh, dan tekan 4 untuk permintaan lainnya”.
Bagaimana pula jika saat berdoa kita mendengar kalimat seperti ini: "Mohon maaf, saat ini semua malaikat sedang melayani pelanggan lain. Tetaplah sabar menunggu. Panggilan Anda akan dijawab berdasarkan nomor urutannya".
Atau, bisakah kita membayangkan bila pada saat berdoa, tiba-tiba mendapat respons seperti ini: "Jika Anda ingin berbicara dengan Malaikat, tekan 1 dengan Malaikat Mikail, tekan 2 dengan malaikat lainnya, tekan 3 Jika Anda ingin mendengar penyegaran rohani saat Anda menunggu, tekan 4 Untuk jawaban pertanyaan tentang hakekat surga dan neraka. Silahkan tunggu sampai Anda tiba di sini!!". Atau bisa juga Anda mendengar kalimat seperti ini : "Silakan mencoba kembali esok hari." atau..."Kantor ini ditutup pada akhir Minggu. Silakan menelpon kembali hari Senin setelah pukul 09.00 pagi."
Alhamdulillah. ... Tuhan Yang Maha Esa Maha Pengasih, karena kita dapat “menelpon”-Nya setiap saat. Kita bisa memanggilnya kapan saja karena Dia Maha Mendengar tanpa pernah bosan menerima panggilan hamba-hambanya. Tuhan menerima setiap panggilan dan mengetahui siapa pemanggilnya secara pribadi. Saat kita memanggil-Nya, tak tak akan pernah mendengar ucapan seperti ini: “Maaf, panggilan yang sedang anda tuju sedang sibuk atau berada di luar jangkauan. Tunggulah beberapa saat lagi”.(**)

Kisah Rojali dan Sumitro



“Nasihat jarang diterima dengan baik oleh hampir semua orang yang memerlukannya.” (Lord Chesterfield)

SEBELUMNYA, saya minta maaf kepada Anda yang kebetulan punya nama Rojali atau Sumitro yang akan saya gunakan sebagai istilah dalam tulisan edisi kali ini. Jika ada kesamaan cerita, nama dan tokoh pada tulisan ini, hanyalah factor kebetulan belaka tanpa ada unsur kesengajaan.
Rojali (Rokok Jarang Beli) adalah istilah yang tak jauh-jauh beda dengan Sumitro (Suka Minta Rokok). Keberadaan mereka banyak dijumpai di sekitar kita, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Keduanya adalah kelompok perokok yang tak mampu menahan diri saat mulutnya terasa masem. Ada lagi istilah yang masih mirip juga dengan Rojali dan Sumitro, yakni Romantis (Rokok dan Makan Gratis).
Untuk mendapatkan sebatang rokok demi mulutnya bisa ngebul, Rojali dan Sumitro biasa meminta rokok dengan teman-temannya. Bermodalkan pandai ngobrol, keduanya berharap akan mendapatkan sebatang rokok. Kadang kala Rojali dan Sumitro juga mampu beli rokok, tapi amat jarang, karena dompetnya sering kosong melompong. Mengapa si Rojali dan Sumitro sulit menghilangkan kebiasaannya merokok? “Kasihan petani tembakau jika semua orang berhenti merokok,” kata Rojali dan Sumitro enteng.
Rokok menurut guru ngaji hukumnya makruh karena dinilai membawa ketidakbaikan bagi kesehatan tubuh. Wajar jika kampanye anti rokok dan anti asap tembakau terus mengumandang secara internasional.
Indonesia menduduki peringkat 5 jumlah perokok terbesar di dunia. Kaum remajanya malah divonis jumlahnya tertinggi di dunia. Tercatat sebanyak 13,2 % kaum pelajar di Indonesia adalah perokok aktif. Di negara-negara lain, paling tinggi hanya 11 %. Catatan WITT (Wanita Indonesia Tanpa Tembakau) tahun 2007, jumlah meninggal dunia akibat rokok juga cukup signifikan. Dari total 1,2 juta orang di Asia Tenggara yang menggunakan bahan baku tembakau, sebesar 25 %-nya berada di Indonesia, diantaranya meregang nyawa.
Sementara itu menurut pakar kesehatan ada sekitar 43 jenis penyakit yang bisa ditimbulkan akibat merokok hingga berujung kepada kematian. Dari sebatang rokok, mengandung lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, terutama tar, nikotin dan karbon monoksida. Tapi Rojali maupun Sumitro tak menggubrisnya. Ada anekdot, sangat sedikit jumlah perokok berat yang masuk ke IGD (instalasi gawat darurat) rumah sakit. Pasalnya, banyak perokok berat yang keburu tewas di perjalanan sebelum tiba di rumah sakit. Nah, lho. Tunggu apalagi. No Smoking!(***)

B O M !!


“Bom adalah benda sangat berbaya yang tidak dapat dipercaya sampai tiba saatnya diledakkan”.(Patrick White)

DILEDAKKANYA Hotel JW. Marriot dan Ritz Carlton di Mega Kuningan Jakarta pada Jumat, 18 Juli 2009 lalu oleh terorisme, menyisakan kepedihan. Apa pun alasannya, aksi terorisme tidak dapat dibenarkan. Dunia pun mengutuknya. Tapi, tahukah Anda?
ADA seorang teman berpesan kepada saya supaya untuk sementara waktu jangan keluar rumah dahulu, berhubung dari kabar terakhir dua orang anak dari Dr. Ashari (tokoh teroris teman Noordin M Top) sedang berjalan-jalan dengan membawa masing-masing sepasang bom di dadanya. Kedua anak itu bernama Ayu Ashari dan Sarah Ashari.
Sementara itu segerombolan teroris ingin memasang bom waktu di seluruh pesawat yang ada di sebuah bandara internasional. Pimpinan teroris yang menjadikannya bandara itu sebagai markas besarnya, berpesan kepada anak buahnya supaya jangan memasang bom di pesawat-pesawat milik Indonesia, seperti pesawat Garuda, Batavia Air, Lion Air, dan sejenisnya yang saat itu sedang parkir. Perintah untuk tidak memasang bom di pesawat-pesawat milik Indonesia bukan karena alasan takut dengan negara Indonesia. Melainkan karena pesawat-pesawat Indonesia itu sering telat lepas landas, sehingga ada kekhawatiran bom-nya meledak di badara itu dan mereka turut menjadi korban.
Masih berkaitan dengan humor bom, telah digelar perlombaan membuat bom antara 3 negara yaitu Irak , Amerika , dan Indonesia. Peserta dari Irak meledakkan bomnya dengan jarak 10 kilometer dan korban yang meninggal adalah 100 orang. Peserta berikutnya adalah dari Amerika dan meledakkan bomnya pada jarak 1.000 kilometer dengan korban jiwa sebanyak 1.000 orang. Giliran peserta dari Indonesia juga mempersiapkan bomnya dan akan diledakkan. Tetapi setelah ditunggu-tunggu seharian bomnya tidak juga meledak. Jadi orang - orang yang menonton pertandingan yang jumlahnya 10 ribu itu penasaran dan mendekati bom milik Indonesia itu untuk mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi. Ternyata setelah didekati bom milik Indonesia meledak. Dengan demikian, bom Indonesia yang dipasang pada jarak 0,5 kilmeter meledak dengan korban jiwa 10 ribu orang.
Tapi tahukan Anda? Kebanyakan orang menyangka Albert Einstein adalah penemu bom atom, padahal penemunya adalah Julius Robert Oppenheimer. Oppenheimer hanya menggunakan teori relativitas milik Enstein sebagai inspirasi. Nama Julius Robert Oppenheimer akan selalu diingat dan dipuji dengan ciptaannya yaitu alat penghancur yang dahsyat pada tahun 1940-an, bernama Bom Atom. Saat musim panas 1945 bom ciptaannya dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki yang membuat Jepang langsung menyerah kalah atas AS dan sekutunya. Oppenheimer lahir dan besar di New York City, 22 April 1904. Walaupun dia sekolah di bidang budaya dan etnis serta tertarik dengan bidang bahasa, tapi dia juga berminat dengan Matematika dan ilmu pengetahuan dibanding teman-temannya. Setelah lulus dari Harvard University tahun 1925, Oppenheimer belajar di Cambridge University di Inggris dan mengejar gelar PhD di Jerman. Dia kembali ke Amerika Serikat tahun 1929 dan mulai mengajar di University of California di Berkeley dan California Institute of Technologi. Tahun 1963, Presiden AS Lyndon B. Johnson memberinya penghargaan berupa Enrico Fermi Award dari Komisi Energi Atom. Terakhir Oppenheimer mengajar di Princeton University dan pensiun tahun 1966. Setahun kemudian dia meninggal dunia karena kanker tenggorokan.(***)

Gaji Wakil Rakyat

“Di dalam negara demokrasi, setiap orang berhak menyatakan pendapatnya, dan setiap orang lain berhak pula untuk tidak mendengarkan pendapat orang itu”. (G. Norman Collie)

BANYAKNYA parpol peserta pemilu legislative 2009 lalu, otomatis berdampak pada kesulitan masyarakat dalam memilih, ditambah besarnya kertas suara yang ukurannya 54 cm x 84 cm dengan jumlah calon legislatif yang lebih dari seratus orang. Mengingat besarnya jumlah caleg yang diusung parpol, ibarat sedang ada pembukaan lowongan pekerjaan secara nasional. Inilah fakta demokrasi.
Secara keseluruhan jumlah orang yang bermimpi jadi anggota dewan perwakilan rakyat (DPR) RI adalah sekitar 11.868 orang yang berebut 560 kursi di Senayan. Untuk DPRD I atau provinsi, jumlah calegnya sebanyak 112.000 orang guna memperebutkan 2.000 kursi. Untuk DPRD II kabupaten / kota jumlah calegnya lebih fantastis lagi, mencapai 1,5 juta orang untuk 15.000 kursi, dan untuk DPD (Dewan Perwakilan Daerah) yang menyediakan 132 kursi, dijadikan rebutan oleh sebanyak 1.000 orang. Luar biasa. Selanjutnya soal anggaran, untuk pemilu legislative 2009 “cuma” sebesar Rp 47,9 Triliun, padahal pada Pemilu 2004 hanya sebesar Rp 6,988 triliun. Mengapa banyak orang bejuang untuk berebut menjadi anggota legislative?
Untuk ukuran saya, gaji wakil rakyat untuk DPR-RI sangat luar biasa besarnya. Sementara itu gaji saya saat ini masih ikut standar UMR dibawah Rp 1 juta dengan bukti slip gaji terlampir. Anggota DPR RI bakal mendapat duit masuk ke kocek yang dapat dikelompokkan dalam 3 kategori. Yakni pendapatan rutin per bulan, pendapatan rutin non perbulan dan pendapatan insidentil.
Kalo boleh saya rincikan, konon pendapatan rutin per bulan seorang wakil rakyat yang katanya terhormat di DPR RI meliputi gaji pokok Rp 15.510.000, tunjangan listrik Rp 5.496.000, tunjangan aspirasi Rp 7.200.000, tunjangan kehormatan Rp 3.100.000, tunjangan komunikasi Rp 12.000.000 dan tunjangan pengawasan Rp 2.100.000. Totalnya Rp 46.100.000 per bulan, dan kalo dihitung selama setahun berarti Rp 554.000.000. Sedangkan penerimaan non bulanan atau non rutin dimulai dari penerimaan gaji ke-13 setiap bulan Juni sebesar Rp 16.400.000, dan dana penyerapan (reses) Rp 31.500.000 (dalam satu tahun ada 4 kali reses, jika ditotal berarti Rp 118.000.000). Selain itu masih ada pendapatan yang bersifat sewaktu-waktu yaitu, dana insentif pembahasan rencana undang-undang dan honor melalui uji kelayakan dan kepatutan sebesar Rp 5.000.000 per kegiatan. Dana kebijakan intensif legislatif sebesar Rp 1.000.000 per RUU. Jika dihitung-hitung keseluruhan maka dalam setahun mencapai hampir Rp 1 Milyar rupiah.
Jika menoleh ke belakang pda tahun 2006 jumlah duit rakyat yang diterima anggota DPR dalam satu tahun mencapai Rp 761.000.000 dan pada tahun 2007 mencapai Rp 787.100.000, belum termasuk dana pensiun yang mereka dapatkan ketika tidak menjabat lagi. Selain itu, masih banyak pendapatan bagi wakil rakyat yang "lincah" mencari peluang di sana-sini. Tapi bagi wakil rakyat yang kurang cantik cara bermainnya ya, berurusan dengan KPK, meringkuk di sel dan ujung-ujungnya stress lagi. Lalu seberapa besar pendapatan para wakil rakyat di DPRD kabupaten/kota? Gede juga. Pengen jelasnya, tanya langsung kepada yang bersangkutan yang saat ini masih duduk.
Nah, siapa pun pasti menginginkan hidup berlimpah duit, termasuk saya. Punya kekuasaan besar dan dengan duit sebanyak itu. Bagi yang mentalnya “sakit”, bisa untuk membayar cewek bahenol, memelihara perempuan matre jadi isteri simpanan, beli mobil mewah, nyanyi di karokean hingga bibir jontor, beli rumah gedongan, beli makanan enak (walaupun sementara masih ada jutaan orang yang susah makan teratur setiap harinya) dan untuk membayar kenikmatan surga duniawi lainnya. Bandingkan dengan saya yang gajinya masih UMR. Jauh,deh…!(***)
 

Ketika Obama Stop Merokok


“Orang bijaksana lebih banyak belajar dari orang bodoh, ketimbang orang bodoh yang belajar dari orang bijaksana”. (Cato)

SEDIKIT yang tahu, bahwa pada mulanya Barrack Obama, Presiden Amerika Serikat yang ke-44, penghuni gedung putih berkulit hitam pertama itu, adalah seorang perokok berat. Kini, dia sudah tak lagi merokok.
Bermula pada tahun 2006 ketika dia memutuskan keinginannya untuk menjadi presiden. Keinginannya itu disampaikannya kepada sang istri, Michelle LaVaughn Robinson Obama. Diluar dugaan, ternyata Obama mendapat dukungan dari istrinya, bahkan sang istri rela berhenti dari pekerjaannya sebagai Wakil Direktur Komunikasi dan Humas Rumah Sakit Chicago dengan gaji tahunan US$ 276.618 setara dengan Rp 3,1 Milyar. Di atas gaji Obama sebagai senator yang hanya US$ 157.082 per tahun atau setara dengan Rp 1,7 Milyar.
Tapi, dukungan sang istri kepada Obama ternyata tak gratis. Dia bersedia memberikan dukungan jika Obama berhenti kebiasaan jeleknya: merokok. Kesepakatan itu menjadi energi positif bagi Obama. Hasilnya, Obama tak hanya berhasil dalam Konvensi, dia bahkan berhasil menjadi orang nomor satu di negara adikuasa itu. Peribahasa menyebutkan, walaupun seseorang telah matang dan bijaksana, dia tetap membutuhkan nasihat. Lalu benarkah Obama berhenti merokok pasca terpilih sebagai presiden?
Beberapa stafnya konon pernah melihat Obama merokok lagi. Dimungkinkan karena banyaknya pekerjaan dan persoalan yang harus ditangani oleh presiden yang pernah menjadi “Anak Menteng” Jakarta ini. Belum diketahui pula, apa tanggapan sang isteri ketika mengetahui suaminya merokok lagi. Yang pasti, meskipun Michelle dikenal sebagai wanita keras bak batu cadas, namun mungkin ada kata maaf bagi Obama. Karena kini Obama bukan hanya sekedar suaminya, tetapi juga Presiden AS yang sebagian besar warganya adalah perkokok. Tulisan ini sengaja saya turunkan pada edisi ini, karena pada tanggal 31 Mei kemarin, seluruh dunia memperingati Hari Tembakau Sedunia. Ada anekdot, bahwa seorang perokok tidak akan pernah tua, karena kebanyakan dari mereka mati muda.(***)

Pemimpin Besar


“Agar dapat membangun kjekuasaan yang kokoh, seorang raja harus tega membunuh”. (Nicolo Machiaveli)

Proiyono B. Sumbogo dalam tulisannya mengatakan, bahwa sejarah mencatat kekuasaan bukanlah wilayah orang-orang suci, bertagwa, bermoral, jujur dan bijaksana. Semua itu tidaklah penting. Karena dalam torehan sejarah para pemimpin besar dunia, 9,99 % diantaranya adalah berjiwa penjajah. Logikanya, seorang penjajah pasti bukan orang suci, bukan orang bertaqwa, bukan orang jujur dan bukan orang bijaksana. Kita “sepakat”, jika seorang penjajah itu kejam, jahat dan pasti pembunuh.
Anda pasti pernah dengar nama Jengis Khan pemimpin Mongol yang berasal dari suku pengembara kecil yang akhirnya mampu menguasai lebih dari separuh dunia karena jiwa penjajahnya. Kemudian Iskandar Zulkarnain atau Alexander The Great, untuk menjadi pemimpin Imperium Macedonia sebagai negara yang besar, disegani dan ditakuti sepanjang sejarah dunia, dia harus membunuh bapaknya sendiri dan memperluas daerah kekuasaannya dengan cara menjajah negara lain. Ada lagi pemimpin bengis bernama Hitler yang sangat mengagungkan bangsa Aria-nya, sehingga bangsa Yahudi pun dibasmi. Hitler dikenal sebagai orator ulung dan diktator pengobrak-abrik dunia, sehingga sangat pantas jika disebut sebagai penjahat. Sejarah mencatat pula nama Musolini yang dikenal sebagai kriminal bagi dunia karena jiwa penjajahnya, tetapi dia adalah tonggak sejarah keagungan Imperium Romawi yang terus harum hingga saat ini di lembar-lembar buku sejarah dunia. Nah, yang terakhir adalah Bush, (presiden AS ke-43) yang boleh jadi dianggap penjahat bagi negara-negara timur seperti Kuwait, Irak, Iran, Libya dan negara-negara lain yang tak sejalan dengan kepentingan negaranya. Jika ada negara yang tidak sepaham pula dengan isi otak dan pemikirannya, sudah pasti bakal dia usilin terus.
Anda sepakat dengan saya bahwa mereka itu adalah orang-orang jahat? Sepakat tidak sepakat adalah jawaban yang objektif. Namun, sejak dahulu kala negara-negara hebat dan maju di Eropa atau Jepang di Asia mampu menjadi negara kuat, karena jiwa penjajah para pemimpinnya. Kerajaan-kerajaan besar Nusantara yang terkenal hebat dan kuat pun, karena jiwa penjajah para raja-rajanya. Bukan malah dijajah, sehingga harus kehilangan wilayah teritorialnya.
Setelah membaca tulisan ini, Anda bebas merenung, berpikir, membandingkan dan bebas pula untuk tidak berbuat apa-apa. Tapi, sekarang ini sejumlah nama tokoh bangsa kita sudah mulai bermunculan di bursa pencalonan pada Pemilu Presiden RI mendatang. Siapakah diantara mereka yang paling cocok? Entahlah.(**)

Merdeka…!!

“Sesuatu yang paling menyedihkan di dalam hidupku adalah ketika aku menemukan bahwa rakyat dapat memperoleh kemerdekaannya dari kolonialisme, tetapi menemukan diri mereka ternyata tidak bebas”. (Joshua Nkomo)

MERDEKA! Para orang kaya gedongan, elit politik, dan pejabat gedean dengan bangga mengumandangkan lagu kemerdekaan dan berteriak: Merdeka. Itu adalah hak mereka. Namun, anak-anak sekolah juga memekikkan kata merdeka hingga urat-urat leher mereka menegang. Sementara untuk bisa bersekolah, orang tua mereka harus bekerja keras membanting tulang, mandi keringat dan peluh akibat tingginya biaya pendidikan. Sumber dari Departemen Pendidikan Nasional tahun 2006 menyebutkan, angka anak putus sekolah tingkat SD/Madrasah Ibtidaiyah mencapai 840.600 orang. Di tingkat SMP/MTs sebanyak 174.000 dan di tingkat SMA/SMK/MA tidak kurang dari 178.600 orang. Yang lebih menyedihkan lagi, anak yang tidak mampu bersekolah karena lagi-lagi alasan mahalnya biaya pendidikan adalah sebesar 4,2 juta orang. Konon, dari 2 juta orang lulusan SMA setiap tahunnya, hanya sekitar 500 ribu orang yang mampu lanjutkan sekolah ke perguruan tinggi.
Orang miskin meneriakkan teriakan merdeka, sementara itu baru-baru ini PBB menyajikan catatan kelam tentang tragedi kemanusiaan, di Indonesia jumlah penduduk miskin relative yang berpenghasilan kurang dari US$ 2 per hari menurut standar Bank Dunia, jumlahnya mencapai 60 %. Disebutkan pula, bahwa sekitar 20-30 % dari kelompok ini terkungkung dalam kemiskinan absolute, kurang sandang, kurang pangan, kurang papan, kurang air bersih, kurang pendidikan, kurang kesehatan dan kurang alat transportasi.
Teriakan petani juga membahana memekikkan kata merdeka, padahal sebagian dari mereka hidupnya belum sejahtera. Walaupun ada banyak komoditi ekspor negeri ini yang mampu berbicara banyak di pasar internasional. Misalnya kelapa sawit, dengan nilai ekspor CPO mencapai 60 % dari total perdagangan dunia dengan negara tujuan Belanda, India, Jerman, Italia, Brazil, Spanyol dan China. Ironisnya harga minyak goreng di dalam negeri selangit. Kemudian karet, Indonesia mendominasi pasar internasional dengan angka 33 %, bersama Thailand 25 %, dan Malaysia 13 %. Negara pengimpor terbesar karet olahan dari Indonesia adalah AS, Jepang, China, Korea Selatan, Rusia, Jerman, Kanada, Singapura dan Belgia. Ironisnya, harga karet pernah terjun bebas hingga Rp 2.000 per kilogram. Komoditi lain adalah cokelat yang di pasaran internasional saat ini dukuasai oleh tiga negara, yakni Pantai Gading, Ghana dan Indonesia. Sedangkan negara importir cokelat adalah AS, Belanda, Jerman, Inggris dan Perancis. Ekspor cekelat pada tahun 2007 mencapai 624.241 dan pada tahun 2008 diproyeksikan total ekspor mencapai 701.269 ton. Satu lagi adalah komoditi kopi dengan volume terbesar ekspor kopi Indonesia terdiri dari kopi Arabica dan Robusta. Nilai ekspor kopi Arabica Indonesia meningkat 20 % per tahun. Importir utama kopi dunia adalah Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Jepang dan Italia. Peringkat pertama produsen kopi dunia masih diduduki oleh Brazil dengan volume ekspor mencapai 1,2 ton per tahun. Tapi, kesejahteraan di negeri ini masih jauh panggang dari api. Apa yang salah, atau, adakah yang ngurus bangsa ini? Jawabannya adalah: Merdeka(***)

“Si Bodoh” Merubah Dunia


“Orang genius melakukan apa yang harus dilakukan, sedangkan orang berbakat melakukan apa yang dapat dilakukan”.(Edward G. Bulwer-Lyton)

SEJARAH mencatat, banyak orang yang dianggap bodoh memiliki otak encer dan mampu mengubah peradaban dunia melalui pemikiran-pemikiran brilyan-nya. Siapakah Dia?
Albert Enstein kecil digelar si bodoh, suka menyendiri, dan lebih senang berimajinasi dan berkhayal. Dia pernah gagal masuk Institut Teknologi Persekutuan Swiss (Eidgenossische Technische Ochschule). Tapi, dunia mengenalnya sebagai fisikawan hebat penemu Teori Relativitas. Dia orang pertama yang mengatakan cahaya memiliki kecepatan absolute hampir 300.000 kilometer/detik. Benda lain bisa mendekati kecepatan itu, namun tidak akan melampauinya. Thomas Alfa Edison, penemu terbesar sepanjang masa dengan 3.000 penemuannya, seperti laboraturium riset industri, stasiun tenaga listrik, system distribusi listrik, lampu listrik, fonograf (berkembang jadi tape recorder), kinetograf (kamera film), kinetoskop (proyektor film), lokomotif listrik, mikrofon, pengeras suara dan lain-lain, masa kecilnya dianggap bodoh. Charles Darwin kecil, penemu Teori Evolusi, juga dianggap bodoh bahkan ediot oleh guru dan orang tuanya. Namun, dunia mengenalnya lewat Teori Evolusi-nya yang terkenal itu dan mengatakan, species yang hidup sekarang ini berasal dari species yang hidup sebelumnya, dan evolusi berlangsung melalui seleksi alam. Sir Issac Newton, penemu Teori Gravitasi, saat SD, dianggap bodoh karena prestasinya buruk, namun tahun 1687 dia adalah perumus Teori Gravitasi (daya tarik bumi).Bermula ketika melihat apel jatuh di halaman rumah neneknya. Leo Tolstoy, penulis buku hebat “War and Peace”, dia pernah dikeluarkan dari akademi karena tidak lulus. Dia adalah sastrawan dunia kelas wahid dari Rusia. Louis Pastor, nama terbesar dalam sejarah Mikrobiologi, membuktikan kehidupan tidak diciptakan melalui benda mati, dan kehidupan adalah keajaiban Tuhan. Padahal, masa kuliahnya dia mahasiswa peringkat 15 dari 22 orang dalam mata kuliah Kimia. Leon Uris, pengarang buku hebat terlaris sepanjang masa “Exodus”, gagal ujian Bahasa Inggris hingga 3 kali di sekolah menengah. Sir Winston Churcil (1874-1965, pengarang buku dan PM Inggris terkenal, ahli strategi, orator ulung, diplomat hebat dan satu dari sekian tokoh paling berpengaruh dalam sejarah dunia, tidak naik kelas 6 SD. Aristotle Onasis, konglomerat Yunani, saat sekolah adalah si bodoh, selalu jadi biang kerok kenakalan, dan haru sering dikeluarkan dari sejumlah sekolah. Akio Morita, pendiri Sony Corporation, dikenal murid bodoh peringat buncit dari 180 siswa kelas ilmu pasti. Sylvester “Rambo” Stalone, bintang film hebat, pernah dikeluarkan dari 13 sekolahan dalam rentang waktu 11 tahun karena nakal dan juga bodoh. Terakhir, adalah Sri Wanto Winarno, masa kecilnya ikenal si bego, dan sekarang, ternyata juga masih sama. Kasihan ya…(***)

Pohon Kehidupan


“Pohon yang dilihat oleh orang bodoh, tidak sama dengan pohon yang dilihat oleh orang bijaksana”. (William Blake)

BAGI yang pernah menonton sebuah film pendek berjudul The Giving Tree (Pohon Pemberi Kehidupan), film tersebut mengungkap kisah sederhana dan menarik mengenai sebatang pohon yang mengasihi seorang anak lelaki.
Diceritakan, ketika anak itu masih kecil, ia berayun-ayun pada dahan pohon tersebut, memanjatnya, memakan buahnya, dan tidur dalam keteduhannya. Hari-harinya penuh dengan kebahagiaan dan keceriaan. Pohon itu sangat menikmati tahun-tahun tersebut. Namun setelah anak itu bertambah besar, waktu yang dilewatkannya bersama pohon itu semakin sedikit.
"Ayo kita bermain," ajak pohon itu pada suatu hari. Tetapi pemuda itu hanya sibuk ingin mencari uang.
"Ambillah buahku dan juallah," kata pohon itu lagi. Pemuda itu melakukannya, dan pohon itu gembira.
Lama pemuda itu tidak kembali, namun pohon itu tersenyum saat melihat pemuda itu pada suatu hari datang menghampirinya. "Ayo, kita bermain!" sapa pohon itu.
Namun pemuda itu sudah semakin dewasa dan merasa bosan dengan dunianya. Ia ingin melepaskan diri dari semua itu. "Potonglah aku. Ambillah batangku yang besar dan buatlah sebuah perahu. Maka kau akan dapat berlayar,” kata pohon itu. Pemuda itu melakukannya dan pohon itu gembira.
Musim demi musim berlalu, musim panas dan dingin silih berganti. Hari-hari yang berangin dan malam-malam yang sepi terus berputar, dan pohon itu terus menunggu pemuda itu. Pada suatu hari, pemuda itu kembali. Kini ia sudah terlalu tua dan letih untuk bermain, atau lelah mengejar kekayaan atau mengarungi lautan. Dia sudah terlalu tua untuk itu. "Aku masih mempunyai tunggul yang cukup baik, kawan. Kau dapat duduk diatasnya dan beristirahat.," kata pohon itu. Orang tua itu pun melakukannya, dan pohon itu gembira. Bagi saya, pohon itu bisa digambarkan sebagai seseorang yang telah memberikan banyak pengorbanan untuk kehidupan saya. Sudah seberapa banyakkah orang yang telah mengorbankan sebagian dari hidupnya agar orang lain dapat tumbuh, menggapai cita-cita, memperoleh kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup? Jawabannya, sangat banyak. Terima Kasih Tuhan. Untuk setiap mereka, dan nama-nama mereka tak akan cukup dimuat di halaman ini.(**)

Peti Mati di Pinggir Jalan


“Jika batu menimpa telur, kasihan telur itu. Jika telur menimpa batu, kasihan telur itu”. (Sabrina Jasmine)

BERITA kecelakaan lalu lintas kerap menghiasai halaman mukamedia massa. Ini pertanda, nyawa bisa melayang kapan saja. Kenyataannya, dari tahun ke tahun, jumlah nyawa melayang di jalan raya. Waspadalah.
Pemerintah Amerika Serikat pernah dipusingkan dengan tingginya angka kecelakaan di negara Paman Sam tersebut. Di negara adikuasa itu, tepatnya di antara highway jalan dari New York da Los Angles pada tahun 1986-an, konon rambu-rambu lalu lintasnya adalah sejumlah peti mati yang didirikan tegak di pinggir-pinggir jalan. Hebantnya lagi, di dalam peti mati itu berisikan korban kecelakaan tahun – tahun sebelumnya. Di setiap lima detik perjalanan menggunakan mobil akan dijumpai sebuah peti mati. Karena setiap satu mil, terdapat 12 buah peti mati yang didirikan tegak menantang di pinggir jalan. Tentunya, tujuannya adalah untuk memperingatkan kepada para pengguna jalan untuk selalu berhati-hati saat berada di jalan raya, khususnya di ruas jalan antara New York dan Los Angles ini. Khususnya peringatan keras bagi para peminum minuman keras yang nekad mengemudi kendaraannya sambil teler. Karena perisriwa kecelakaan di negara ini rata-rata disebabkan oleh pengemudi yang mabuk karena miras.
Menurut pengamatan para dokter jiwa di Bandung beberapa tahun lalu, ada kecendrungan tingginya jumlah penderita gangguan jiwa di kota-kota besar, seiring dengan perkembangan dab pertumbuhan ekonomi. Fenomena ini dapat dilihat dari mencoloknya jumlah kunjungan ke psikiater di kota besar. Akibat tekanan yan kuat hidup di kota, menyebabkan terjadinya tingkah laku menyimpang akibat dari lingkungan yang depresif, hingga pelariannya ke minum-minuman keras. Ketika mabuk bin teler, mereka kehhilangan kemampuan mengendalikan diri. Jika pada saat itu dia sedang berada di jalan raya, maka dia akan kehilangan kemampuan mengendalikan kendaraannya. Bisa ditebak, kecelakaan pun tak bisa dihindari.(***)

Mamang Bakso

“Orang-orang baik di dunia ini biasanya bukanlah orang yang istimewa”.(Thomas Hardy)

TING..ting…ting…! Penjual bakso keliling sedang melata pelan dengan gerobaknya di gang-gang sempit higga ke ujung jalan. Dentingan bunyi monoton itu ditujukan untuk orang-orang yang lagi istirahat, dan yang ingin beranjak ke peraduan. Aroma khas menyengat campuran bumbunya cukup mampu mengembangkan cuping hidung. Sebagai pertanda, perut masih mampu menerima semangkok bakso lagi. Melalui dentingan bunyi mangkok itu pula, mamang bakso berharap ada orang yang memanggil namanya. Entah dari jendela yang terbuka sedikit, atau pintu rumah sambil mengintip lewat singkapan gorden. Tak jarang, mamang bakso ini dirundung kekecewaan. Suara panggilan untuknya tak kunjung datang.padahal jemarinya sudah lelah memukuli mangkok dengan sendoknya. Kakinya telah ngilu mendorong bakso mengejar rejeki. Ada keyakinan besar dalam hatinya, Tuhan senantiasa menyebarkan rejeki-Nya dimana-mana.
Itulah cerita tentang mamang bakso. Menjadi dirinya, bukanlah untuk disebut pahlawan. Namun, memiliki mental seperti mamang bakso pantas bermental pahlawan, paling tidak bagi keluarganya. Sebab, kalo dia bermental bangsat, tak akan tahan dia mendorong gerobak bakso hanya untuk memungut beberapa puluh ribu rupiah saja. Jika dia bermental maling, mustahil dia mau bekerja sesederhana itu. Kalo dia bermental koruptor, mustahil dia sudi memeras keringat untuk pekerjaan itu. Kalau dia bermantal bandar judi, tak mungkin dia mau mengocok tepung dengan racikan bumbu-bumbunya. Karena bandar judi lebih suka mengocok kartu, dadu, longfu dan kolok-kolok. Mamang bakso juga bukan bermental anarkis yang gemar membuat onar, karena dia selalu tersenyum dan menebarkan persahabatan.
Itulah mamang bakso, sesosok manusia yang menggambarkan keluguan dan kejujuran. Tindakan ekonominya juga spekulatif dan sangat sederhana yang mendemonstrasikan keyakinan murni tentang “Rejeki di Tangan Tuhan”. Dia bukan orang yang bangga menilep uang negara untuk memperkaya diri secara haram. Mamang bakso telah memberi pelajaran tentang kejujuran, ketabahan dan kemuliaan bagi orang-orang yang berfikir ingin menjadi baik.(***)

Obrolan Setan Gemuk & Setan Kurus


“Orang baik dapat membayangkan adanya setan. Tetapi setan tidak dapat membayangkan tentang hal-hal yang baik”.(WH. Auden)


PADA suatu hari, bertemulah Setan Gemuk dan Setan Kurus di sebuah persimpangan. Terjadi obrolan serius antara kedua makhluk yang pernah diusir dari taman surga ini. Keduanya membicarakan tentang tugasnya menjerumuskan manusia ke lembah dosa. Hanya saja, nasib keduanya berbeda yang dapat dilihat dari tampangnya, yang satu gemuk yang satunya lagi kurus.
Perbincangan dimulai oleh Setan Gemuk yang hatinya terenyuh setelah melihat temannya yang kurus kering, krempeng, kulit dan bajunya hangus comping-camping, rambut gundul dan kelihatannya sangat menderita. Setan Gemuk bertanya, “Kalo boleh aku tahu, mengapa keadaannmu begitu mengenaskan, kawan?”
Dengan suara terbata-bata dan bibir kelu , Setan Kurus menjawab, ”Nasibku sungguh-sungguh tidak beruntung, kawan. Karena sesuai dengan surat tugas dari Baginda Raja Setan, aku diperintahkan untuk menggoda dan menyesatkan manusia-manusia alim, beriman, bertaqwa dan kuat berpegang teguh kepada ajaran agamanya. Akibatnya, tubuhku setiap hari selalu terbakar, tak pernah dapat makan-minum. Aku tidak bisa mendekati manusia-manusia seperti itu, sehingga aku harus mengintip dari jarak jauh jika tidak ingin terbakar. Sebab, setiap mereka melakukan aktivitas selalu diawali dengan menyebut Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Aku benar-benar tak kuat, kawan. Wajar jika kondisiku amat menyedihkan seperti ini”. Mendengar penjelasan temannya yang malang itu, Setan Gemuk hanya bisa mengangguk-anggukkan kepalanya memperlihatkan air muka turut berbelasungkawa.
Kini giliran Setan Kurus yang berbalik bertanya mengapa temannya itu kelihatan gemuk dan makmur sentosa. Setan Gemuk menjawab, “Aku memang lebih beruntung, kawan. Karena aku ditugaskan untuk menggoda dan menyesatkan manusia-manusia laknat dan bejat yang suka korupsi, main perempuan, berjudi, mabuk minuman keras sampai teler, mengkonsumsi narkoba sampai klenger, lupa kepada Tuhannya dan berbagai tindakan kriminal lainnya. Seperti yang kamu lihat semuanya ini adalah hasil dari pekerjaanku menggoda manusia-manusia sontoloyo itu”.
Setan Kurus langsung merasa iri mendengarnya. Maka dia berencana ingin melakukanlah lobi-lobi politik hitam tingkat atas yang lazim terjadi di dunia persetanan sana. Harapannya agar dirinya juga bisa mendapatkan “tempat basah” seperti yang didapatkan Setan Gemuk. Berbagai upaya licik akan dilakukannya seperti money politik, jilatisme politik, fitnahisme politik, upetisme politik, adudombaisme politik dan lain sebagainya. Sejauh ini masih belum diketahui apakah usaha Setan Kurus itu sukses atau malah sebaliknya. Karena hingga tulisan ini diturunkan, saya belum berhasil melakukan konfirmasi dengannya.(***)

P u a s a


“Jangan pernah memikirkan hal yang tidak kita miliki atau yang tidak akan pernah dapat kita miliki. Jika kita menilai kebahagiaan, jangan melupakan bahwa pelajaran utama di dalam hidup ini adalah belajar berbahagia tanpa sesuatu yang tidak kita miliki atau yang tak akan pernah kita miliki.”(Richard L. Evans)

KHUSUS bagi orang miskin di Indonesia, berpuasa adalah hal biasa dan tidak harus menunggu bulan Ramadhan tiba. Orang miskin di negeri ini sudah terbiasa berpuasa dalam banyak hal. Misalnya mereka puasa menikmati layanan kesehatan yang layak, karena tidak mampu pergi ke dokter atau beli obat yang harganya selangit. Mereka puasa menikmati pendidikan berkualitas, karena biaya masuk sekolah di negeri ini mencekik leher.Mereka puasa menikmati makanan bergizi, karena tak punya duit untuk beli makanan enak. Mereka puasa berteduh di tempat layak karena tak punya rumah. Mereka puasa keadilan, karena hukum di negeri ini biasanya tak berpihak kepada orang miskin. Puasa listrik, karena tak mampu pasang listrik PLN. Puasa air bersih, karena tak mampu pasang ledeng di rumahnya. Puasa hidup mewah karena mereka miskin, dan masih banyak lagi puasanya orang-orang miskin di negeri ini.
Puasa dalam Islam artinya menahan diri dari makan dan minum dan dari segala perbuatan yang boleh membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hinggalah terbenam matahari, guna meningkatkan ketaqwaan seorang muslim. Perintah puasa difirmankan oleh Allah dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183 serta banyak Hadits Nabi Muhammad SAW. Puasa merupakan salah satu dari lima Rukun Islam. Dr. Yusuf Qardhawi dalam kitabnya “Al Ibadah Fil Islam” mengungkapkan ada 5 rahasia puasa yang bisa dirasakan kenikmatannya. Yakni menguatkan jiwa, mendidik kemauan, menyehatkan badan, mengenal nilai kenikmatan, mengingat dan turut merasakan penderitaan orang lain.
Lalu, apa saja yang bisa memabatalkan orang berpuasa? Sambil “guyon” dapat saya jelaskan, bahwa orang yang menyentuh gelas berisi air bisa membatalkan puasa, jika membawanya ke kolong tempat tidur dan meminumnya. Tidur siang juga membatalkan puasa jika pura-pura mengigau dan berjalan menuju dapur mencari makanan. Atau tidur siang dan berpura-pura mimpi minum es kopyor, padahal benar-benar lagi minum es kopyor sambil tudur siang. Melompat-lompat juga membatalkan puasa, karena dilakukan sambil menonton film porno di kamar. Berlari sekuat tenaga di siang hari juga membatalkan puasa, karena dilakukan sambil ngunyah permen karet. Memperbaiki TV tetangga juga membatalkan puasa, karena pada saat disuguhi sebotol wiski, diminumnya sampai teler. Membaca buku pelajaran juga membatalkan puasa, karena di dalamnya terselip majalah Playboy. Duduk-duduk di teras depan rumah juga membatalkan puasa, karena dilakukan sembari makan pecel lontong sambil menggoda Mbakyu penjual pecelnya, kemudian terjadi perselingkuhan. Nah, yang terakhir, membaca tulisan ini juga bisa membatalkan puasa karena dilakukan sambil berbuka puasa.(***)

Binatang Punya Malu



“Binatang adalah teman yang menyenangkan. Dia tidak pernah mengeluh, dan tidak pernah pula mencela”.(George Elliot)

SEORANG
Suffi bernama Mustafa Mahmoud bercerita dalam bukunya berjudul “Melihat Allah”, bahwa banyak kejadian di dunia ini yang pantas dijadikan sebagai pelajaran oleh manusia. Dia mencontohkan tentang kisah peristiwa menggemparkan di Cairo, Mesir beberapa puluh tahun silam.
Kisah itu bermula ketika seorang pemain sirkus harus tewas seusai pertunjukan karena diterkam oleh Macan peliharaannya sendiri. Sebelum menghembusakan nafas terakhirnya, dia sempat berpesan kepada anaknya agar macan itu tidak dibunuh. Konon, pesan terakhir itu dipenuhi oleh sang anak dan memilih mengirim si Raja Rimba itu ke sebuah kebun binatang di kota yang sama. Di tempat barunya, Macan itu menjadi seekor binatang yang pendiam, pemurung dan tak bergairah sama sekali. Meski disediakan daging segar dan betina paling cantik dari bangsanya, tetap saja dia tak bergairah untuk menikmatinya. Dia benar-benar seperti mengalami gangguan jiwa hingga akhirnya ditemukan sudah mati dalam keadaan mengenaskan. Ekornya terbelah, keempat cakarnya hancur putus dimakan olehnya sendiri. Seolah-olah cakar itu lah yang selalu mengingatkan pada dirinya tentang perbuatan jahat yang kemudian paling dia sesali dan sangat memalukan karena telah membunuh tuannya sendiri yang selama ini menjaganya, menghidupinya dan menyayanginya sejak kecil.
Selain contoh di atas, jenis binatang lain yang dikenal memiliki rasa malu adalah Unta. Konon, sebelum melakukan hubungan intim, binatang khas gurun pasir ini terlebih dulu akan mengelilingi daerah sekitar untuk memastikan tidak ada sepasang mata yang memperhatikannya. Karenanya, Unta dijuluki “Raksasa Pemalu”.
Demikian pula dengan Kucing. Setelah selesai membuang hajat, binatang peliharaan ini tidak akan buru-buru beranjak pergi. Tetapi terlebih dahulu dia akan menimbun kotorannya dengan pasir atau tanah beberapa kali hingga tidak menimbulkan bau.(***)

151 Hari

“Memberikan selfrespect kepada bangsa sendiri, memberikan selfconfidence kepada bangsa sendiri, memberikan kesanggupan untuk berdikari adalah mutlak perlu bagi tiap-tiap bangsa di sudut mana pun di bawah langit manapun”. (Soekarno)

BARU-baru ini Bank Dunia membuat rilis berjudul “Doing Business in 2006”, salah satunya menyoroti iklim dunia perbisnisan di Negara Indonesia.
Menurut Bank Dunia, para pemilik modal yang ingin menanamkan investasinya di Indonesia membutuhkan waktu hingga 151 hari lamanya, hanya untuk mengurus segara tetek bengeknya. Karena para pemodal harus melewati 12 prosedur dari meja ke meja. Dari 26 negara yang disurvei, “prestasi” Indonesia ini hanya sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan Laos dan Timur Leste. Karena, untuk memperlancar urusan dan perizinan, pemodal harus menyerahkan sejumlah uang. Ironisnya lagi, meski pelicin sudah diserahkan, terkadang permintaan pemodal masih belum juga beres alias tertelantarkan. Situasi ini mengarah pada aturan yang lemah dan tidak pasti, sehingga menjadi lahan subur bagi praktek-praktek culas korupsi, kolusi dan nepotisme.
Padahal menurut Henry Ward Beeche dan Louis D. Brandesr, hukum dapat dihargai bukan karena ia adalah hukum, tetapi karena ia mengandung keadilan. Oleh sebab itu, jika ingin menghargai hukum, pada awalnya kita harus membuat hukum yang dapat dihargai.(***)

Bukan Wanita Sembarangan

“Wanita akan lebih cantik jika seseorang dapat jatuh ke dalam pangkuannya tanpa jatuh ke tangannya”.(Ambrose Bierce)

WANITA pilihan mampu memberi inspirasi, motivasi dan kekuatan bagi pria. Tapi, wanita yang mampu mengancurkan karier dan meruntuhkan kekuasaan pria, juga wanita pilihan. Faktanya?
Antasari Azhar, Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) diberitakan tersandung kasus wanita bernama Rani Juliani. Kariernya dan tahta tamat. Jaksa Agung Muda Urip Tri Gunawan, terjungkal karena Artalita Suryani alias Ayin dalam kasus BLBI. Anggota DPR A. Muqowan, terjengkang kasus wanita benama RN. Hutauruk yang mengaku sebagai istrinya. Max Moein diperkarakan oleh Desi Firdianti, sekretarisnya yang sempat dia pacari. Yahya Zaini terpelanting akibat video mesumnya dengan penyanyi Maria Eva beredar luas. Al Amin Nasution, meski sudah punya istri cantik Diva Dangdut Kristina, tersungkur bukan hanya akibat korupsi, konoon juga pernah kepergok dengan wanita di tempat hiburan dan hotel.
Di luar negeri, baru-baru ini Gubernur South Carolina Marshal Clement “Mark” Sanford Jr muncul di hadapan public membeberkan fakta mengejutkan sambil menangis dan mohon maaf kepada keluarga, istri dan dan keempat anaknya. Dia mengaku telah menemui selingkuhannya di Argentina, Maria Belen Chafur, janda anak dua. Padahal Mark telah memiliki istri bernama Jeny Sanford, pewaris Skil Corporations, perusahaan pembuat gergaji mesin. Karier politiknya di Partai Republik AS pun redup. Gubernur New York, Eliot Spitzer dipaksa mundur setelah Maret 2008 ketahuan menjadi klien jasa prostitusi kelas tinggi bernama Emperor’s club VIP. Tahun 1989 PM Jepang yang baru tiga bulan menjabat, Uno Sosuke mundur setelah ada Gheisa mengaku pernah terlibat affair dengannya. Pada Mei 2009, Wakil Menteri Kepala Kabinet Jepang, Yoshitoda Konoiko terpaksa mengundurkan diri karena ketahuan mengunjungi selingkuhannya. Presiden FIA, organisasi otomotif internasional Max Mosley terjungkal karena terlibat dalam pesta seks. Presiden Bank Dunia Paul Wolfowitz, mundur pada 30 Juni 2007 setelah mengusulkan kenaikan gaji di luar ketentuan bagi pacarnya bernama Shaha Ali Riza, yang juga stafnya. Bos Dana Moneter Internasional (IMF) Dominique Strauss-Khan juga terlibat skandal dengan wanita Hongaria, Piroska Nagy. Belum cukup??
Tahun 2007, Presiden Israel Moshe Katsav dipaksa mundur karena ketahuan terlihbat skandal seks dengan beberapa pegawai di kantornya, termasuk tuduhan memperkosa. Bill Clinton, Presiden AS (1992-2000) tergelincir karena affair dengan pegawai magang Gedung Putih, Monica Lewinski. Beruntung Clinton memiliki pembela handal, sehingga dia lolos dari sanksi pemecatan sebagai Presiden AS. John F.Kennedy, juga memiliki skandal dengan wanita yang terkenal sangat cantik, bom seks, ratu Holywood bernama Marlyn Monroe. Diisukan Marlyn Monroe juga menjalin asmara dengan Jaksa Agung Robert Kennedy, yang masih kakak beradik dengan John F. Kennedy. Maka salah satu teori konspirasi yang berkembang pasca tewasnya Marlyn Monroe pada 5 Agustus 1962, disebut-sebut ada keterlibatan kakak-beradik Kennedy itu. Grover Cleveland, presiden AS ke-22 (1885-1889) dan terpilih lagi sebagai presiden ke-24 (1893-1897), ketahuan membayar tunjangan anak-anak bagi perempuan selingkuhinya di tahun 1874.
Kasus lain yang lebih klasik adalah skandal Meteri Perang zaman PM Inggris Harold Macmillan bernama John Profumo dengan perempuan penghibur asal London, Chistine Keeler tahun 1963. Dia dipaksa mundur pada 5 Juni 1963, walaupun sebenarnya dia punya istri aktris cantik jelita, Valerie Hobson. Selain dengan John Profumo, Chistine Keeler juga menjalin affair dengan Atase Angkatan Laut Kedubes Uni Soviet di London, Yevgeny Ivanov. Mengingat situasi perang dingin waktu itu, akhirnya pada Oktober 1963, PM Macmillan terpaksa mudur dan pemerintahan Partai Konservatif bubar. Di Kanada, periode tahun 60-an, wanita mata-mata Uni Soviet yang cantik jelita, Gerda Munsinger, menjalin asmara terlarang dengan banyak anggota kabinet. Sejumlah menteri Kanada diselingkuhinya ramai-ramai oleh satu wanita, agen rahasia negara lawan.
Namun yang paling terkenal dalam sejarah adalah, Cleopatra, Ratu Mesir Abad VIII Sebelum Masehi yang menyebut seks adalah politik dan politik adalah seks. Dia menaklukkan Romawi dengan memacari dua orang sekaligus, yakni Julius Caesar dan Marc Antony. Tentunya masih banyak kasus yang lain.(***)

Capek Deh…!


“Dalam bercinta, kesetiaan membuat pria lebih gagah dan wanita lebih cantik”.(Ir. Anton L. Wartawan)

PERSELINGKUHAN telah menjadi salah satu penyebab karamnya bahtera rumah tangga. Banyak orang gedean yang rumah tangganya berantakan karena selingkuh. Banyak perceraian karena selingkuh. Banyak pria dan wanita stress karena perselingkuhan.
Pada edisi tulisan kali ini, saya ingin bercerita tentang sebuah sekenario perselingkuhan yang gagal, meski sudah dirancang sedemikiian matang. Tapi sebelumnya saya ingin berpesan, apa pun alasannya, perselingkuhan sangat tidak dibenarkan.
Seorang boss bicara dengan sekretarisnya yang juga selingkuhannya: "Seminggu kita akan pergi untuk perjalanan dinas, tolong siap-siap, ya.." Sekretaris bahenol itu pun segera telepon suaminya: "Mas, saya mau berangkat untuk perjalanan dinas, hati-hati di rumah, ya." Suaminya ternyata juga telepon kekasih gelapnya: "Istriku mau berangkat seminggu ke luar kota untuk urusan dinas, kau ada waktu berkunjung ke rumahku?" Kekasih gelapnya pun berpesan kepada anak didiknya di sebuah lembaga kursus ternama: "Nak, ibu punya banyak kerjaan selama seminggu ini, jadi kursus akan ditiadakan untuk sementara waktu”
Salah satu anak kursus bilang kepada kakeknya: "Kek, seminggu ini tidak ada kursus, gurunya sibuk. Ayo kita jalan-jalan. " Kakek (yang ternyata adalah si "Boss") telepon sekretarisnya: "Minggu ini saya mau jalan-jalan sama cucu saya, meeting keluar kota dibatalkan. "Sekretarisnya pun telepon suaminya: "Mas, boss ada kerjaan rumah yang mendadak, jadinya tripnya dibatalkan." Suami buru-buru nelpon kekasih gelapnya: "Sayang, Kau tak boleh datang, karena istriku tak jadi pergi." Kekasih gelap telepon anak kursusnya : "Nak, kursus minggu ini berjalan seperti biasa." Anak kursus bilang sama kakeknya: "Kek, guruku bilang kursus berjalan normal. Kakek jalan-jalan sendiri aja, ya." Kakek bilang sama sekretarisnya lagi: "Minggu ini kita atur perjalanan dinas lagi. Kamu siap-siap, yah!"… Dan seterusnya….Capek deh ...(***)

Kegelisahan Maladewa


“Kita harus menggarap tanah(alam) kita. Ketika manusia ditempatkan di Taman Eden, adalah untuk bekerja. Hal ini membuktikan bahwa manusia dilahirkan bukan untuk istirahat”.(Voltaire)

PEMERINTAH Maladewa tidak mau main-main merespon ancaman pemanasan global yang sudah menjadi isu internasional dewasa ini. Seperti Apa?
Sejak di bawah pemerintahan Presiden terpilih Muhamed Anni Nashed secara demokratis, negeri pulau di Samudera Hindia ini mulai menyisihkan tabungan sebagai salah satu bentuk persiapan riil mengantisipasi Global Warming. Dana yang terhimpun itu nantinya akan akan digunakan untuk membeli wilayah daratan baru. Langkah fenomenal itu dilakukan sebagai antisipasi terhadap kemungkinan terburuk akibat pemanasan global. Sebab, bila pemanasan global terus meningkat akan berdampak kepada meningginya tingkat permukaan air. Sehingga negeri yang berpenduduk sekitar 300 ribu-an jiwa ini memang terancam hilang dari peta bumi.
Negara ini akan menabung pendapatannya dari sector pariwisata yang merupakan penyumbang terbesar pendapatannya. Per tahunnya, mereka bisa mengantongi hingga milyaran dolar. Mereka mengaku tidak dapat mengelak dari perubahan iklim, sehingga konon katanya jalan keluarganya adalah dengan membeli daratan atau lahan di suatu tempat yang akan dijadikan sebagai jaminan jika terjadi kemungkinan terburuk akibat global warming.
Sejatinya, mereka tidak ingin meninggalkan Maladewa, tetapi mereka juga tidak ingin menjadi korban iklim dengan tinggal bertahun-tahun di tenda-tenda pengungsian. Yang menjadi incaran untuk dibeli daratannya adalah India dan Sri Lanka. Alasannya karena kedua negara tetanganya itu memiliki kemiripan budaya dan iklim dengan Maladewa. Alternative lainnya adalah Australia. Berminatkah Maladewa membeli lahan di Indonesia? Hingga tulisan ini diturunkan, saya belum berhasil mengkonfirmasi Presiden Maladewa, sebab saya tidak memiliki nomor telponnya.(*)

“Tukang Kompor”

“Di dunia yang penuh dengan tragedy kematian ini, seharusnya tak ada lagi waktu untuk saling membenci”.(Anonimous)

ARTI kata tukang kompor yang saya maksudkan adalah symbol bagi oknum yang suka mengompori orang lain. Bahasa keren-nya adalah provokator.
Konon jaman dahulu kala, ketika bangsa burung dan bangsa tikus masih bermusuhan, kelelawar adalah pihak ketiga yang ingin meraup keuntungan dari perselisihan dan pertikian antara burung vs tikus. Pada giliran burung menang perang melawan tikus, kelelawar berkata, “Bangsa burung dan kelelawar adalah saudara satu turunan, karena sama-sama memiliki sayap. Sementara tikus adalah turunan bangsa lain yang merupakan musuh bersama yang karus kita perangi,” rayunya.
Ketika saatnya tikus menang perang melawan burung, kelelawar pun datang merayunya dengan bahasa-bahasa penjilat untuk mencari keuntungan darinya.”Bangsa kelelawar dan burung adalah saudara satu turunan, karena sama-sama memiliki mulut monyong ke depan. Makanya kita harus saling membantu, karenanya burung adalah musuh kita bersama,” ujarnya.
Sial bagi kelelawar, karena tak lama kemudian antara bangsa burung dan kelawar menandatangani kesepakatan damai dan setuju menghentikan segala bentuk pertikaian yang telah berlangsung lama. Bahkan, seluruh bangsa binatang telah sepakat membentuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Binatang (PBB-nya hewan). Ketuanya adalah Singa sebagai raja rimba dan kantor pusatnya berada di sebuah hutan di daerah yang lokasinya sangat dirahasiakan.
Bingunglah kelelawar si tukang kompor ini. Dia kehilangan sekutu dan kehadirannya ditolak oleh banyak pihak setelah mengetahui sifat-sifat buruknya. Jadilah, hingga kini dia menjadi binatang yang malu keluar siang, malu dicemooh binatang lain, dan malu kepada sifatnya sendiri. Di siang hari kerjannya hanya tidur bergelantungan dalam posisi sungsang di tempat-tempat tersembunyi, gelap dan jarang dikunjungi mahkluk hidup lain. Dalam tidurnya, kelelawar senantiasa menutupi wajah dengan kedua sayapnya. Karenanya, di dunia perkomporan, kelelawar sulit ditangkap apalagi dipenjara. Ciri kelelawar si tukang kompor adalah, memiliki wajah buruk, hitam, dan muka bengis bertaring.(***)

T e l e r

“Tidak ada gunanya seorang pemabuk mencemaskan massa depan. Sebab, untuk mereka sebenarnya sudah tidak ada lagi hari esok”.(Anonimous)

MIRAS (minuman keras) dan Narkoba, telah menjadi momok menakutkan karena dampaknya yang mengerikan. Tak berlebihan jika agama mengharamkannya dan pemerintah melarang keras. Ironisnya, Miras dan Narkoba telah menyeruak di tengah-tengah masyarakat kita.
Saya akan bercerita, konon di Swedia, salah satu negara yang belum sempat saya kunjungi (hehehe…), penjualan Miras hanya boleh dilakukan sekali dalam seminggu, yakni hanya diperbolehkan pada hari Kamis dan hanya oleh toko-toko tertentu saja. Pembelinya juga harus sudah berumur 21 tahun ke atas dengan menunjukkan kartu identitas diri. Pembeliannya tak boleh lebih dari 1 liter. Di Swedia, Miras diawasi secara ketat. Bagaimana dengan di Indonesia? Saya malas berkomentar.
Kemudian di Rusia, saya juga belum sempat mengunjungi negara ini (hehehe…), di zaman pemerintahan Kruschev, yang menjadi musuh nomor satu adalah Vodka, bukan Amerika Serikat atau agama. Penyebabnya, karena di setiap musim dingin bersalju, orang-orang Rusia gemar mengunjungi bar-bar dan pub yang sangat mudah ditemukan di negara komunis itu. Mereka minum Miras guna menghangatkan tubuh hingga teler. Saat meninggalkan pub atau bar, kondisi mereka sudah payah akibat mabuk berat. Mereka tumbang dan terkapar di jalanan tidak sadar, dan tubuhnya tertutupi/tertimbun salju. Bisa ditebak, mereka pun tewas mengenaskan. Ketika salju mencair, bertebaranlah bangkai-bangkai manusia bergelimpangan di jalanan kota-kota di Rusia.
Ironisnya, kita mengimpor Miras termasuk Vodka. Tak logis dan hanya terpukau ketika melihat produsen Miras luar negeri meraup keuntungan besar dari penjualan Miras ke Indonesia. Sementara Miras di luar negeri dibatasi, di Indonesia dapat dijumpai dengan mudah. Berbagai merk Miras luar negeri membanjiri Indonesia, berbaur dengan Miras merk local dan Miras tradisional. Indonesia menjadi surga peredaran Miras, termasuk Narkoba. Menurut hitung-hitungan kedokteran, jika diketahui 1 orang pecandu Miras dan Narkoba, berarti sedikitnya ada 10 orang lain yang juga mengkonsumsinya. Seperti fenomena Gungung Es, hanya puncaknya saja yang terlihat, sementara yang tidak terlihat lebih besar lagi. Jadi beruntunglah bagi Anda yang bukan pecandu Miras atau Narkoba. Mengapa?
Ada cerita, seorang pemabuk sedang terkapar di rel kereta api. Dia berbaring tak berdaya di atas rel itu sejak tengah malam sepulang pesta Miras dengan teman-temannya di ujung kampung dekat kuburan. Dalam kondisi masih teler, pemabuk itu merangkak mengikuti rel. “Siapa sih yang membuat tangga sepanjang ini? Pasti sampai ke langit,” ujarnya sambil terus merangkak seperti layaknya sedang menaiki anak tangga.(***)

Sponsor


“Kebangkrutan paling buruk dalam hidup ini adalah kehilangan semangat hidup”.(Gerard de Nerval)


SAYA akan berkisah tentang hal yang mencengangkan, tentunya yang ada kaitannya dengan judul tulisan ini, Sponsor.
Logan Cambell atlet Taekwondo Selandia Baru pemegang sabuk hitam yang pernah bertanding di Kelas Bulu Olimpiade Beijing 2008, adalah pemegang gelar Korea Open 2008. Kisah bermula ketika ternyata keberangkatannya ke Beijing dan ke Korea Open, tidak dibiayai oleh Negeri Kiwi ini. Tapi ditanggung Max, ayahnya dan menghabiskan duit US$ 150 ribu atau sekitar Rp 987 juta. Untuk menghadapi Olimpiade London 2012 mendatang, dia harus berpikir keras mendapatkan dana guna biaya keberangkatannya. Sebab, meski prestasinya moncer, tak membuatnya mudah mendapatkan sponsor, kantongnya tetap tipis. Campbell kemudian mendirikan usaha rumah bordil bersama rekannya Hugo Philips, seorang sarjana akuntansi. Usahanya mulus, karena prostitusi bisnis legal di Selandia Baru.
Atlet Selandia Baru lain yang bernasib sepertinya adalah dua atlet wanita, yakni perenang Toni Jeffs, dan pembalap sepeda Nicole Tasker. Pada Olimpiade Barcelona 1992, Toni Jeffs tampil disponsori Brian Le Gross, pemilik club tarian telanjang The White House. Namun nasib pilu dialami Nicole Tasker yang harus menari bugil di hadapan dan pangkuan pengunjung klub malam di Auckland demi bisa berangkat ke Olimpiade Sydney 2000. Kebanyakan, nasib atlet Selandia Baru memang sulit dapatkan sponsor.
Kisah lain dialami Mohini Bardwaj, atlet senam Amerika Serikat. Dia bisa berangkat ke Olimpiade Athena 2004 dan meraih medali perak di kelas artistik, disponsori oleh artis seksi Pamela Anderson yang tiba-tiba menyodorkan uang US$ 20 ribu kepadanya.
Atlet Irak bernama Fasial, harus menjual mobil Ferari 328 GTS 1989 milikya demi mengikuti kejuaran dunia ski pada Maret 2009. Dia ingin menjadi atlet Irak pertama yang berlaga di olimpiade musim dingin, nomor slalom ski, olahraga ganjil untuk orang Irak. Mujur, untuk olimpiade musim dingin di Vancouver, Kanada 2010, Pemerintah Irak bersedia membiayai atlet urutan 28 dunia ini.
Kisah lain, 5 gadis atlet biathlon (gabungan menembak dan ski lintas alam), harus menahan dingin mengikuti sesi pemotretan kalender 2009 tanpa busana. Hasil penjualan kalender ini untuk biaya tambahan berangkat ke Olimpiade Musim Dingin 2010.Mereka sebenarnya meniru atlet ski lintas alam Kanada yang melakukan hal serupa sebelumnya di tahun 2000-an. Bagaimana dengan atlet Indonesia?(***)

Pornografi



“Jika suara hati seseorang berbisik, tandanya orang itu telah melakukan perbuatan buruk”.(Eugene Ianesco)

KETIKA televise pertontonkan tubuh-tubuh berpakaian mini nyaris bugil, berlenggak-lenggok pamer aurat, dianggap bisa mengundang fantasi birahi. Demikian juga dengan majalah, koran dan tabloid, tak jarang juga menjual keseksian dengan dalih artistic. Mereka marah besar kalau dibilang mengusung pornografi dan pornoaksi.
Dalam kehidupan sehari-hari, ternyata banyak perempuan yang bangga kalau disebut seksi. Bangga mempertontonkan daging-daging yang menempel di tubuhnya. Bahkan, dari waktu ke waktu, mereka makin kreatif saja. Bagian-bagian tubuh yang selama ini terpenjarakan, kini mulai dimerdekakan. Lihatlah acara anak-anak di televise yang mengajarkan generasi bau kencur itu untuk berlenggok-lenggok memamerkan aurat. Lirik-lirik lagu yang dibawakannya pun sebenarnya hanya pantas untuk orang dewasa. Mereka telah menjadi dewasa sebelum waktunya. Bunga-bunga itu mekar sebelum saatnya.
(Maaf) Daging, udel, bokong dan kulit mulus itu, kini melesat keluar dari dalam pakaian yang menyekapnya dengan dalih tuntutan fashion jaman modern. Di mal-mal, banyak udel dan bokong berserakan. Pakaian yang mereka kenakan justru untuk mempertegas penelanjangannya. Benarkah fenomena ini wujud dari tuntutan fashion modern? Di jaman pra sejarah, orang tidak mengenakan pakaian dan auratnya diumbar kemana-mana. Jika sekarang orang kembali mengumbar auratnya, berarti orang itu kembali ke era pra sejarah.
Saya akan bercerita tentang seorang seniman yang sedang melukis gambar cewek telanjang di atas kanvasnya. Seseorang melihat lukisan itu dan menegurnya karena lukisan itu dinilainya porno. Tapi si pelukis menjawab, “Oh, lukisan ini bukanlah porno, tapi wujud eksistensi dari seni dan keindahan” tangkisnya.
Namun, ketika seniman itu disuruh melukis gambar ibunya, atau saudara perempuannya dengan pose telanjang juga, dia menolak mentah-mentah. “Anda jangan gila, Bung. Saya tak mungkin melakukannya, karena saya masih punya moral,” katanya dengan nada emosi. Nah, lho.(***)

Negeri Tikus

“Semua binatang di dunia tahu, bahwa hal yang terpenting dalam hidupnya adalah menikmatinya”.(Samuel Butler)

KONON katanya, ada sebuah negeri makmur yang tingkat perekonomiannya sangat tinggi. Wilayahnya tidak luas dan jumlah penduduknya tidak banyak, namun cukup padat. Angka korupsinya, cukup rendah jika dibanding dengan negeri-negeri tetangganya, meski rakyatnya adalah tikus.
Negeri sejahtera ini saya sebut sebagai Negeri Tikus. Karena rakyatnya mayoritas adalah tikus. Kebayakan, tikus-tikus ini adalah pendatang dari negeri tetangga dan memilih menetap disini dengan aman tanpa ada yang berani mengganggu. Mereka meninggalkan negeri asalnya setelah dibuatnya miskin menderita. Lumbung-lumbung padinya sudah dibobol dan isinya dibawa kabur ke Negeri Tikus. Tikus-tikus ini memiliki otak encer, lihai, dan daya penciumannya tajam. Dikenal licik dan pandai mengkadali para penguasa di negeri asalnya yang memiliki kucing-kucing bergigi ompong dan matanya hijau berbinar kalau melihat duit. Mudah sekali disogok, gampang disuap dan enak diajak menyusun konspirasi jahat. Kalaupun ada kucing yang tidak ompong, biasanya giginya palsu. Jadi kalau menggigit, rasanya geli dan hanya membuat para tikus ini terpingkal-pingkal. Bisa seharian mereka mentertawakan kucing-kucing ompong dan bergigi palsu itu. Mereka terus saja memperolok-olok kucing-kucing menyedihkan itu. “Ayo, tangkap aku kau kusogok. Hahaha, hihihi, huhuhu, kasihan deh lu,” pongahnya.
Namun, perilaku korup dan serakahnya tak berguna di Negeri Tikus ini yang memiliki kucing-kucing bergigi tajam, bukan gigi palsu dan tidak ompong. Matanya juga tidak hijau jelalatan kalau melihat kelebatan lembaran uang. Kucing di sini tak mempan disogok. Meski tikus-tikus pendatang ini mati kutu di negeri ini, namun tetap saja bisa menikmati kekayaan yang dibawa dari negeri asalnya. Dia bisa membuka bisnis baru di Negeri Tikus ini, tentunya dengan prosedur dan aturan resmi yang ditentukan pemerintahnya. Bahkan, ada beberapa tikus yang masih mengendalikan bisnisnya di negeri asalnya. Tentunya, lagi-lagi dengan terus tersenyum, tertawa lebar, ongkang-ongkang kaki di kursi empuk bersandaran tinggi, rokok mahal terselit di sudut bibirnya dan tangannya tak henti-hentinya berkipas dengan lembaran rupiah, dollar atau poundsterling. Tangan-tangan hukum lunglai di hadapan tikus-tikus seperti mereka.(***)

Nasihat Tukang Jahit

“Nasihat jarang diterima dengan baik oleh hampir semua orang yang membutuhkannya”. (Lord Chesterfield)

DALAM kehidupan ini terkadang penuh dengan kejutan, bahkan misteri. Hal-hal tak terduga sering kali terjadi di alam kehidupan sekitar kita. Seperti gambaran yang akan dikisahkan di bawah ini.
Alkisah ada seorang kaya raya, sebut saja Pak Anto (mirip dengan nama panggilan saya, ya…), bukan nama sebenarnya, bertahun-tahun mengeluhkan kesehatannya. Telinganya sering berdenging, matanya kabur dan kepalanya pusing. Beberapa dokter terkenal sudah dia kunjungi untuk minta penyelesaian atas penyakit yang dideritanya. Dokter pertama menyarankannya supaya dia melakukan implantasi saluran pengering cairan di kupingnya. Dia ikuti saran dokter itu, tapi kondisinya tak juga berubah. Dokter kedua, menyarankan agar melakukan operasi rekonstruksi struktur tulang hidung. Hasilnya nihil juga. Dasar orang berduit, dia tak pernah menyerah dan terus memburu dokter-dokter terkenal yang mahal bayarannya. Demikian juga dengan dokter ketiga, dia malah divonis umurnya tak bakal lama lagi. Paling lama setahun. Dokter itu berkata tak mampu berbuat apa-apa terhadap penyakit Pak Anto ini.
Sejak saat itu pula, hidupnya menjadi tak bergairah sejak vonis tak terduga dokter ketiga. Setengah pasrah, dia ingin menikmati sisa hidupya dengan sebaik-baiknya. Dia keliling dunia dengan menyewa kapal pesiar beserta istri, anak, famili dan kolega bisnisnya. Untuk persiapan keliling dunia, dia memesan sebanyak 15 buah setelan jas dan pakaian terbaik pada seorang penjahit terkenal di kotanya. Sesuai dengan prosedur standar, dia harus pergi ke tukang jahit untuk pengukuran. Si penjahit bilang kalau ukuran lengannya adalah 35 dan ukuran lehernya adalah 18. Pak Anto protes soal ukuran leher tersebut, karena biasanya berukuran 16. “Pasti anda salah ukur, karena biasanya saya menggunakan ukuran 16,” protesnya.
Tapi Si penjahit bersikukuh ukuran leher Pak Anto adalah 18. Dia berkata, “Saya sulit membayangkan jika bapak menggunakan ukuran 16. Sebab, jika kerah baju kekecilan maka akan menyebabkan aliran oksigen dari otak menjadi tersumbat. Akibatnya telinga akan berdenging, kepala pusing dan mata kabur karena tertekan keluar seperti mau copot”. Pak Anto terperangah atas jawaban tukang jahit itu.(***)

Mutilasi

“Perilaku seseorang adalah terjemahan dari jalan pikirannya”.(John Locke)

KEJAHATAN potong-memotong tubuh korbannya, menjadi kabar besar tahun 2008 dengan terungkapnya kasus pembunuhan berantai dengan pelaku Ryan si Penjagal dari Jombang. Di tahun 2010, kasus serupa kembali gempar dengan pelaku Babe, yang memutilasi sedikitnya 7 anak-anak jalanan yang ditampungnya setelah sempat disodominya.
Dalam dunia pewayangan, mutilasi pernah terjadi dam diilustrasikan dengan jelas. Dalam kisah klasik Perang Ramayana karya Empu Walmiki yang menceritakan tentang peperangan antara Rama dengan Kumbakarna si Senopati Alengka, telah menggambarkan tentang mutilasi. Bermula kerika Kumbakarna sedang mengamuk membasmi pasukan kera pimpinan Sugriwa dan Hanoman. Tak ingin pasukannya binasa, Sang Rama pun turun tangan. Dengan panah saktinya, Rama berhasil memenggal kedua tangan Kumbakarna. Namun walaupun hanya dengan kaki, keperkasaan Kumbakarna seperti tak terhentikan dan banyak pasukan kera yang tewas diinjak-injak.
Rama kemudian membidik busur panah saktinya ke arah kedua kaki raksasa angkara murka itu dan putus seketika. Tapi, Kumbakarna benar-benar sakti mandraguna. Dia tak kehilangan nyali dan mengguling-gulingkan tubuh besarnya untuk melindas pasukan kera yang sudah kocar-kacir. Banyak kera yang tewas penyet akibat tergencet. Amarah Rama tak tertahankan. Panahnya kembali melesat mengarah kepala Kumbakarna yang langsung tewas dengan kondisi tubuh hampir tak berbentuk lagi. Tubuh Kumbakarna dimutilasi alias dipotong-potong oleh Rama dengan panahnya.
Bukan hanya itu, pada bagian lain kisah Ramayana ketika Rama bertempur dengan Raksana Rahwana, mutilasi juga terjadi. Dikisahkan, beberapa kali Rama memotong-motong tubuh Rahwana dengan pusaka saktinya. Tetapi tubuh yang sudah putung-putung itu kembali menyatu. Pasalnya, Rahwana memiliki kesaktian bernama Aji Pancasona.
Kemudian, kalau Anda pergi ke pasar, akan melihat pedagang daging memotong-motong bagian tubuh ayam daging, sapi, kambing, babi, kerbau hingga menjadi beberapa bagian. Entah ada atau tidak hubungannya dengan sejarah mutilasi, namun para pedagang daging di pasar juga termasuk pelaku mutilasi.(**)

Kursi Empuk

“Suatu bangsa akan menghadapi kenyataan betapa sulitnya mencari pemimpin yang telinganya tetap diarahkan menghadap ke bawah”.(Winston Churchill)

DALAM banyak kesempatan saya sering heran setiap kali memasuki ruang-ruang pertemuan, biasanya kursi barisan belakang lebih dulu dipenuhi orang. Sedangkan kursi pada barisan depan, sering tampak kosong meski lebih empuk ketimbang kursi bagian belakang. Mungkin, enggannya seseorang duduk di kursi bagian depan karena dia tak pede, atau memang tidak suka menonjolkan diri. Benarkah?
Pada kenyataannya, kita sering melihat seseorang menjadi penjilat, cari muka, menyuap sana-sini, bahkan tega mengadu domba demi mendapatkan sebuah kursi. Apalagi jika kursinya empuk banget. Dia akan berlomba-lomba merias diri, mengobral janji, pamer kelebihan yang dimiliki, menonjolkan segala sesuatu yang tak dimiliki orang lain, bangga atas kekurangan orang lain dan menganggap dirinya paling hebat di depan umum. Dia ingin dianggap idealis, reformis sejati, aspiratif, pejuang perubahan, dan sebutan-sebutan hebat lainnya demi sebuah kursi empuk yang diinginkannya.
Namun, setelah berhasil mendapatkan kursi empuk dan duduk di atasnya, ia mulai goyang-goyang kaki, dan keempukan krsi itu membuatnya terlena dan tertidur sangat lelap dalam balutan mimpi-mimpi indah. Jadilah dia tukang tidur dan menjadi seorang pemimpi hebat dalam kursi empuknya.
Dalam sadarnya pun dia nyaris tak berbuat apa-apa, kecuali menyusun sebuah rencana jahat dari kursi empuknya untuk menimbun kekayaan untuk membeli kemewahan duniawi, cari cewek wangi, cantik, bahenol, seksi semampai berambut pirang dan bisa dijadikan sebagai perempuan simpanan. Dalam kondisi seperti itu, keluarlah sifat aslinya. Kursi empuk membuatnya berubah. Walaupun tidak semua orang yang duduk di kursi empuk memiliki sifat seperti itu. Karena ada juga yang sifatnya sangat baik hati, bijaksana, terhormat, ramah, sopan, mulia, dan rajin menabung. Saya jadi ingat pepatah Yugoslavia yang menyebutkan: “Jika ingin mengetahui siapa dia sebenarnya, angkat dan berilah dia jabatan”.
Kalau Anda berjalan-jalan ke pasar tentu banyak sekali toko-toko yang menjual meubelier, termasuk kursi. Berbagai macam model kursi empuk tersedia, mulai yang harganya paling murah hingga yang termahal sampai tak ada manusia yang mampu membeli. Tetapi Anda tahu, bukan itu kursi empuk yang saya maksudkan.(***)

Hidup di Bui

“Hukum di Indonesia diibaratkan sebuah pisau. Tajam ke bawah, namun tumpul ke atas”.(Karni Ilyas)

TERKUAKNYA sel mewah di lembaga pemasyarakatan sebenarnya tak terlalu mengejutkan, karena sudah sejak lama selentingannya beredar luas. Masalahnya, orang di luar penjara sulit mendapatkan akses untuk membuktikannya. Sekarang publik sudah dibelalakkan matanya untuk melihat kenyataan ganjil ini.
Sesunggunya penjara mewah di negara lain juga ada, tapi biasanya hanya diperuntukkan bagi tahanan politik. idak diperuntukkan bagi seorang mafia suap, mafia korupsi yang menyedot uang rakyat dengan mempermainkan hukum. Tentunya, tetap saja tidak semewah penjara yang ditempati oleh Artalita Suryani, alias Ayin, terpidana kasus penyuapan yang melibatkan Jaksa Agung Muda Urip Tri Gunawan yang saat ini hidup di bui.
Berdasarkan catatan ICW (Indonesia Corruption Watch) di sepanjang tahun 2009, dari 378 terdakwa korupsi sebanyak 224 terdakwa dibebaskan. Kalaupun ada yang sempat mencicipi sel, konon penjaranya enak dengan fasilitas wah layaknya hotel berbintang Tentu saja, kondisi seperti ini tidak akan membuat kapok para koruptor. Misalnya korupsi Rp 100 Milyar hanya dipenjara 5 tahun, dipotong remisi 17 Agustus-an setahun sekali, maka selama 2-3 tahun di penjara, dia sudah lenggang kangkung bebas kelayapan. Duit hasil korupsinya, sudah berbunga-bunga bisa untuk beli apa saja. Karena banyak uang, di penjara bisa hidup mewah, setelah keluar pun mewah juga. Apa yang salah dengan negeri ini?
Lagunya D”Lloyd, ” Hidup di bui bagaikan burung .Bangun pagi makan nasi jagung. Tidur di ubin pikiran bingung, apa daya badan ku terkurung, Terompet pagi kita harus bangun, dan seterusnya…,” sudah tak relevan. Seharusnya lagu ini direvisi menjadi, “ Hidup di bui bagai kondominium, tidur empuk, makan stik dan burger. Tidur di spring bed mahal, karaokean bisa spa pun boleh. Oh, kawan, dengarkan lagu ini. Hidup di bui nikmat sekali, andai saja kau mengalami, pasti ingin coba masuk lagi. Apalagi penjara masa kini, masuk kurus keluar jadi gemuk. Karana nikmat dan banyak uang, nanti keluar bisa beli banyak sawah” Just Kidding.(**)

Amarah Tuhan & Amarah Manusia


AMARAH bukan hanya milik manusia. Amarah juga milik Tuhan, meski Dia memiliki sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sejarah mencatat, konon Tuhan pernah marah dengan mengazab kaum-kaum yang tingkat pembangkangannya kelewatan.
Bagaimana jika manusia marah? Banyak nasihat yang ditujukan kepada orang-orang yang suka marah. Ambrose Bierce mengingatkan, “Bicaralah pada saat Anda sedang marah dan Anda akan melakukan pidato panjang yang akan Anda sesali”. Baltasar Gracian memberi nasihat, “Janganlah melakukan apa pun pada saat Anda marah, karena semua yang Anda lakukan menjadi serba salah”. Daniele Webster berpesan, “Tetaplah tenang, amarah bukanlah suatu alasan”. Henry Ward Beecher berkata, “Janganlah Anda melupakan kata-kata seseorang yang sedang marah yang ditujukan kepada kita”. Ovid berpetuah, “Bertambah agung seseorang, maka bertambah besar ketahanannya untuk tidak marah”. Saneca memberi tip ampuh, “Obat yang paling mujarab untuk mengobati amarah adalah dengan menundanya.
Karenanya, jika memiliki kemampuan menahan amarah, bersikaplah seperti ceret yang memakai sempritan. Dia hanya bernyanyi saat airnya sudah mendidih. Kebanyakan, jika seseorang benar biasanya dapat menahan diri untuk bersabar. Tetapi jika orang itu bersalah, biasanya tidak dapat menahan diri untuk tidak marah. Padahal, dengan amarah, sangat sulit untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain. Simpanlah amarah karena tidak seorang pun yang menginginkannya. Pepatah India menyebutkan amarah berakhir dengan kekejaman. Pepatah China berkata jika seseorang berada dalam keadaan marah, dia tidak berada di pihak yang benar dan jangan menulis surat pada saat sedang marah. Pribahasa Jerman, amarah tanpa tenaga adalah kebodohan. Peribahasa India, janganlah melempar amarah yang dapat berbalik melawan, karena api memiliki panas yang sama saat dinyalakan. Penulis berpesan, ” Anger Punishes Itself” yang artinya amarah dapat menghukum dirinya sendiri.
Bagaimana jika Tuhan Marah? Bisanya Dia akan memberikan teguran dalam banyak bentuk dan wujud yang oleh banyak orang diterjemahkannya sebagai cobaan. Mungkin cobaan itu bisa berupa bencana, musibah, penderitaan, kesedihaan, bahkan bisa dalam bentuk kebahagiaan dan kegembiraan. Menurut orang bijak, ada satu hal untuk dilakukan oleh manusia ketika cobaan-cobaan itu datang, yakni dengan introspeksi diri dan mencari hikmah di balik setiap cobaan yang datang. Yang pasti, tidak akan pernah ada yang berani menasehati Tuhan ketika Dia marah.(***)

Gelandangan

“I love those whose soul is deep, even in being wounded. I love those who are as heavy drops, falloing one by one out of the dark cloud that hangs over men. They herald the advent of lighting, and herald they perish”. (Fredrich Wilhelm Nietzshe (1844-1900), Dalam Bukunya Ecce Homo)

ARTINYA kurang lebih: “Aku cinta mereka yang jiwanya dalam, sekalipun sedang disakiti. Aku cinta mereka yang jiwanya merdeka dan hatinya pun bebas. Aku cinta mereka seperti tetesan embun yang berat, jatuh satu demi satu dari mendung yang memayungi manusia. Mereka itu memaklumkan akan tibanya halilintar, dan sebagai pembawa maklumat, mereka pun sirna”.
Entah ada atau tidak kaitannya dengan cerita di bawah ini, tapi bermula ketika beberapa anak gelandangan berkumpul di sudut pasar sambil mengobrol serius menceritakan latar belakangnya masing-masing hingga menjadi gelandangan. Seorang anak bercerita, bahwa gara-gara orang tuanya bercerai, dia pun terlantar dan menjadi gelandangan. Yang satunya lagi turut bercerita, gara-gara ibunya seorang wanita tuna susila (WTS), bapaknya pemabuk kelas berat, pencuri dan suka main perempuan, dia minggat dari rumah dan memilih menjadi gelandangan. Seorang anak lagi menyambung, keluarganya sangat miskin dan saudaranya berjumlah 7 orang, dan bapaknya jadi pengangguran sejak kecelakaan kerja beberapa tahun lalu, dan dia memilih meninggalkan rumah untuk menjadi gelandangan.
Sementara itu anak terakhir bercerita, bahwa sebenarnya ia berasal dari keluarga yang kaya raya dan terpandang. Bapaknya seorang pejabat penting dan ibunya seorang pengusaha sukses yang gemar arisan di sana-sini. Tapi sejak bergulirnya era reforrmasi yang dijalankan dengan benar, kedua orang tuanya harus berurusan dengan pihak yang berwajib, dan pengadilan memutusakan bersalah. Akibatnya, bapaknya masuk sel dan ibunya gila.(***)

B a n j i r

“Pemerintahan ibarat bejana. Dari atas hingga ke bawah banyak kebocorannya”.(James Reston)

SESUNGGUHNYA, rakyat Indonesia bukan hanya ketiban musibah banjir air akibat sungai-sungai meluap dan laut marah. Rakyat di negeri ini sesungguhnya sudah kenyang dengan beraneka macam banjir.
Adalah banjir janji, ketika musim kampanye, rakyat dijejali dengan janji-janji manis tentang mimpi indah kesejahteraan yang semuanya itu adalah isapan jempol belaka. Banjir kata-kata, ketika rakyat disuguhi kalimat-kalimat indah yang dituangkan dalam slogan, dan motto yang semuanya adalah semu. Banjir air mata, ketika rakyat dihadapkan kepada biaya sekolah, biaya berobat, harga-harga kebutuhan pokok mencekik leher. Banjir demonstarasi ketika para buruh, mahasiswa dan orang-orang tertindas memberontak. Banjir barang impor dari negeri tetangga, ketika rakyat lebih memilih harga, mudah didapat dan lebih berkualitas. Banjir gelandangan dan pengemis (gepeng) yang mewarnai hampir setiap lampu merah kota besar. Rakyat dibanjiri koruptor, yang seolah telah membudaya di negeri ini dan jarang sekali pelakunya tersentuh oleh hukum. Banjir maling, yang dibuktikan dengan mendominasinya kasus pencurian di seluruh Indonesia setiap tahunnya.
Banjir pengangguran, ketika rakyat susah dapat lapangan kerja. Banjir wanita tuna susila (WTS) di tempat-tempat prostitusi, baik yang terang-terangan maupun yang tertutup. Banjir makian, ketika orang sangat mudah mengumpat dan mendamprat seperti yang sempat dirpaktekkan oleh para anggota DPR yang katanya terhormat. Banjir orang bodoh, karena banyaknya orang tak bisa sekolah akibat tingginya biaya pendidikan. Banjir orang tertindas, karena hukum ibarat pisau yang hanya tajam ke bawah, tapi tumpul ke atas. Banjir orang sakit, karena banyak orang miskin yang tidak mampu berobat ke rumah sakit dan memilih berobat ke dukun. Banjir film atau sinetron-sinetron kelas rendahan yang banyak menghiasi televise swasta nasional. Banjir kekerasan ketika orang dengan mudah membunuh, melukai dan mencelakai orang lain seperti digambarkan para supporter sepak bola Indonesia. Banjir sampah, karena minimnya tempat pembuangan sampah. Banjir tawuran pelajar akibat salah asuh. Banjir apalagi?(***)

Tragedi Bangsa Midas


“Siapakah orang yang kaya? Dia adalah yang merasa puas!. Siapakah dia itu? Tidak seorang pun”. (Benjamin Franklin)

DALAM buku karya Dr. Komaruddin Hidayat berjudul “Tragedi Raja Midas” diceritakan tentang seorang raja yang bernama Midas. Dia adalah seorang figure terkenal dalam legenda Yunani Kuno. Seperti apa dia?
Raja Midas digambarkan sebagai sosok yang rakus, sangat bangga dengan kekuasaan, gila jabatan dan sudah pasti adalah gila harta dengan tiada hentinya menumpuk kekayaan yang sudah melimpah ruah. Dia tak peduli harus mengorbankan kepentingan rakyatnya, yang penting dia bisa bergelimangan harta benda. Meskipun tabiatnya yang rakus itu kian menjadi-jadi, namun rakyatnya tak ada yang berkutik. Sebagian besar rakyat membencinya. Tapi tak ada yang berani memberontak atau melawan terang-terangan. Paling banter, rakyat hanya berani berkasak-kusuk ria di warung-warung kopi atau bermain sindiran.
Namun, pada suatu hari, rakyat bersuka cita setelah mendengar Raja Midas menjadi gila karena permaisurinya mati dan berubah menjadi patung emas. Penyebabnya, raja yang tidak pernah puas harya kekayaannya itu sehelumnya pernah melakukan semedhi untuk bertemu Dewa Kekayaan (bukan Dewa 19). Dia minta agar tangannya dianugerahi kekuatan magic sehingga benda apapun yang disentuhnya bisa berubah menjadi emas. Permohonan Raja Midas itu ternyata dikabulkan oleh Dewa. Dengan kesaktian magic-nya, Raja Midas pun mulai menyentuh setiap benda yang ada di sekitarnya dengan mengucapkan mantera-mantera yang diterimanya dari Dewa. Sehingga, mulai dari istana hingga benda-benda yang ada di dalamnya seluruhnya berubah menjadi emas, termasuk pagar dan pohon-pohon di sekitarnya. Kekayaannya kian tak tertandingi di seantero negeri, bahkan negeri lain.
Tragedi bermula ketika setelah puas dengan hasil dari kesaktian tangannya, Raja Midas merasa sangat haus, dahaga dan lapar. Dia kebingungan, karena setiap makanan dan minuman yang disentuhnya berubah menjadi emas. Dia berteriak dan memanggil anak dan isterinya yang kebetulan sedang berlibur ke istana lain di luar kota. Begitu permaisuri datang, segera dipeluknya sambil menangis layaknya anak kecil. Bisa ditebak, permaisurinya pun menjelma menjadi emas. Sejak saat itu, Raja Midas menjadi gila dan mendapat cemoohan dari rakyatnya sendiri…
Itu lah Raja Midas. Mungkin di sekitar kita, para pemimpin kita, para pejabat kita bahkan kita sendiri, bahkan bisa semua orang masuk dalam kelompok Raja Midas. Yang haus dan gila akan kekayaan, kekuasaan, status social, status ekonomi serta gila-gila yang lain yang bisa mengarah kepada munculnya praktek korupsi. Jangan sampai kita menjadi Bangsa Midas.(***)

Tikus Tertawa

“Binatang tak dapat menggunakan lidahnya untuk berbicara. Tapi tak berarti binatang tak memiliki jiwa”.(Frederich Bligh Bond)

ADA-ada saja orang media menggambarkan perseteruan antara Polri dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang diibaratkan seperti “pertempuran” antara Buaya versus Cicak. Tapi apa pun istilah untuk itu, sehebat apapun implikasi yang ditimbulkannya, saya hanyalah orang kecil yang tak berani untuk ikut campur. Bukan kapasitas saya.
Lebih baik, saya berbicara tentang Buaya dalam arti sesungguhnya. Buaya (bukan buaya darat), adalah salah satu binatang peninggalan purbakala yang masih tersisa. Tubuhnya kasar dan menyeramkan. Apa saja disantapnya. Karena konon Buaya tidak memiliki lidah, sehingga tidak bisa merasakan nikmatnya mangsa yang dimakannya. Mulai dari binatang besar hingga binatang kecil, termasuk bangkai pun disikatnya. Menurut cerita-cerita dongeng masa kecil tentang binatang (Fabel), tidak pernah didongengkan tentang Buaya vs Cicak. Tapi kalau Buaya vs Kancil si binatang cerdik, sudah sering didengar. Tetapi dongeng tentang Buaya vs Cicak, baru di penghujung tahun 2009 ini mendengarnya di negara ini, Indonesia.
Saya memang tidak sempat wawancara langsung dengan para Buaya yang ganas, seram bin menakutkan. Namun seandainya mereka diberi pertanyaan memilih mana antara menyantap Tikus dengan Cicak? Kemungkinan besar Buaya akan menjawab memilih memangsa yang lebih besar. Yakni tikus, jika tujuannya adalah untuk mengenyangkan perut. Tapi kalau memiliki tujuan yang lain, misalnya merasa tersaingi karena tubuhnya agak-agak mirip? Entahlah, saya belum mendapatkan pers rilis tertulis dari Buaya. Atau mungkin ada alasan lain, karena sudah tidak ada lagi tikus sehingga Buaya melirik Cicak untuk jadi santapan? Entahlan, saya juga tidak tahu, karena Buaya belum pernah menggelar jumpa pers. Lalu, benarkan tikus-tikus sudah pada musnah di negeri ini sehingga Cicak yang jadi sasaran Buaya?
Nah, berarti keberadaan Cicak saat ini terancam karena sedang bermusuhan dengan Buaya. Tak berlebihan jika binatang yang biasanya nempel di dinding ini terusik jiwanya. Masa-masa indah berburu serangga kecil dengan lidah sebagai senjatanya, bakal tak lagi dinikmati Cicak jika Buaya masih saja mengincarnya.
Dibanding Buaya, Cicak memiliki tubuh kecil yang memiliki kelebihan nempel di permukaan yang licin. Dibanding Buaya, makanan Cicak tidak gede. Cukup serangga-serangga kecil. Perutnya gak muat. Rasanya mustahil Cicak makan Buaya. Tetapi masuk akan jika Buaya makan Cicak. Perseteruan antara Buaya dengan Cicak ini, mungkin membuat Tikus tertawa terbahak-bahak. “Hik..hik..hik..” tawa tikus lirih, karena takut ketahuan sedang ngetawain Buaya vs Cicak.(**)

Ongkos Jaga Presiden

“Saya ingin menjadi presiden bukan karena tawaran kesempatan untuk menjadi seseorang yang berkedudukan tinggi, tetapi karena tawaran untuk bisa melakukan sesuatu”. (Richard M. Nixon)

TIDAK Diketahui seberapa besar ongkos yang harus dikeluarkan oleh negara untuk menjaga keamanan Presiden RI selama ini. Namun yangt pasti membutuhkan duit gede. Karena sebagai pemimpin negara, seorang presiden harus dijaga dari berbagai ancaman keamanan yang membahayakan. Seperti apakah pengamanan terhadap presiden Amerika Serikat yang konon banyak musuhnya?
Khusus untuk Barack Obama adalah presiden kulit hitam pertama di Amerika Serikat sehingga rawan menjadi korban pembunuhan di negara yang tingkat rasialismenya ini masih tinggi. Wajar jika pada pidato kemenangan Obama tanggal 4 November 2008 lalu, dia berada di balik kaca tipis anti peluru yang sengaja dibuat tak terlihat oleh mata telanjang untuk mengelabuhi pihak-pihak yang bermaksud membuat onar.
Total ancaman sepanjang kampanye yang ditujukan kepada pria berdarah Kenya ini dan keluarganya adalah sebanyak 500 ancaman.
Setelah menjabat sebagai orang nomor 1 di AS, pasukan pengaman presiden dan keluarganya, Secret Service, memesan kendaraan Limosin untuk sang presiden yang menurut Daily Telegraph, kendaraan ini bukan hanya anti peluru, tetapi juga anti bom. Apalagi saat ini di AS sedikitnya ada 200 juta warganya memiliki ijin kepemilikan senjata api. Kebencian rasial belum musnah dari negeri Paman Sam ini. Data pemerintah menyebutkan, ada sekitar 30.000 kematian akibat senjata api di seantero AS. Parahnya, seorang presiden pun bahkan tidak terlepas dari ancaman dengan senjata api.
Sejarah AS mencatat, sebanyak 4 orang presidennya tewas ditembak ketika masih menjabat. Mereka adalah Abraham Lincoln, James A. Garfield, Wiliam McKinley dan John F. Kennedy. Sedangkan dua orang presiden dinyatakan luka-luka akibat dalam percobaan pembunuhan, salah satunya adalah Ronal Reagen. Artinya, untuk pengamanan bagi Obama adalah pekerjaan super sulit bagi agen-agen rahasia Negara ini. Sehingga membutuhkan taktik dan strategi yang beragam. Termasuk pengamanan bagi di sekitar tempat tinggal Obama dan keluarganya di Chicago.(***)

Prita Mulyasari

“Tuhan tidak pernah tidur melihat ketidakadilan berlangsung di negeri aneh ini, dan laknat-Nya menanti orang-orang yang mempermainkannya”.(Penulis)

PEREMPUAN kelahiran Solo,32 tahun lalu ini telah menyita public secara luar biasa, hampir mengalahkan artis paling popular di Indonesia sekalipun. Kisahnya diawali dari perseteruannya dengan Rumah Sakit Omni Internasional.
Saat kasus hukum nenimpanya, wanita bersuamikan Andri Nugroho ini bekerja di bagian call center sebuah bank swasta. Buah dari perkawinannya adalah Khairan Ananta Nugroho dan Ranarya Puandida Nugroho yang masih balita saat kasus ini merebak. Dukungan masyarakat ternyata berada di balik Prita, yang menganggap ketidakadilan telah mendholiminya. Oleh pengadilan, Prita sempat diwajibkan membayar ganti rugi sebesar Rp 204 juta kepada RS Omni. Prita didakwa dengan pasal pencemaran nama baik karena mengirim email berisikan keluhan atas pelayanan RS Omni kepada beberapa temannya. Surat elektronik tersebut kemudian menyebar luas, dan RS Omni kebakaran jenggot. Selain menuntut secara perdata, RS Omni juga menuntut secara pidana. Hebatnya, dukungan kepada Prita terus mengalir dari masyarakat hampir di seluruh Indonesia. Koin Peduli Prita pun terkumpul jumlahnya mendekati setengah milyar rupiah yang membuat Prita tidak perlu pusing-pusing soal duit. Artinya, kewajiban membayar Rp 204 kepada RS Omni, bagi Prita layaknya semudah membalikan telapak tangan.
Tahukah Anda? Duit Rp 204 juta jika dikonversi dalam bentuk koin pecahan Rp 500-an, maka beratnya mencapoai 1 ton lebih. Selanjutnya, jika koin-koin itu dijejer, maka panjangnya mencapai 11 kilometer. (Kurang lebih antara Monas – Jembatan Semanggi di Jakarta). Nah, kalau koin-koin itu ditumpuk/disusun, maka ketinggiannya mencapai 1,3 kilometer.
Tahukah Anda? Majelis hakim yang menangani kasus Prita vs RS Omni ini terdiri dari Ketua Karel Tuffu, kelahiran Ambon 17 April 1959, alumnus Fakultas Hukum Unhas, yang pernah bertugas di PN Makasar, PN Jakarta Utara, PN Makale Toraja dan sejak 2008 jadi Wakil Ketua PN Tanggerang. Sedangkan hakim anggotanya bernama Perdana Ginting, kelahiran Sumatera 25 Oktober 1953, alumnus Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Karirnya, pernah menjadi Wakil Ketua PN Janto Aceh, tugas di PN Magelang, Ketua PN Sengeti Jambi, dan sejak 2008 di PN Tangerang.
Tahukah Anda? Jaksa Penuntut Umum kasus Prita Mulyasari bernama Riyadi, kelahiran Lampung Tengah 12 Desember 1969, pernah menjadi Jaksa di Metro Lampung Tengah, Kasipidsus di Kejari Gunung Sigih, Kasintel Kejari Pale, Sulawesi Tengah dan sejak tahun 2006 menjadi jaksa fungsional Kejari Tangerang.(***)

Hukum Rimba

“Bukan karena undang-undang yang membuat keadilan tetap berlangsung, tetapi karena semangat untuk menjalankan undang-undang itu”.(Earl Warren)

BAGI asumsi banyak orang, hukum rimba dianggap berlaku mekanisme siapa kuat dia menang, sadis, saling bunuh, saling terkam, siapa kuat akan hidup, dan tak ada aturan. Menurut saya, anggapan itu tidaklah sepenuhnya benar. Mengapa?
Penguasa hukum rimba adalah adalah Singa dengan sebutannya si Raja Rimba yang dikenal perkasa dan paling ditakuti. Adalah Singa betina yang bertugas memburu binatang-bitanag seperti rusa, kijang, antelope, wildbeest, kerbau, kuda hingga zebra. Singa betina berburu untuk memberi makan anak-anaknya, juga untuk Singa jantan yang kelihatannya hanya santai, duduk manis dan hanya sesekali saja terdengar mengaum sambil menyaksikan Singa betina berjibaku menangkap mangsa. Dalam acara discovery chanel mengungkapkan, auman Singa jantan bisa terdengar hingga bermil-mil jauhnya untuk tujuan memperingatkan kepada hewan lain, supaya tidak mengganggu wilayah kekuasaannya. Tapi Singa paham, bahwa rimba diciptakan bukan hanya untuknya, tetapi juga diperuntukkan bagi hewan-hewan yang lain.
Kita tahu, meskipun hewan-hewan lain terus diburu Singa, namun dari waktu ke waktu keberadaannya tak pernah habis. Bahkan jumlahnya tetap lebih banyak daripada Singa. Kalau tidak pecaya, silahkan hitung sendiri. Sebabnya Singa tidaklah rakus dan hanya memangsa secukupnya. Bahkan terkadang Singa jantan harus membunuh anaknya sendiri untuk menjaga keseimbangan antara pemangsa dan yang dimangsa. Dari jaman purba, Singa hanya berburu sesuai dengan kebutuhan perutnya dan tak boleh serakah. Jika dia serakah, maka dia akan dikeroyok oleh Singa-singa yang lain. Begitulah aturan Hukum Rimba menurut saya.
Singa tak perlu belajar Pancasila dan Undang-Undang 1945 untuk memahamai arti keadilan social. Singa menyantap buruannya secara bersama-sama dan meninggalkan sisanya untuk binatang-binatang lain pemakan bangkai. Sikap Singa itu adalah gambaran keadilan social di dunia rimba. Singa tak perlu belajar ke Fakultas Hukum untuk menegakkan hukum rimba yang sudah berlaku sejak jutaan tahun silam di dunianya, tanpa ada yang bisa mengusik aturan-aturan yang berlaku di dalamnya. Tak ada yang mampu memanipulasi dan meyelewengkan aturan yang telah ada. Singa tak perlu membaca Kitab Suci untuk memahami arti hidup dan mati. Karena ketika dia sudah merasa tua bangka dan tak lagi mampu berburu, Singa akan menyingkir berserah diri kepada Ilahi dan mati. Singa sadar, sekuat apa pun Sang Raja, pada akhirnya akan lemah dan tewas untuk menghadapi pengadilan yang paling adil di akherat.
Keputusan hukum rimba sudah jelas dan pasti. Tidak bisa direkayasa, tidak bisa disanggah, tidak membingungkan dan tidak mengenal polisi sogok, pengacara nakal, jaksa suap, dan hakim mata duitan, serta tak berlaku pula jual beli pasal. Yang jelas, hukum rimba tidak kenal Markus (makelar kasus) dan, Markum (makelar hukum).Happy New Years.(***)

T E K O R

“Jika Anda dalam kesulitan, sakit hati atau membutuhkan pertolongan, pergilah kepada orang miskin. Hanya merekalah yang akan menolong Anda”.(John Steinback)

SESEORANG telah menelpon saya dan bercerita tentang pengalamannya yang ternyata memang sangat menarik. Pengalamannya itu telah saya gubah menjadi sebuah tulisan yang dapat Anda baca saat ini.
Adalah Pak Minggu dan isterinya yang tentu saja bernama Bu Minggu (keduanya bukan nama sebenarnya), memiliki seorang anak lelaki yang sudah saatnya dikhitan. Anaknya, sebut saja namanya Bujang Bin Minggu, bersedia dikhitan jika diberi imbalan HP. Pak Minggu tak keberatan. Maka disusunlah acara khitanan. Dengan perhitungan hukum ekonomi yang amburadul, dibuatlah undangan untuk para kenalan, kolega, handai taulan, teman dekat, teman jauh dan kerabatnya yang lumayan banyak.
Pak Minggu tidak kesulitan untuk menentukan siapa saja yang akan diundangnya untuk menghadiri acara khitanan anaknya. Pak Minggu masih menyimpan catatan orang-orang yang pernah mengundangnya dan seberapa besar dia menyumbang kepada mereka. Berdasarkan catatan itulah, dia yakin akan meraup untung dari acara khitanan anaknya. Di atas kertas, dia tak akan merugi.
Perhitungan Pak Minggu sebenarnya matang dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi. Dia cukup memanggil mantri kampung dan tidak pakai hiburan band atau orgen tunggal. Cukup sewa VCD dan sepeaker pengeras suara supaya seantero kampung menikmati alunan lagu-lagu dangdut.
Tapi, ternyata terjadi pembengkakan biaya di luar perhitungannya yang tak dapat dielakkan lagi. Khususnya dari biaya hidangan, dan tentunya rokok untuk upah pekerja. Diperparah lagi oleh ulah undangan yang bermain “curang”. Yang dulu Pak Minggu sumbang Rp 5.000, hanya dibalas Rp 2.000. Yang dulu disumbang 5 kg beras, hanya dibalas 3 kg jagung. Yang dulu disumbang 10 kg gula, dibalas dengan 15 kg garam. Yang dulu disumbang 5 kilo bihun, hanya dibalas 5 butir kelapa. Edannya lagi, ada undangan yang tak nyumbang apa-apa, tapi datang dengan anak, isteri, keponakan, nenek, kakek, ipar, biras, sepupu, sepupu satu kali, sepupu dua kali, sepupu tiga kali hingga sepupu sepuluh kali.
Pak Minggu rugi besar. Dia bingung memikirkan bagaimana cara membelikan HP untuk Bujang, anaknya yang paling tampan. Anda punya solusi jitu untuk membantu Pak Minggu?(***)