02 November 2011

Workholic

ANDA yang gila kerja, bisa disebut dengan workholic. Sepanjang hidup banyak dihabiskan dengan bekerja dan bekerja, bahkan ada yang tak sadar bahwa dirinya sudah kaya raya karena keasyikan bekerja.
Di Inggris, bukan hanya ketidakamanan status pekerjaan mereka maka banyak orang yang banyak bekerja ketimbang istirahat. Jam makan siangnya pun banyak yang dipakai untuk bekerja, sehingga ada yang makan sambil jalan kaki danmenelpon. Hanya sekitar 16 % orang Inggris yang makan siangnya bener. Rata-rata waktu istirahat mereka adalah 27 menit. Bahkan seorang dokter muda di Inggris bekerja hingga 11 jam sehari.
Di Amerika Serikat, kebanyakan banyak kantor yang tidak main-main dengan cuti karyawan yang dibiayai kantor. Tidak ada toleransi sama sekali. Efeknya, orang Amerika Serikat jarang sekali mengambil cuti. Secara keseluruhan para pekerja di negara itu menyisakan 1,6 juta tahunS cuti yang tidak dipakai setiap tahunnya. Di Prancis lain lagi, orang sana biasanya akan ngamuk jika disuruh bekerja melebihi 7 jam sehari. Tetapi sekarang berubah sejak kepemimpinan Perdana Menteri Monsieur Sarkozy. Dia menegaskan, orang Prancis harus bekerja lebih banyak denganmerumbak undang-undang ketenagakerjaan “7 jam sehari” itu. Mereka sekarang bekerja 8 jam per hari.
Para pekerja di Australia, dengan adanya kekurangan tenaga ahli, berartibanyak perusahaan yang tidak terlalu memilih menerima pekerja. Saat ini (tahun 2008), negara Kanguru ini kekurangan sekitar 150 ribu tenaga ahli. Hasilnya, Imigrasi dilunakkan bagi mereka tenaga ahli seperti tukang ledeng, penata rambut, tukang telpon atau ahli-ahli lain yang bersertifikat. Atau termasuk dalam 102 daftar pekerjaan yang dibutuhkan oleh negara Australia.
Jepang, negara Matahari Terbit ini merupakan negara yang banyak kehilangan pekerjanya akibat dari banyak yang bunuh diri akibat tekanan pekerjaan. Rata-rata pekerja di Jepang bekerja selama 12 jam sehari. Sehingga pemerintah Jepang sampai memberikan istilah Karoshi kepada fenomena pekerja yang bunuh diri. Di Korea Selatan, para pekerjanya diistilahkan working like a dog (bekerja seperti anjing) karena mereka gila kerja. Negara tetangga dictator Kim Jong III ini, warganya berada di kantor normalnya 10 jam per hari. Mereka paling kurang bisa menikmari weekand sekarang. Sebab, sampai pada tahun 2004 lalu, Sabtu juga merupakan hari kerja.
Selanjutnya di Meksiko, adalah negara yang paling mudah cari pekerjaan. Ada anekdot, jika ingin keluar kontrak kuli kerja, pindah saja ke Meksiko. Di sana tidak ada kesetiaan terhadap tempat kerja atau 30 day notice. Seseorang bisa berhenti kerja kapan saja dan mulai bekerja pada saat itu juga di tempat lain. Cuma, standar gaji di negara dingin ini cukup rendah.
Di Afrika Bawah-Sahara, merupakan negara yang banyak mempekerjakan anak-anak. Lebih dari 40 persen anak-anak umur 5-14 tahun bekerja untuk gaji Rp 50 ribu per minggu. Fakta yang juga didukung oleh data di seluruh dunia, bahwa sebesar 32 persen dari 220 juta anak-anak di dunia sudah bekerja. Di negara Liberia seperti halnya negara Afrika lainnya, negara ini tidak memiliki data rata-rata jam kerja harian mereka. Alasannya karena sebagian 85 persen warganya yang berjumlah 3 juta jiwa itu tidak memiliki pekerjaan. Alasan lain, banyak para pencari data untuk angka-angka statistic tidak ada yang berani mendekati tentara anak-anak yang tengah bertempur di medan perang sipil. Juga tidak berani bertanya brapa jam kerja mereka di jalanan kota Monrovia yang sering terjadi pertumpahan darah. Nah, di negara Nauru, sebuah negara yang berpenduduk sekitar 9.000 jiwa dengan luas wilayah sebesar 20 km persegi ini tergolong unik. Sebagai salah satu negara terkecil di dunia, namun memiliki tingkat pengangguran tertinggi hingga 90 persen.(**)

Tidak ada komentar: