09 September 2012

PENGEMIS

“Sekali engkau membangun nama baik atau nama buruk, hasilnya akan bertahan untuk selamanya”. (Sabrina Jasmine) DEFINISI pengemis adalah mereka yang suka meminta-minta dalam situasi dan kondisi tertentu. Bukan hanya mereka yang mengemis untuk mengisi perut, tapi juga mereka yang hanya peduli pada rakyat sekali dalam 5 tahun, ketika mereka datang mengemis-ngemis suara rakyat untuk peroleh dukungan. Pilkada DKI Jakarta adalah gambaran banyak calon yang diusung oleh partai besar, ternyata hasilnya jeblok di putaran pertama. Bahkan pasangan independent (Faisal Basri-Biem), mampu mengalahkan pasangan Alex-Nono yang diusung Partai Raksasa. Fenomena ini jelas menunjukkan tingkat kepercayaan rakyat kepada Parpol mulai menurun. Begitu juga dengan dua pasanngan yang lolos putaran kedua, menurut saya bukanlah mencerminkan suara parpol, namun lebih kepada sosok/figure, termasuk suara di luar partai. Fakta lain yang bisa dilihat, partai yang pada Pilgub DKI tahun 2007 berhasil meraup dukungan suara 46%, ternyata kali ini hanya mampu meraup suara 11,1 %. Jadi, ada pergeseran bahwa dukungan suara sepertinya sudah tidak lagi mengarah kepada parpol pengusungnya, namun lebih kepada figure yang diusungnya. Karenanya, mimpilah di siang bolong, buat para calon yang hanya mau menyapa, sok care kepada rakyat ketika akan pertarung di gelanggang politik. Namun, mereka cuek bebek, ketika mereka tak membawa kepentingan misi politik.(**)

Tidak ada komentar: