06 November 2012

Workholic

“Lice don’t bite busy man. Kutu tidak menggigit orang sibuk”. (Penulis) DI INGGRIS, bukan hanya karena ketidakamanan status pekerjaan, sehingga banyak orang yang bekerja ketimbang istirahat. Jam makan siangnya pun dipakai untuk bekerja.Tak heran, mereka makan sambil jalan kaki dan menelpon. Hanya sekitar 16 % orang Inggris yang makan siangnya bener. Rata-rata waktu istirahat mereka adalah 27 menit sehari. Dokter muda di Inggris bekerja hingga 11 jam sehari. Di AS, tidak main-main dengan cuti karyawan yang dibiayai kantor. Tak ada toleransi sama sekali. Efeknya, orang AS jarang sekali cuti. Total pekerja di AS menyisakan 1,6 juta hari cuti yang tidak dipakai dalam setahun. Di Prancis, orang akan ngamuk jika disuruh bekerja lebihi 7 jam sehari. Tapi sejak kepemimpinan PM Sarkozy, UU Ketenagakerjaan dirombak jadi bekerja 8 jam sehari. Australia, adalah negara yang kekurangan sekitar 150 ribu tenaga ahli bersertifikat, seperti tukang ledeng, penata rambut, tukang telpon dan lainnya. Menjadikan profesi itu masuk dalam daftar 102 daftar pekerjaan yang paling cicari. Jepang, adalah negara yang banyak kehilangan pekerja akibat bunuh diri karena tekanan pekerjaan (Karoshi). Di Jepang, rata-rata orang bekerja 12 jam sehari. Di Korsel, para pekerja diistilahkan working like a dog (bekerja seperti anjing), karena mereka gila kerja. Warganya berada di kantor normalnya 10 jam per hari, sehingga kurang menikmari weekand, sebab Sabtu pun hari kerja. Di Meksiko, adalah negara yang paling mudah cari pekerjaan. Ada anekdot, jika ingin keluar kontrak kerja, pergilah ke Meksiko. Di sana tidak ada kesetiaan terhadap tempat kerja atau 30 day notice. Seseorang bisa berhenti kerja kapan saja dan bisa bekerja pada saat itu juga di tempat lain. Cuma, standar gaji di negara dingin ini cukup rendah. (***)

Tidak ada komentar: