13 Maret 2014

NEGERI KORUPTOR

“Pemerintah itu ibarat Bejana, dari atas hingga ke bawah banyak terjadi kebocoran:. (James Restom) BICARA soal negara terkorup di dunia, setiap orang langsung menoleh ke Indonesia. Namun, Finn Heinrich peneliti senior Transparansi International (TI) baru-baru ini mengeluarkan daftar terbaru indeks persepsi korupsi tahun 2013. Hasilnya, Afganistan, Korea Utara dan Somalia menjadi tiga negara terkorup di dunia. Tentu saja banyak orang yang meragukan hasil survei TI ini, termasuk saya. Karena, seharusnya Indonesia berada di tiga besar negara terkorup di dunia. Korupsi terjadi di negara yang sistem pemerintahannya tidak berjalan efektif. Kondisi negara korup akan semakin parah, jika negara melempem menghadapi koruptor. Kalaupun hukum mencoba “mengusik” koruptor yang kebanyakan adalah para elit politik dan orang-orang yang dekat dengan lingkaran kekuasaan, biasanya vonisnya sangat ringan. Bahkan dinilai jauh dari keadilan. Sehingga muncul anekdot, jika koruptor di negara Islam mendapat hukuman potong tangan, tapi koruptor di negeri antah berantah, malah mendapatkan potongan hukuman atau remisi. Tahun 2013, TI menyurvei 175 negara dibantu para ahli di beragam organisasi seperti Bank Dunia, Bank Pembangunan Afrika, Unit Intelijen Ekonomi, Bertelsmann Foundation, Freedom House dan kelompok lainnya. Peringkat negara diberikan skala 0-100. Skala 0 berarti sektor publik di negara itu korup, sedangkan 100 dianggap paling bersih. Hampir 70 persen dari negara-negara itu memiliki permasalahan serius terkait pelayanan publik. Dari 175 negara, tak ada satu pun yang meraih angka 100. Lima besar negara yang memperoleh angka 80 hingga 89 menunjukkan bagaimana transparansi mendukung akuntabilitas dan mampu menghentikan korupsi. Kelima negara yang meraih skor tertinggi dalam indeks peringkat korupsi TI yaitu Denmark, Selandia Baru, Finlandia, Swedia, Norwegia dan Singapura. (*)

Tidak ada komentar: