13 Maret 2014

Tempe dan Telur Gosong

"Memaafkan adalah menghemat amarah yang berkepanjangan, biaya tinggi untuk kebencian, dan pemborosan energi". (Penulis) DI MEJA makan malam, telah ada seorang istri dan anak-anaknya. Wanita ini sudah sepanjang hari sejak pagi, bekerja keras membereskan rumah dan mengurusi anak-anaknya sendirian, tanpa pembantu. Di meja makan tersaji menu makan malam yg sangat sederhana. Berupa telur mata sapi, tempe goreng, sambal teri dan nasi. Sayangnya karena mengurusi anak bungsunya yang rewel merengek, tempe dan telur gorengnya sedikit gosong. Wanita itu terlihat panik, tapi tidak bisa berbuat banyak, minyak gorengnya sudah habis. Di meja makan, istri dan anak-anaknya itu menunggu dengan tegang apa reaksi sang ayah yang pulang kerja pasti capek, melihat makan malamnya hanya berupa tempe dan telur gosong. Luar biasa! Pria itu dengan tenang menikmati dan memakan semua yang disajikan istrinya dengan tersenyum, dan bahkan berkata, "Sayang, terima kasih ya!" Lalu dia menanyakan soal kegiatan anak-anaknya di sekolah. Selesai makan, masih di meja makan, istrinya meminta maaf perihal telur dan tempe yang gosong itu. Suaminya berkata: "Sayang, aku suka telor dan tempe yang gosong". Sebelum tidur, anaknya pergi untuk memberikan ciuman selamat tidur kepada ayah, sambil bertanya apakah ayahnya benar-benar menyukai telur dan tempe gosong itu? Ayahnya memeluk erat dengan kedua lengannya dan berkata. "Anakku, ibu sudah bekerja keras sepanjang hari dan dia benar-benar sudah lelah. Jadi sepotong telur dan tempe gosong tidak akan menyakiti siapa pun!" ujarnya. Ini pelajaran yg bisa diaplikasikan di dalam kehidupan kita semua. "Belajar menerima kesalahan orang lain, adalah satu kunci yg sangat penting untuk menciptakan sebuah hubungan yg sehat, bertumbuh dan abadi". Ingatlah emosi tidak akan pernah menyelesaikan masalah yg ada, jadi selalulah berpikir dewasa. Mengapa sesuatu hal itu bisa terjadi pasti punya alasannya sendiri. Janganlah kita menjadi orang yg egois hanya mau dimengerti, tapi tidak mau mengerti. (*)

Tidak ada komentar: