10 Desember 2009

Negeri Tikus

“Semua binatang di dunia tahu, bahwa hal yang terpenting dalam hidupnya adalah menikmatinya”.(Samuel Butler)

KONON katanya, ada sebuah negeri makmur yang tingkat perekonomiannya sangat tinggi. Wilayahnya tidak luas dan jumlah penduduknya tidak banyak, namun cukup padat. Angka korupsinya, cukup rendah jika dibanding dengan negeri-negeri tetangganya, meski rakyatnya adalah tikus.
Negeri sejahtera ini saya sebut sebagai Negeri Tikus. Karena rakyatnya mayoritas adalah tikus. Kebayakan, tikus-tikus ini adalah pendatang dari negeri tetangga dan memilih menetap disini dengan aman tanpa ada yang berani mengganggu. Mereka meninggalkan negeri asalnya setelah dibuatnya miskin menderita. Lumbung-lumbung padinya sudah dibobol dan isinya dibawa kabur ke Negeri Tikus. Tikus-tikus ini memiliki otak encer, lihai, dan daya penciumannya tajam. Dikenal licik dan pandai mengkadali para penguasa di negeri asalnya yang memiliki kucing-kucing bergigi ompong dan matanya hijau berbinar kalau melihat duit. Mudah sekali disogok, gampang disuap dan enak diajak menyusun konspirasi jahat. Kalaupun ada kucing yang tidak ompong, biasanya giginya palsu. Jadi kalau menggigit, rasanya geli dan hanya membuat para tikus ini terpingkal-pingkal. Bisa seharian mereka mentertawakan kucing-kucing ompong dan bergigi palsu itu. Mereka terus saja memperolok-olok kucing-kucing menyedihkan itu. “Ayo, tangkap aku kau kusogok. Hahaha, hihihi, huhuhu, kasihan deh lu,” pongahnya.
Namun, perilaku korup dan serakahnya tak berguna di Negeri Tikus ini yang memiliki kucing-kucing bergigi tajam, bukan gigi palsu dan tidak ompong. Matanya juga tidak hijau jelalatan kalau melihat kelebatan lembaran uang. Kucing di sini tak mempan disogok. Meski tikus-tikus pendatang ini mati kutu di negeri ini, namun tetap saja bisa menikmati kekayaan yang dibawa dari negeri asalnya. Dia bisa membuka bisnis baru di Negeri Tikus ini, tentunya dengan prosedur dan aturan resmi yang ditentukan pemerintahnya. Bahkan, ada beberapa tikus yang masih mengendalikan bisnisnya di negeri asalnya. Tentunya, lagi-lagi dengan terus tersenyum, tertawa lebar, ongkang-ongkang kaki di kursi empuk bersandaran tinggi, rokok mahal terselit di sudut bibirnya dan tangannya tak henti-hentinya berkipas dengan lembaran rupiah, dollar atau poundsterling. Tangan-tangan hukum lunglai di hadapan tikus-tikus seperti mereka.(***)

01 Desember 2009

2 0 1 2

“Anda tidak dapat percaya kepada mata Anda, jika imajinasi Anda keluar dari focus”.(Mark Twain)

MASYARAKAT dibius oleh kehadiran Film 2012 film imajinasi besutan sutradara Hollywood kelahiran Jerman, Rolland Emerich. Konon film ini menelan biaya produksi sebesar US $260 juta, dibuat selama 6 bulan di Vancouver-Kanada. Dalam 3 hari launchingnya, mampu meraup untung sebesar US$ 225 juta. Film yang dibintangi oleh actor John Cusack ini menjadi buah bibir bagi para pencinta film action. Walaupun film-film bergenre serupa pernah dibuat seperti The Day After Tomorrow (2004) dan Knowing (2009), namun masih kalah hebat.
Dari penelusuran literature penulis, isu tentang “Kiamat 2012” sangat terkait dengan ramalan suku Maya sebagaimana digambarkan dalam salah satu penanggalan kunonya yang menyatakan pada 21 Desember 2012 akan terjadi pergantian abad yang ditandai dengan “pembersihan bumi”. Dalam peristiwa ini, umat manusia akan memulai satu abad yang sama sekali baru. Ramalan suku Maya memang sangat diperhatikan banyak kalangan, dari akademisi hingga kalangan supranatural, disebabkan bangsa ini memang terkenal dengan keakuratan sistem penanggalannya.
Lawrence E. Josep, CEO Aerospace Consulting Corporation yang berbasis di New Mexico, di dalam bukunya yang terkenal “Apocalypse 2012” (2007) dengan penuh kekaguman menulis, “Tanpa bantuan teleskop atau peralatan lain, astronom Maya memperhitungkan lamanya satu bulan lunar adalah 29,53020 hari—hanya berbeda 34 detik dari apa yang sekarang kita ketahui sebagai jangka aktualnya: 29,53059 hari. Secara keseluruhan, banyak orang percaya kalender Maya berusia duaribu tahun itu lebih akurat dibanding kalender Gregorian berusia limaratus tahun yang kita gunakan sehari-hari.”
Benarkah Suku Maya menyatakan 21 Desember 2012 sebagai Hari Kiamat? Ternyata tidak demikian. Masih menurut Lawrence E. Joseph, yang juga dikuatkan oleh peneliti-peneliti sistem penanggalan Maya dunia lainnya seperti Jose Arguelles, Ph.D; Robert K. Stiller; dan lain-lain, mereka menyatakan jika di paruh akhir tahun 2012 yang akan terjadi bukanlah kiamat dalam artian musnahnya seluruh umat manusia dan kehidupan di bumi. Namun lebih merupakan satu perpindahan zaman yang entah benar atau tidak, akan diwarnai oleh bencana alam yang hebat.
Salah satu ahli dalam hal ini, Sami Solanki dari Max Plank Institute for Solar System Research yang bermarkas di Katlenburg-Lindau, Jerman, menyatakan jika perilaku matahari sekarang ini sangat enerjik. Matahari jauh lebih aktif saat ini dibanding kapan pun selama 11.000 tahun terakhir atau akhir dari zaman es terakhir. Entahlah, hanya Tuhan Yang Maha Tahu.(***)

Tipe-X

“Apa gunanya Anda berlari sangat kencang, jika Anda sebenarnya berada di jalan yang salah…”.(Anton LW)

ADA ungkapan, manusia tidak akan mengecat ulang kesalahannya. Karenanya saya berkeyakinan, tidak ada manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan. Kesalahan adalah manusiawi. Bahkan, orang-orang yang mengerti hukum seperti Pak Polisi, Pak Jaksa, Pak Hakim pun pernah berbuat salah. Oknum aparat penegak hukum yang hobi jual beli kasus, menjadi makelar kasus, juga salah.
Saya ingin bercerita tentang sebuah benda bernama “Tipe-X”. Benda ini sangat familiar dan tak asing dalam kehidupan sehari-hari. Fungsinya adalah untuk mengkoreksi kesalahan-kesalahan ketik/tulis. Kelahiran Tipe-X, tak bisa terlepas dari kisah seorang wanita janda Amerika Serikat beranak satu bernama Betee Nesmith yang pada tahun 1951 bekerja sebagai sekretaris di Bank Dallas. Gajinya saat itu adalah US$ 300 per bulan. Angka yang tidak kecil pada saat itu.
Persoalan terbesar yang dihadapinya sebagai seorang sekretaris adalah terlalu seringnya dia melakukan kesalahan ketik. Hingga akhirnya pada suatu hari dia membuat suatu cairan khusus yang berfungsi sebagai pengkoreksi kesalahan ketik yang kemudian dikenal dengan nama Tipe-X. Ide itu muncul setelah belajar dari pengalamannya sebagai seorang pelukis, pekerjaan yang pernah dia tekuni. Bahwa seorang pelukis tidak pernah meghapus kesalahannya, tapi cukup mengecat kembali kesalahan itu.
Dalam waktu singkat, Tipe-X buatannya menjadi terkenal di seluruh tempat kerjanya. Hingga seluruh rekan kerjanya pun menggunakan cairan khusus berwarna putih ini. Dia pernah menawarkan produknya itu ke sebuah perusahaan besar, IBM, namun ditolak mentah-mentah. Tapi pesanan terus berdatangan dari seluruh penjuru kota dan negeri. Dengan dibantu oleh seorang mahasiswi, dia menyulap dapurnya menjadi pabrik mini membuat Tipe-X. Dia mulai mengedarkan botol-botol mungil itu, hingga akhirnya seluruh dunia pun menggunakan Tipe-X untuk mengoreksi kesalahan ketik/tulis.(***)