21 Oktober 2012

Sang Jenderal

TIGA PULUH tahun silam, Hongkong adalah negara yang berada di lembah "Hitam". Aneka kejahatan, baik yang terselubung, terang-terangan, sporadis, tersistematis hingga yang terstruktural terjadi dimana-mana. Dalam film berjudul I Corupt All Cop menggambarkan, di jalanan beberapa lelaki berseragam polisi memalak warga. Film yang disutradarai oleh Wong Jing ini, pembunuh, perampok, begal, maling dan pemerkosa bisa lolos dari jeratan hukum dengan setumpuk uang. Para perwira tinggi aparat hukum, jadi backing peredaran narkotika. Kala itu, sekitar 90 persen polisi Hongkong, adalah korup. Rekayasa kasus, hingga kriminalisasi terhadap pihak-pihak yang tidak disukai biasa terjadi demi uang. Semuanya karena power of money. Mereka yang punya uang, dengan mudah bisa mengatur segala sesuatu di Hongkong. Bahasa uang seperti black money, tea money hingga hell money menjadi santapan keseharian di Hongkong kala itu. Tokoh Inspektur Lack, yang sulit membedakan dirinya sebagai pimpinan polisi atau gembong penjahat. Inspektur Lack adalah tokoh hitam dalam film berdurasi 107 menit ini. Dalam film ini pula, diceritakan tentang proses terbentuknya ICAC (Independent Commision Against Corruption), KPK-nya Hongkong. Film ini pertama kali ditayangkan di bioskop Hongkong pada 30 April 2009 silam. ICAC didirikan pada Februari 1974 sebagai antitesis dari kondisi korupsi di Hongkong yang gila-gilaan. Dimulai dari kasus seorang Jenderal Polisi Peter Fitzroy Gobder yang memiliki rekening gendut dengan kekayaan mencapai HK$4,3 juta, hingga menimbulkan gejolak hebat dalam masyarakat. Hakim senior, Sir Alastair Blair-Kerr ditunjuk memimpim komisi penyelidikan pelariang Sang Jenderal Polisi. Tapi, dia meminta secara tegas, jika ingin serius memberantas korupsi, Kantor Anti Korupsi harus dipisahkan dari kepolisian. ICAC lalu dibentuk dan Sang Jenderal pun ditangkap, kekayaannya disita, sekaligus sebagai tonggak dimulainya revolusi sunyi pemberantasan korupsi di Hongkong. Mantan komisioner ICAC, Tony Kwok dan Bertrand de Speville adalah pahlawan pemberantasan korupsi di Hongkong, hingga membuat Hongkong sebagai salah satu negara yang relatif bersih dari korupsi. Indonesia seharusnya mau belajar dari keberanian Hongkong memberantas korupsi, meskipun pelakunya adalah seorang jenderal sekalipun. Di Indonesia, sejumlah jenderal dan perwira polisi diduga memiliki rekening gendut tidak wajar. Bahkan, ada pula jenderal yang telah dijadikan sebagai tersangka korupsi. Pertanyaannya, bernyalikah KPK membuat Sang Jenderal ini hingga bernasip sama seperti Jenderal Polisi Peter Fitzroy Gobder? Entahlah, tanya saja kepada tembok kamar. (***)

Tidak ada komentar: