06 November 2012

Anak Siapakah Mereka?

“JIka orang tua sudah tidak mampu menjaga anak-anaknya, negara akan menghadapi kesulitan untuk menjaga anak-anak itu di jalanan”. (Penulis) KARENA alasan tekanan ekonomi, broken home, diusir dari rumah dan jadi gelandangan, konflik politik berkepanjangan yang menyulut perang saudara, hingga tingginya biaya sekolah, memaksa anak-anak harus bekerja untuk hidup dengan bayaran yang rendah. Di Afrika Bawah-Sahara, merupakan negara yang banyak mempekerjakan anak-anak. Lebih dari 40 persen anak-anak umur 5-14 tahun bekerja untuk gaji Rp50 ribu per minggu. Fakta yang juga didukung oleh data di seluruh dunia, ILO (International Labour Organization) lembaga PBB yang menanganai masalah ketenagakerjaan/buruh mencatat sebesar 32 persen dari 220 juta anak-anak di dunia sudah bekerja. Di negara Liberia seperti halnya negara Afrika lainnya, negara ini tidak memiliki data rata-rata jam kerja harian mereka. Alasannya karena sebagian 85 persen warganya yang berjumlah 3 juta jiwa itu tidak memiliki pekerjaan. Alasan lain, banyak para pencari data untuk angka-angka statistik tidak ada yang berani mendekati tentara anak-anak yang tengah bertempur di medan perang sipil. Juga tidak berani bertanya berapa jam kerja mereka di jalanan kota Monrovia yang sering terjadi pertumpahan darah, akibat perang antar geng. Nah, di negara Nauru, sebuah negara yang berpenduduk sekitar 9.000 jiwa dengan luas wilayah sebesar 20 km persegi ini tergolong unik. Sebagai salah satu negara terkecil di dunia, namun memiliki tingkat pengangguran tertinggi hingga 90 persen.(**)

Tidak ada komentar: