18 November 2008

Tuhan Maha Melihat

PADA Suatu hari Umar bin Khatab, amirul Mu’minin yang terkenal gagah perkasa, melihat seorang gembala miskin berpakaian compang-camping sedang menggembalakan kambing yang sangat banyak milik majikannya. Umar kemudian mendekat, “Nak, boleh kah aku membeli kambingmu satu ekor saja?” tanyanya.
Si anak gembala menjawab, bahwa kambing-kambing itu bukan miliknya. Tapi milik majikannya dan tidak boleh dijualnya. Tapi Umar membujuknya lagi, “Kambing itu sangat banyak dan majikanmu pasti tidak tahu jumlahnya. Apakah dia suka memeriksa jumlahnya?” Si gembala menjawab, “Majikanku tidak pernah tahu berapa jumlah kambingnya. Dia tak pernah memeriksa dan menghitungnya.”
Umar kembali membujuk, “Kalau bergitu, jual lah kepadaku satu ekor saja. Ini uangnya bisa untuk membeli baju dan roti. Apalagi saat ini hanya ada kita berdua dan tidak ada orang lain yang melihatnya,” ujarnya.
Namun, si anak gembala itu tidak terbujuk dan menampik sodoran uang tersebut. Dengan tegar dia menjawab, “Memang benar tak ada orang lain di sini. Hanya ada kita berdua. Tetapi ada Allah SWT Yang Maha Tahu dan menyaksikan segala sesuatunya,” tegasnya.
Mendengar jawaban itu, Umar langsung mendekap anak gembala itu sambil menangis penuh kasih sayang.(***)

Tidak ada komentar: