12 Oktober 2009

Berjuang Untuk Mati

“Kematian adalah suatu perjalanan yang besar dan dahsyat”.(James Matthew Barrie)

SEORANG gadis Inggris bernama Hannah Jones berjuang keras agar dirinya dapat segera mengakhiri hidupnya. Singkatnya, gadis berambut pirang ini segera ingin mati untuk mengakhiri segala penderitaannya. Keputusan untuk mati ini sangat berani diambil oleh gadis berusia 13 tahun (pada 2008) yang menderita cardiomyopathy dan leukemia ini. Dia lebih memilih menjemput maut ketimbang didatangi maut.
Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya Pengadilan Tinggi Horefordshire mengabulkan hak Hannah Jones untuk mati di tengah-tengah keluarganya ketimbang menjalani operasi dan terapi-terapi yang sudah bosan dijalaninya selama ini. Gadis asal Marden dekat Herefordshire ini mengaku sudah muak menjalani terapi kesehatan dan merindukan kembali merasakan kehangatan di tengah-tengah keluarganya. Maklum, diusianya yang baru 13 tahun, dia sudah 8 tahun berada di rumah sakit. Sejak usia 5 tahun dia divonis mengidap penyakit kanker darah ini dan terpaksa menjalani perawatan jangka panjang, karena dia juga menderita penyakit kelainan otot jantung atau cardiomyopathy. Akibatnya kemampuan jantung memompa darah hanya 10 persen dari kapasitas normal. Dia sudah menjalani operasi pacemaker sebanyak 3 kali. Mudah kah keinginan mati putri pasangan Andrew dan Kirsty Jones ini?
Divisi Perlindungan Anak Herefordshire Primary Care Trust menegaskan, bahwa cara untuk mengindari maut dari penyakit yang diderita Hannah adalah dengan melakukan transpalasi jantung. Jika keluarga Jones menolak, maka devisi ini akan memperkarakannya ke pengadilan. Wow, untuk mati pun ternyata tak gampang.(*)

Tidak ada komentar: