16 Mei 2008

Putus Sekolah

PEMBANGUNAN pendidikan berupa berdirinya gedung-gedung sekolah dan lembaga pendidikan yang megah, tidak akan ada artinya jika sebagian besar masyarakat Indonesia tak mampu menikmatinya. Jangan lupa, banyak anak putus sekolah karena ketiadaan biaya.
Sumber dari Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pada tahun 2006 angka anak putus sekolah cukup memperihatinkan. Untuk tingkat SD/Madrasah Ibtidaiyah mencapai 840.600 orang. Di tingkat SMP/MTs sebanyak 174.000 dan di tingkat SMA/SMK/MA tidak kurang dari 178.600 orang. Yang lebih menyedihkan lagi, anak yang tidak mampu bersekolah karena lagi-lagi alasan mahalnya biaya pendidikan adalah sebesar 4,2 juta orang. Konon, dari 2 juta orang lulusan SMA setiap tahunnya, hanya sekitar 500 ribu orang yang mampu lanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Tapi ada harapan. Mengapa?
Di Indonesia ini masih tersisa segelintir orang yang peduli pada dunia pendidikan dengan mendirikan Dompet Filantropi Pendidikan untuk memberikan bantuan. Misalnya Yayasan Toyota & Astra, Sampoerna Foundation, Tanoto Foundation, Yayasan Supersemar dan Dompet Dhuafa Republika. Peran serta penderma dunia pendidikan ini amat membantu pemerintah yang keteteran membangun dunia pendidikan dengan sekolah gratis. Tetapi, para penderma ini pun cukup selektif dalam memberikan bantuannya, khususnya hanya diberikan kepada yang berprestasi menonjol dan bagi kalangan miskin supaya bantuan tidak salah sasaran. Berminat? Klik: sampoernafoundation.org, dompetdhuafa.org,
info@tanotofoundation.or.id dan toyota.astra.co.id.(***)

Tidak ada komentar: