07 Juli 2009

W A N I T A


“Manakala baik wanita, baiklah Negara. Manakala wanita rusak, maka rusaklah Negara”. (Muhammad SAW)

SEJARAH mencatat, kaum wanita kerap mendapatkan perlakuan yang buruk sejak jaman dahulu kala. Misalnya pada jaman Jahiliyah, wanita mengalami era penindasan yang tak terkira. Bayi dikubur hidup-hidup karena diketahui berjenis kelamin perempuan. Bisa ditebak, pelakunya adalah kaum pria. Mengapa kaum wanita harus dihormati?
Apapun alasannya, wanita harus mendapatkan perlakuan yang sama dan pantas untuk dijunjung tinggi dan dihormati hingga muncul kalimat, surga berada di bawah telapak kaki Ibu. Data di Unicef, badan milik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani masalah anak ini menyebutkan, bahwa jumlah kaum lelaki yang mati akibat peperangan lebih kecil jika dibanding dengan jumlah perempuan yang mati akibat melahirkan. Selanjutnya, jika mengutip buku berjudul “The Progress of Nation 1966, juga menyebutkan, bahwa kematian ibu akibat melahirkan di Indonesia mencapai 650 orang dari 100.000 kelahiran.
Sementara itu ILO, badan milik PBB yang menangani masalah buruh inio pernah melakuakn riset terhadap kaum wanita pedesaan di Asia termasuk Indonesia. Hasil risetnya menyebutkan, bahwa sebagian besar kaum wanita sudah melakukan aktivitas rumah tangga dan kegiatan ekonomi sejak matahari belum terbit, hingga matahari telah tenggelam. Lalu, masih pantaskah jika kaum lelaki menganggap dirinya itu gagah, perkasa, kokoh, kuat, tampan, dan berkuasa? Sementara itu banyak wanita yang membantu suaminya mencari penghasilan dengan bekerja. Sepulangnya bekerja, wanitamasih ngurus rumah, ngurus anak, ngurus dapur hingga ngurus suami termasuk memberikan pelayanan pada malam hari.(***)

Tidak ada komentar: