19 Februari 2011

P A L S U

“Sangatlah besar perbedaan antara meniru orang baik dan memalsukan orang baik,” (Benjamin Franklin)

NGOMONG soal palsu, sebenarnya sejak kecil kita sudah terbiasa dijejali dengan banyak kepalsuan. Dari mainan masa kecil saja, kita sudah akrab dengan mobil palsu, motor palsu, kapal palsu, pesawat palsu, jam tangan palsu, pedang palsu, pisau palsu, alat-alat memasak palsu, hingga di meja tamu ada bunga palsu.
Memasuki usia dewasa, kita kembali bergumul dengan alis palsu, rambut palsu, bulu mata palsu, gigi palsu, perhiasan palsu, merk busana palsu, dan lain sebagainya. Kemudian kelakuan orang-orang tak bertanggung jawab yang gemar mengaku-ngaku sebagai dukun sakti, pejabat KPK, pejabat BPK, anggota Polri, anggota TNI, atau ajudan pejabat tinggi untuk nakut-nakuti orang lain, yang ternyata semua itu adalah palsu. Sampailah kepada orang miskin palsu, KTP palsu, orang kaya palsu dan bahasa-bahasa indah para pejabat dan politisi, yang semuanya itu adalah palsu.
Tapi belum seberapa, karena hebatnya lagi, malah ada orang yang ketahuan mengaku-ngaku dan nekad menjadi nabi palsu, malaikat palsu, bahkan ada yang gila menjadi Tuhan palsu. Hanya saja, sampai kini saya belum pernah tahu kalau ada orang yang mengaku dirinya setan, iblis, genderwo, kuntilanak, wewe gombel, hantu, atau jin.
Entah ada korelasinya atau tidak, namun kasus Joki Napi atau pertukaran narapidana di LP Bojonegoro yang terungkap pada awal Januari 2010, dinilai sebagai modus anyar, dan kuat dugaan adanya mafia hukum bermain api. Karni, 50 tahun, ketahuan sebagai napi palsu dengan imbalan Rp 10 juta menggantikan Kasiem, 55 tahun, napi sebenarnya yang diganjar kurungan 3 bulan 15 hari dalam kasus pupuk bersubsidi. Karni sempat mendekam di sel selama 4 hari sebelum kepalsuannya terbongkar oleh sipir.
Masalah palsu ini, ternyata juga merambah dunia industri dengan luasnya peredaran barang-barang palsu. China adalah salah satu biang kerok negara penghasil barang palsu terbesar di dunia. Menurut laporan dari Uni Eropa, dari 27 negara anggotanya yang melakukan penyitaan barang-barang palsu setiap tahunnya, sebesar 64 % adalah produk asal China.(fb:Anto Winarno)

Tidak ada komentar: