01 September 2010

Upin & Upin

“Jalan terbaik untuk membuat anak-anak menjadi baik adalah dengan membuatnya berbahagia”.(Oscar Wilde)

SIAPA yang tidak kenal dengan tokoh kembar berkepala botak, Upin dan Ipin yang banyak digandrungi anak Indonesia? Hampir semua orang suka nonton film kartun animasi produksi negara tetangga Malaysia ini.
Tahukah Anda? Pembuat Upin dan Ipin ini adalah tiga orang mahasiswa Universitas Multimedia Malaysia sebagai tugas akhir mereka. Yakni M. Nizam Abdul Rozak, M. Safwan Abdul Karim, dan Usamah Zaidi yang saat itu masih berusia 30-an tahun. Seorang milyuner Malaysia bernama H. Burhanudin M. Radzi dan isterinya, Ainon Ariff ternyata kepincut. Milyuner ini adalah Direktur Les’ Copaque, tempat film animasi Upin dan Ipin diproduksi.
Dalam perjalanannya, Upin dan Ipin sukses menembus Disney Chanell yang biasa didominasi program negara barat. Walaupun sebelumnya pernah ada film karton Malaysia yang juga telah menembus Disney, judulnya Bola Kampung, tapi tidak sedahsyat Upin dan Ipin. Malaysia patut bangga, ada produknya yang tampil di saluran anak Hollywood ini. Bermula ketika salah satu manajer Disney Chanel membeli DVD Upin dan Ipin di Singapura, selanjutnya film animasi ini pun menghiasi Disney Chanel.
Tokoh Upin dan Upin ini diambil dari film animasi berjudul, “Pengembaraan Bermula”, juga karya ketiga mahasiswa itu.Dalam film itu ada tokoh anak kecil botak sebagai penunjuk jalan bagi tokoh utama saat mencari rumah kakeknya. Tokoh ini ternyata digemari penonton, dan selanjutnya dibuat kembar dan latar belakang kampung.
Ainon Ariff meminta supaya dalam tokoh yang kemudian diberi nama Upin da Ipin ini diberi cirri khas yang mudah diingat. Maka munculnya kalimat, “Betul, Betul, Betul” dan memperkuat karakter Ipin yang gemar makan ayam goreng.
Pembuatan film animasi Upin dan Ipin ini sebenarnya dikejar dead line dan memet karena dikejar target. Karenanya kedua tokoh ini tidak lengkap, karena pembuatnya tidak sempat menciptakan figure ayah dan ibu untuk keduanya. Jadilah Upin dan Ipin anak yatim piatu yang hidup dengan kakak perempuanya yang galak dan neneknya yang lemah lembut, namun bersahaja. “Kecelakaan” ini yang justru menjadi daya tarik, karena dalam kisah Upin dan Ipin tidak banyak petuah dan nasihat.
Di Indonesia melalui Stasiun TPI yang pertama menyiarkannya, penggemarnya sangat banyak, termasuk saya. Untuk memanjakan penggemar di Indonesia, lalu dimunculkan tokoh Susanti anak Indonesia yang mengikuti orang tuanya bekerja di Malaysia dalam Film Upin dan Ipin.(facebook:Anto Winarno)



Tidak ada komentar: