01 September 2010

Pongah Wakil Rakyat

“Di dalam negara yang memiliki pemerintahan baik, kemiskinan adalah hal yang memalukan. Di dalam negara yang memiliki pemerintahan buruk, kekayaan adalah hal yang memalukan”.(Confusius)

Tahukah Anda soal rencana pembangunan komplek perkantoran untuk wakil rakyat yang (katanya) terhormat anggota DPR-RI di pusat? Jika Anda adalah orang miskin seperti saya, bersiaplah tergores rasa keadilannya.
Bayangkan, untuk membangun gedung berlantai 36 itu, pemerintah harus menyisihkan anggaran sebesar Rp 1,6 triliun. Keterlaluan besarnya. Artinya kalau dihitung rata-rata, harga 1 ruangan untuk 1 orang anggota DPR adalah Rp 2,8 miliar, luasnya 120 meter persegi. Masih lebih besar jika dibandingkan luas lima rumah sederhana sehat (RSS) bersubsidi tipe 21 meter persegi. Karenanya, saya sarankan kepada Anda, jadilah wakil rakyat jika ingin kaya dan makmur, boleh gaji besar, boleh jarang ngantor, boleh tidur saat rapat/sidang, dan serba boleh yang lainnya.
Desain kantornya berbentuk unik menyerupai gerbang raksasa, satu lantai rencananya akan diperuntukkan khusus untuk ruang rekreasi dan fasilitas pelengkapnya. Dari total anggaran Rp 1,6 triliun itu, sebesar Rp 1,1 triliun di antaranya digunakan untuk mendanai pembangunan fisik yang akan dimulai Oktober 2010, selama tiga tahun (multiyear).
Konon, anggaran sebesar itu sebenarnya cukup untuk membiayai bantuan iuran jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) bagi lebih dari 22 juta warga miskin dalam setahun di negara aneh ini. Tahun 2010, pemerintah mengalokasikan dana bantuan iuran Jamkesmas sebesar Rp 6.000 per bulan atau Rp 72.000 per tahun untuk satu warga miskin. Bandingkan dengan Rp 1,6 triliun untuk Kantor DPR. Muncul sebuah pertanyaan besar, masihkah Anda ingin ikut coblos pada Pemilu mendatang? Lebih baik, sekarang kita memperbanyak doa. Supaya laknat Tuhan yang akan melanda negeri menyedihkan ini berikutnya, hanya membinasakan orang-orang terkutuk, dan membusuk di neraka jahanam lapis tujuh. Tidak mengorbankan orang-orang teraniaya tak berdosa. Astagfirullah.(facebook:Anto Winarno)

Tidak ada komentar: