03 Agustus 2012

Harga Setetes Air

“Sesuatu yang paling menyedihkan di dalam hidupku adalah ketika aku menemukan bahwa rakyat dapat memperoleh kemerdekaannya dari kolonialisme, tetapi menemukan diri mereka ternyata tidak bebas”. (Joshua Nkomo) SERIBUAN ilmuan pada tahun 2006 lalu telah mempresentasikan kesimpulan dari sebuah diskusi yang membahas masalah air di negara Belgia. Mereka resah tentang ketersediaan air untuk manusia di masa depan. Earth Policy Instiutute menyebutkan, bahwa harga air di beberapa negara di dunia saat ini terus meningkat. Hal ini dipicu oleh tingginya kebutuhan masyarakat terhadap air yang tidak berbanding lurus dengan ketersediaan yang ada. Sebagai contoh di Amerika Serikat (USA) harga air rata-rata naik sebesar 27 %, di Inggris naik 32 %, Australia naik 45 %, Afrika Selatan naik 50 %, di Kanada naik 58 % dan di Tunisia air yang digunakan untuk irigasi naik 4 kali lipat selama 10 tahun terakhir. Bagaimana di Indonesia? Di negara yang katanya gemah ripah loh jiinawi ini, kebutuhan akan air juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Contoh sederhana adalah terus meningkatnya permintaan masyarakat untuk dilayani oleh juragan air perusahaan pelayanan air minum. Masih untung, Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak laut, danau dan sungai-sungai besar yang airnya bisa dimanfaatkan untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Meskipun pada kenyataannya, si juragan air belum juga mampu memberikan pelayanan hingga ke rumah-rumah masyarakat. Alasan klasik yang dikemukakan adalah fasilitas dan minimnya anggaran. Namun, alasan seperti itu sudah ada sejak jaman Tok Lehok. Kalaupun pelayanan lancar, namun jeritan selalu merugi langsung membahana memekakkan telinga rakyat kecil. Apa jadinya jika sebuah negeri sudah tak mampu lagi menyediakan air bersih untuk rakyatnya. Tanya saja sama rumput yang sudah enggan bergoyang di negeri ini.(***)

Tidak ada komentar: