22 Februari 2013

Sapu Tangan

“The style is the man. Gaya adalah ciri orangnya”. (Penulis) SEMUA orang mengenal sapu tangan yang biasanya berfungsi sebagai penyeka peluh atau bahkan sebagai tanda cinta kepada pasangannya. Benda ini seenarnya sudah disebut dalam syair karya Catulus (85-87 SM). Di zaman itu, sapu tangan dibuat dari anyaman rumput. Tetapi memasuki abad pertengahan Masehi, barulah sapu tangan dibuat dari jalinan kain linen. Hanya golongan masyarakat kelas atas yang sanggup memilikinya. Memasuki abad 14, masyarakat Eropa mulai menempatkan sapu tangan sebagai bagian dari gaya busana. Terutama di Italia, tempat pertama kali sapu tangan muncul dari seorang wanita Vanesia, yang memotong-motong rami berbentuk bujur sangkar dan menghiasinya dengan renda-renda. Fungsi sapu tangan bertambah sebagai alat bertutur sapa masyarakat kelas atas dengan cara melambai-lambaikannya, hingga ke gedung teater untuk memberikan sambutan hangat kepada pemainnya. Dari Italia, sapu tangan kemudian menyebar ke seantero Perancis. Para bangsawan di bawah Raja Henry II memiliki andil besar dalam penyebarannya. Saat itu sudah berbahan dasar mahal yang dibordir cantik sehingga menjadi barang mewah. Ketika pada abad 17 diperkenalkan cerutu, maka fungsi sapu tangan menjadi sangat penting. Menghisap cerutu adalah kelas kalangan atas yang elegan, namun kerap meninggalkan noda kecoklatan pada hidung karena nokotin serta mengganggu penampilan. Pada abad 18 di Versailes, suatu hari Maria Antoinette menyatakan, bahwa sapu tangan berbentuk bujur sangkar lebih tepat dan lebih mudah dibawa kemana-mana. Bahkan Raja Louis XVI sampai harus mengeluarkan peraturan tentang ukurannya bagi semua sapu tangan yang dibuat di lingkungan istananya. Pada abad 19, sapu tangan sudah sampai di Jerman, namun hanya beredar di kalangan bangsawan dan keturunan kerajaan. Saat itu, sapu tangan juga menjadi hadiah umum dari pria yang sedang menaruh hati seorang wanita, atau sebaliknya. Nah, sekarang sapu tangan telah menjadi sarana komunikasi yang menarik. Meletakkan sapu tangan di pipi kiri berarti, aku cinta padamu. Jika disambut dengan menempelkannya di pipi kanan, berarti mengiyakan dan sebaliknya di pipi kiri adalah penolakan. Arti lain, jika diletakkan di bahu kiri, berarti ikuti aku. Jika seorang wanita meletakkannya di bibir sambil menatap anda, berbahagialah. Berarti dia ingin mengajak berkenalan. Tapi, kini sapu tangan sudah digeser oleh tisu kertas yang lebih praktis dan higienis tapi tak ramah ingkungan karena suka dibuang di sembarang tempat setelah dipakai untuk mengusap peluh, noda hingga bersin. Sementara itu, sapu tangan tidak pernah dibuang di sembarang tempat sekalipun telah digunakan.(***)

Tidak ada komentar: