13 Maret 2014

MERRY CHRISTMAS

“SMS hanyalah alat. Merugikan atau menguntungkan, bergantung kepada manusia yang memanfaatkannya”. (Penulis) SMS PERTAMA kali dikirim pada 3 Desember 1992 oleh Neil Papworth, seorang insinyur Inggris yang kala itu masih berusia 22 tahun dari komputernya. SMS itu dikirim ke ponsel Orbitel 901 milik Richard Jarvis, dari Vodafone. Tentu saja SMS itu tidak dibalas, karena saat itu belum ada cara mengirim SMS dari ponsel. Hingga akhirnya Nokia mempeloporinya pada tahun 1993. Tahukah Anda apa tulisan SMS pertama di dunia itu? Ternyata Neil Papworth menulis kata ucapan “Merry Christimas” kepada Richard Jarvis. Akhirnya sejarah mencatat, bahwa Merry Christimas adalah tulisan atau kalimat pertama yang dikirim vis SMS. Awalnya, SMS itu gratis, dan hanya bisa dikirim oleh orang-orang yang ada di jaringan yang sama. Namun pada tahun 1994, Vodafone salah satu dari dua jaringan mobile di Inggris saat itu, meluncurkan system pemberitahuan harga saham. Selanjutnya SMS berkembang dengan kedatangan Tegic (atau T9) pada tahun 1995, sebuah program yang menciptakan “prediksi” teks. Komersialisasi SMS pun muncul. Operator selurer menyadari bisa menghasilkan uang melalui SMS, apalagi pengguna SMS dari waktu ke waktu terus meningkat drastic. Februasi 2001, Inggris telah mengirimkan satu miliar teks per bulan, dengan standar biaya 10 Pence (uang koin) per teks. Yang artinya telah sukses mengeruk duit sekitar 100 juta Pounsterling per bulan. Data untuk sebuah SMS pendek hanya 128 byte. Biaya yang dibebankan per byte pun menjadi standar. Akhirnya “Bahasa Teks” pun mulai muncul dengan cepat karena keterbatasan hanya 160 karakter. Maka, singkatan kata seperti “l8r” pun muncul untuk menyebut letter, atau “b4” untuk menyebut kata “before”. Umumnya bahasa teks popular digunakan oleh kalangan pelajar dan remaja, yang dampaknya membingungkan orang-orang dewasa. Orang-orang dewasa menganggap anak-anak telah kehilangan kemampuan mengeja kata dengan baik dan benar. Seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi, kini keberadaan internet telah mengancam keberadaan SMS via selurer. Para operator terpaksa menurunkan harga layanan SMS. Apalagi chatting lebih murah meriah. Sonera, operator selurer di Finlandia melaporkan, jumlah teks yang dikirim pada malam Natal tahun 2013 lalu sebanyak 8,5 juta. Angka ini turun dari 10,9 juta di tahun sebelumnya. Di Hongkong, pesan Natal turun sebesar 14 persen. Namun telah membawa keuntungan lebih dari US$ 1 Triliun selama tujuh tahun kedepan. Karena digunakan untuk layanan mobile banking di Afrika dan India, maupun untuk amal dan donasi politik. Bahkan, di ajang pencarian bakat pun memakai polling SMS. (*)

Tidak ada komentar: