02 November 2011

Semangkuk Nasi Putih

PADA suatu senja, seorang pemuda yang kelihatannya seperti seorang mahasiswa berjalan mondar mandir di depan sebuah rumah makan cepat saji di kota metropolitan. Menunggu sampai tamu rumah makan agak sepi, dengan sifat yang segan dan malu-malu dia masuk ke dalamnya. Dia minta disajikan semangkuk nasi putih.
Suami istri pemilik rumah makan, memperhatikan pemuda yang hanya meminta semangkuk nasi putih dan tidak memesan lauk apapun. Tapi semangkuk penuh nasi putih untuk pemuda itu tetap dihidangkan. Pemuda itu berkata dengan pelan agar nasi putihnya disiram dengan sedikit kuah sayur di atasnya. Pemilik rumah makan itu berkata sambil tersenyum , "Ambil saja apa yang engkau suka, tidak perlu bayar !"
Sebelum habis makan, pemuda ini memesan semangkuk lagi nasi putih dan kuah sayur gratis untuk dibawa pulang untuk dibawa ke sekolah besok sebagai makan siang.
Mendengar perkataan pemuda ini, pemilik rumah makan berpikir pemuda ini tentu dari keluarga miskin di luar kota. Demi menuntut ilmu dia datang ke kota, mencari uang sendiri untuk sekolah, dan kesulitan dalam keuangan itu sudah pasti. Berpikir seperti itu, pemilik rumah makan lalu menaruh sepotong daging dan sebutir telur disembunyikan dibawah nasi dan membungkusnya. Sepintas terlihat hanya sebungkus nasi putih saja dan memberikan kepada pemuda ini.
Isteri pemilik rumah makan sederhana itu mengetahui suaminya sedang membantu pemuda ini. Tapi dia tidak mengerti mengapa daging dan telurnya disembunyikan di bawah nasi? Suaminya kemudian membisikinya.
"Jika pemuda ini melihat kita menaruh lauk di nasinya dia tentu akan merasa bahwa kita bersedekah kepadanya. Harga dirinya pasti akan tersinggung dan lain kali dia tidak akan datang lagi. Jika dia pergi ke tempat lain hanya membeli semangkuk nasi putih, mana ada gizi untuk bersekolah,” ujarnya tulus.
"Engkau memang suamiku yang baik hati. Sudah menolong orang, masih juga menjaga harga dirinya,” kata isterinya.
"Jika saya tidak baik, apakah engkau akan menjadi istriku..” jawab suaminya.
Sepasang suami istri muda ini merasa gembira dapat membantu orang lain.
Pemuda ini pamit untuk pulang kepada mereka setelah mengucapkan terima kasih. Ketika dia mengambil bungkusan nasinya, pemuda ini membalikan badan dengan tatapan mata penuh rasa teria kasih.
"Besok singgah lagi, ya. Engkau harus tetap bersemangat !" kata pemilik rumah makan itu sambil melambaikan tangan, dalam perkataannya bermaksud mengundang pemuda ini besok jangan segan-segan datang lagi.
Sepasang mata pemuda ini berkaca-kaca terharu, mulai saat itu setiap sore pemuda ini singgah ke rumah makan mereka. Seperti biasa setiap hari hanya memakan semangkuk nasi putih dan membawa pulang sebungkus untuk bekal keesokan hari. Sudah pasti nasi yang dibawa pulang setiap hari terdapat lauk berbeda yang tersembunyi setiap harinya hingga pemuda ini tamat. Setelah 20 tahun berlalu pemuda ini tidak pernah muncul lagi ke rumah makan itu.

* * * * *
PADA suatu hari, ketika suami ini sudah berumur 50 tahun lebih, pemerintah melayangkan sebuah surat bahwa rumah makan mereka harus digusur. Mereka terancam kehilangan mata pencaharian dan langsung ingat anak-anaknya yang masih membutuhkan biaya sekolah. Suami isteri ini hanya bisa berpelukan menangis dengan panik. Pada saat itu pula, masuklah seorang pemuda yang memakai pakaian bermerek. Kelihatannya seperti seorang direktur dari sebuah kantor bonafid.
"Apa kabar? Perkenalkan, saya adalah wakil direktur dari sebuah perusahaan, dan saya diperintah oleh bos kami mengundang kalian membuka kantin di perusahaannya. Perusahaan kami telah menyediakan semuanya. Kalian hanya perlu membawa koki dan keahlian memasak kalian kesana. Keuntungannya akan dibagi 2 dengan perusahaan,” katanya.
"Siapakah direktur diperusahaan kamu? Mengapa begitu baik terhadap kami?" sepasang suami istri ini bertanya-tanya.
"Kalian adalah penolong dan kawan baik bos kami yang sangat suka makan telur dan dendeng buatan kalian. Hanya itu yang saya tahu. Yang lain setelah kalian bertemu dengannya dapat bertanya langsung kepadanya”.

*****
AKHIRNYA, pemuda yang hanya memakan semangkuk nasi putih ini muncul. Setelah bersusah payah selama 20 tahun akhirnya pemuda ini dapat membangun kerajaaan bisnisnya dan sekarang menjadi seorang direktur yang sukses.
Dia merasa kesuksesan pada saat ini adalah berkat bantuan sepasang suami isteri ini. Jika mereka tidak membantunya dia tidak mungkin akan dapat menyelesaikan kuliahnya dan menjadi sesukses sekarang.
Setelah berbincang-bincang, suami istri ini pamit hendak meninggalkan kantornya. pemuda ini berdiri dari kursi direkturnya dan dengan membungkuk dalam-dalam berkata kepada mereka :
"Bersemangat ya ! Di kemudian hari perusahaan tergantung kepada kalian, sampai bertemu besok !"
Kebaikan hati dan balas budi selamanya dalam kehidupan manusia adalah suatu perbuatan indah dan yang paling mengharukan. (Based on True story)

Tidak ada komentar: