30 April 2008

Layang-Layang

LayangBANGSA yang pertama kali memperkenalkan layang-layang adalah China, ketika ingin mengelabuhi tentara Jepang musuhnya. Caranya dengan menaikkan sebuah benda melayang ukuran besar dibantu angin, (kemudian dikenal dengan nama layang-layang), ke udara di atas benteng pertahanan Jepang. Tujuannya untuk menarik perhatian musuh supaya buyar konsentrasinya. Usaha pasukan China ternyata sukses, karena layang-layang pada saat itu masih asing, aneh dan baru pertama kali dilihat oleh pasukan Jepang. Semua pasukan Nipon mendongakkan kepalanya ke atas seperti terhipnotis ilmu sihir yang paling sakti mandraguna. Saat itulah, pasukan China tidak ingin mensia-siakan kesempatan dan menyerang tentara Jepang yang sedang terkelabuhi oleh muslihat layang-layang. Bisa ditebak, tentara China menang besar dan menguasai benteng pertahanan itu dengan mudah dan murah.
Dalam perkembangannya, layang-layang telah menimbulkan masalah, meresahkan, mengganggu ketertiban umum bahkan telah merenggut korban jiwa. Masyarakat pun mendesak pemerintah untuk melakukan penertiban dan melarang main layang-layang di tempat-tempat ramai. Sekarang, bagaimana kalau anak anda merengek-rengek minta layang-layang, apa yang akan Anda lakukan? Kebanyakan dari kita akan menggelandangnya ke toko terdekat dan membelikannya, karena mudah, murah dan praktis. Padahal menurut banyak para ahli mendidik anak, cara itu dianggap sangat tidak bijaksana sama sekali. Akan lebih baik jika mengajak si anak bersama-sama ke samping rumah, mencari bilah bambu, merautnya hingga menjadi sebuah layang-layang siap terbang. Si anak akan mendapatkan sebuah pengalaman kreatif baru yang sangat berharga. Sederhana, tetapi pengaruh psikologisnya hebat. Tentunya diriringi dengan pesan agar tidak memainkannya di jalar-jalan umum.

Tidak ada komentar: