17 Agustus 2011

Nama Baik

“Apa yang dikatakan orang mengenai diri Anda di belakang Anda, adalah perihal nama baik dan reputasi Anda di dalam pergaulan”. (Ad Howe)

JOSEPH Hall dan Oscar Wilde mengatakan, bahwa nama baik yang rusak dapat saja diperbaiki, tetapi dunia akan selalu melihat titik di mana nama baik itu pernah rusak. Karena di dunia ini tidak ada orang yang cukup kaya untuk mampu membeli nama baik.
Baiklah, saya ingin bercerita tentang sebuah kisah nyata di negeri yang aneh dan konon amat lucu ini, yang ada kaitannya dengan nama baik. Bagi saya, cerita ini amat menggelikan. Bambang Harimurti dari Dewan Pers bercerita tentang seorang kepala daerah yang tersandung sebuah kasus korupsi hingga kemudian menjadi pemberitaan gencar di media massa.
Dalam proses persidangan yang panjang dan terus dipantau media massa, akhirnya kepala daerah itu oleh pengadilan dinyatakan bersalah dan dipidana dengan hukuman penjara selama 8 tahun, serta denda. Ganjaran yang diberikan kepadanya sudah incrah alias berkekuatan hukum tetap. Mau tak mau, kepala daerah itu pun harus meringkuk di balik bui guna mempertanggungjawabkan perbuatannya. Hari-harinya diisi dengan kekosongan. Menjelang tidur, matanya nanar, kepalanya berbantalkan lengan sambil menghitung atap, rutin dilakukannya hampir setiap malam. Makanan penjara dirasanya pahit. Lantai bui terasa dingin menyengat sumsum.
Entah bagaimana ceritanya, pada suatu hari, kepala daerah korup itu kemudian membuat laporan ke Polisi. Dia melaporkan salah satu media massa yang selama ini gencar memberitakannya, sehingga dia merasa nama baiknya tercemar dengan tuduhan pencemaran nama baik.
Bisa ditebak, banyak orang yang tercengang dan bertanya-tanya. Mengingat nama baiknya sudah hancur lebur akibat korupsi yang dilakukannya. Tapi, ternyata dia ngotot merasa masih memiliki nama baik. Nama baik yang mana lagi, ya.

Tidak ada komentar: