23 Juni 2010

Hilangnya Rasa Cinta

“Seorang pengecut tidak akan mampu menujukkan rasa cintanya. Karena kemampuan itu hanya dimiliki oleh orang-orang yang berani”.(Mahatma Gandhi)

KATANYA, Taufiq Ismail pernah membuat puisi yang berjudul “Aku Malu Jadi Orang Indonesia”, setelah melihat ada manusia Indonesia yang berlaku brutal, anarkis, tidak ramah, terlalu mudah menyakiti orang lain, bahkan tega membunuh. Saya jadi bertanya-tanya, kok bisa-bisanya bangsa yang katanya menganut nilai-nilai budaya timur ini berubah seperti monster.
Nah, Muhtar Lubis dalam bukunya, “Manusia Indonesia”, terbitan tahun 1978 menggambarkan bahwa manusia Indonesia itu terkenal sebagai pengkhianat, suka ingkar janji dan tidak setia kawan. Walaupun di dalam buku itu pula, digambarkan manusia Indonesia itu dikenal kelembutan dan keramahtamahannya. Munculah pertanyaan: Ada Apa Dengan Kita?
Faktanya memang ada manusia Indonesia yang bersikap tanpa memperlihatkan karakter ramah terhadap tamu, bersahabat, cinta damai, suka menolong, senang bekerja keras, cinta kebersihan, bergotong royong, rajin ibadah, rajin mandi, murah senyum, baik hati, tidak sombong dan rajin menabung.
Masih menurut saya yang bodoh ini, semua bentuk sikap dan karakter keburukan yang ditampilkan itu disebabkan oleh karena hilangnya rasa cinta, rasa rindu, dan rasa sayang. Jika rasa cinta, rindu dan sayang itu tidak hilang, maka tak akan ada perang anta kampung, perang etnis, perang agama, perang antar supporter, fitnah, demonstrasi anarkis, pengerusakan fasilitas umum, dan tentunya tidak ada koruptor, penjilat dan pengemplang duit rakyat. Indonesia akan menjadi negara yang nyaman, jika seluruh penghuninya memiliki rasa cita, rindu dan sayang.(***)

Tidak ada komentar: