07 Agustus 2010

B a n j i r

“Pemerintahan ibarat bejana. Dari atas hingga ke bawah banyak kebocorannya”.(James Reston)

SESUNGGUHNYA, rakyat Indonesia bukan hanya ketiban musibah banjir air akibat sungai-sungai meluap dan laut marah. Rakyat di negeri ini sesungguhnya sudah kenyang dengan beraneka macam banjir.
Adalah banjir janji, ketika musim kampanye, rakyat dijejali dengan janji-janji manis tentang mimpi indah kesejahteraan yang semuanya itu adalah isapan jempol belaka. Banjir kata-kata, ketika rakyat disuguhi kalimat-kalimat indah yang dituangkan dalam slogan, dan motto yang semuanya adalah semu. Banjir air mata, ketika rakyat dihadapkan kepada biaya sekolah, biaya berobat, harga-harga kebutuhan pokok mencekik leher. Banjir demonstarasi ketika para buruh, mahasiswa dan orang-orang tertindas memberontak. Banjir barang impor dari negeri tetangga, ketika rakyat lebih memilih harga, mudah didapat dan lebih berkualitas. Banjir gelandangan dan pengemis (gepeng) yang mewarnai hampir setiap lampu merah kota besar. Rakyat dibanjiri koruptor, yang seolah telah membudaya di negeri ini dan jarang sekali pelakunya tersentuh oleh hukum. Banjir maling, yang dibuktikan dengan mendominasinya kasus pencurian di seluruh Indonesia setiap tahunnya.
Banjir pengangguran, ketika rakyat susah dapat lapangan kerja. Banjir wanita tuna susila (WTS) di tempat-tempat prostitusi, baik yang terang-terangan maupun yang tertutup. Banjir makian, ketika orang sangat mudah mengumpat dan mendamprat seperti yang sempat dirpaktekkan oleh para anggota DPR yang katanya terhormat. Banjir orang bodoh, karena banyaknya orang tak bisa sekolah akibat tingginya biaya pendidikan. Banjir orang tertindas, karena hukum ibarat pisau yang hanya tajam ke bawah, tapi tumpul ke atas. Banjir orang sakit, karena banyak orang miskin yang tidak mampu berobat ke rumah sakit dan memilih berobat ke dukun. Banjir film atau sinetron-sinetron kelas rendahan yang banyak menghiasi televise swasta nasional. Banjir kekerasan ketika orang dengan mudah membunuh, melukai dan mencelakai orang lain seperti digambarkan para supporter sepak bola Indonesia. Banjir sampah, karena minimnya tempat pembuangan sampah. Banjir tawuran pelajar akibat salah asuh. Banjir apalagi?(***)

Tidak ada komentar: